Monday 29 April 2019

Konservasi Kertas

| |




Bagian dari Konservasi Cagar Budaya


 
Bersama teman-teman Blogger

Jum’at, 26 April 2019, Balai Konservasi Cagar dan Budaya mengadakan serangkaian acara workshop, salah satunya adalah workshop konservasi kertas dan buku. Acara ini diadakan di Balai Konservasi Cagar Budaya, letaknya di belakang museum Fatahillah, Kota Tua Jakarta.

Saya yang terlambat datang karena harus menyelesaikan kewajiban mengajar, ketinggalan satu materi pertama tentang teori konservasi kertas dan buku. Materi kedua yang bisa saya ikuti hampir setengahnya membahas tentang Teknik konservasi, sebelum kami “digiring” ke laboratorium untuk mempraktekkan cara melindungi kertas dari kerusakan. Baik dalam rangka mencegah (preventif) agar kertas tidak mengalami kerusakan, maupun memperbaiki (kuratif) kertas yang sudah mengalami berbagai ujian dan cobaan selama mereka berperan sebagai penyimpan ilmu pengetahuan.

Untuk tindakan kuratif, Ibu Ellis (dari Perpusnas) menerangkan beberapa cara agar koleksi buku yang kita miliki tetap dalam kondisi baik, diantaranya:

1.    Menjaga buku dari kelembapan udara yang terlalu tinggi. Kandungan air di udara sekitar koleksi buku dapat membuat kertas mudah rapuh dan rusak.

2.    Membasmi serangga yang mungkin akan memakan atau menghancurkan koleksi. Serangga yang sering berbuat demikian diantaranya adalah kutu buku, teter, rayap, atau ngengat.

3.    Meletakkan buku di rak dengan baik dan benar, tidak terlalu padat dan berada di ruang dengan suhu normal.

4.    Hindarkan koleksi buku dari cahaya yang terlalu kuat dan segala sesuatu yang bersifat asam karena dapat merusak buku. Baik menjadikan kertas berubah warna atau bahkan memudarkan tinta.

Proses deasidifikasi

Proses pembuatan lem CMC

Proses bleaching dengan larutan PK



Hasil laminasi dikeringkan di atas kain blacu

Jika sudah terlanjur rusak, koleksi masih bisa diperbaiki dengan beberapa Teknik berikut:

1.    Bleaching

Yaitu upaya membersihkan kertas dari noda jamur, noda pulau, atau noda akibat kontaminasi zat asam. Cara membersihkannya, kertas bernoda direndam (dengan dilapisi kasa/kain strimin untuk mencegahnya larut dalam air) menggunakan larutan Kalium Permanganat atau biasa disebut PK dengan konsentrasi 0,5-5% dalam air selama 30 menit. Setelah itu kertas dicuci dengan air bersih selama 5-10 menit. Kemudian direndam lagi dalam larutan Natrium bikarbonat untuk proses deasidifikasi selama 30 menit – 1 jam. Baru kemudian dikeringkan dengan dingain-anginkan dan jangan biarkan terkena sinar matahari langsung.

2.    Mending

Kertas yang selesai mengalami proses bleaching biasanya terkoyak atau bahkan ada bagian yang hilang. Untuk itu, perlu dikalukan manding  yang berfungsi menyambung dan menambal bagian kertas. Kasa/tisu jepang yang digunakan adalah jenis RK 28, sayang bahan ini tidak dijual bebas di Indonesia. Para konservator itu perlu mengimpor kasa jenis tersebut langsung dari jepang.

Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam proses manding,untuk menambal bagian kertas yang hilang, setelah dibentuk pola sesuai bentuk koyak, jangan gunakan gunting untuk membentuk pola. Ckup sobek pelan-pelan agar serat kasa keluar dan nanti akan sangat membantu dalam proses perekatan ketika bercampur dengan lem.

3.    Laminasi

Laminasi adalah proses pelapisan dua permukaan kertas dengan bahan penguat, proses melapisi kertas yang sudah disambung dan ditambal agar semakin kuat, tidak mudah robek dan menjaga keutuhan kertas yang sudah diperbaiki. Langkah ini dilakukan dengan cara melapiskan kasa yang lebih tipis dan kain strimin di kedua sisi kertas, kemudian menyapukan lem secara merata ke seluruh permukaan kertas. Setelah itu, kain strimin perlahan dilepas dan kertas dikeringkan di atas kain blacu agar proses pengeringan berjalan sempurna.

Lem yang digunakan dalam proses menyambung, menambal, dan melaminasi kertas adalah lem yang dibuat dari campuran CMC + air. Dengan perbandingan 1 sdm CMC dengan 150 ml air dan diblender bersamaan, hasilnya adalah lem kental untuk proses menyambung dan menambal. Sedangkan untuk laminasi, kita mmebutuhkan lem encer yang dibuat dari campuran 1 sdm CMC dengan 450 ml air yang diblender selama sekitar 3 menit.

Bahan baku lem CMC adalah bubuk CMC yang mudah diperoleh di took bahan bangunan atau bahan kue. Bubuk ini biasanya juga digunakan sebagai campuran es krim atau gelato.

4.    Lining

Lining adalah proses pelapisan satu permukaan kertas  (kosong) dengan bahan penguat. Sayang proses ini tidak dipraktikkan dengan jelas karena keterbatasan waktu.

5.    Enkapsulasi

 Enkapsulasi adalah proses pelapisan lembaran kertas menggunakan bahan pelindung dari kerusakan yang bersifat fisik. Merupakan proses untuk memperbaiki dokumen penting seperti buku, ijazah, sertifikat, atau piagam. Langkah dalam proses ini juga tidak dapat dipraktikkan oleh para pemateri karena keterbatasan waktu.

Beberapa tindakan kuratif diatas hanya dapat diberlakukan pada naskah atau buku yang dicetak menggunakan tinta permanen. Artinya, untuk dokumen yang dibuat secara manual misalnya tulisan tangan dan tinta basah, tidak dapat dilakukan bleaching karena mungkin tinta akan menghilang. tapi untuk deasidifikasi dapat digunakan dengan bahan kering.

Sebelum sesi praktik di laboratorium konservasi berakhir, Pak Aris mengajarkan cara membuat book box yang berfungsi menjaga buku di dalam kotak yang aman, atau bisa juga digunakan untuk fumigasi jika koleksi diserang oleh serangga.

Semoga ada kesempatan lain untuk belajar lebih baik lagi mengenai Teknik konservasi berbagai macam koleksi yang kita miliki. Bagaimanapun, mencegah harusnya lebih mudah dari mengobati. Maka jangan sia-siakan kesempatan untuk merawat dan menjaga koleksi di rumah, sebelum harus mengonservasi koleksi tersebut dengan cara yang rumit dan menghabiskan waktu.

Namun jika koleksi tersebut cukup berharga, maka seberapapun waktu dan biaya yang harus dikorbankan akan sebanding dengan hasilnya. Hanya orang-orang yang sabar dan tekun mampu menyelesaikan proses konservasi buku dan kertas dengan baik. Maka jika anda mengenal atau memiliki seseorang yang paham dengan betapa sulitnya memperbaiki sesuatu yang sudah rusak, bisa dipastikan dia akan mampu menjaga sesuatu yang dimilikinya dengan sangat baik.



*Loh?

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Blogger templates

Blogroll

About

Search This Blog

Powered by Blogger.
 

Designed by: Compartidísimo
Images by: DeliciousScraps©