Penggemar kuliner
dan jajanan sederhana pasti tidak asing. Di Jawa Timur, hampir setiap jalan di
kota mudah menemukan pejual pentol. Ada pentol puyuh, pentol tahu, juga somay
yang dijajakan menggunakan kotak kayu di belakang sepeda/motor. Di tengah kotak
tersebut terdapat panci, panas. Otomatis dibawahnya dipasang kompor dan gas
untuk menjaga suhu pentol tetap panas.
Sementara di Jakarta,
Bogor, Depok, Bekasi, Tangerang, dan sekitarnya sering terdapat abang penjual
cilok mangkal, atau keliling kampung. Harga paling umum adalah Rp.1000/butir,
bisa ditambah saus kacang, saus tomat, kecap, dan sambal. Gerobak kecil tempat
menjajakn cilok juga dipasang panci panas, sama seperti penjual pentol.
Lain cilok, lain
pentol, lain pula bakso. Makanan ini disajikan lebih lengkap, beserta kuah,
mie, daun bawang, seledri, bahkan tahu dan kadang pangsit goreng lengkap dengan
bawang goreng sebagai taburan. Dimakan saat hujan atau malam menjelang, ditambah
sambal, saus dan kecap, ah siapa yang mampu menolak?
Beberapa waktu
terakhir ini saat berkunjung ke tempat wisata, saya sering menemui stand penjual
pentol setan. Satu kuali besar pentol dimasak campur dengan entah berapa kilogram
cabe rawit dan merah, sehingga menerbitkan air liur siapapun yang memandangnya,
apalagi didukung dengan aromanya yang menggoda selera.
Pesona jajanan
berbentuk bulat kecil ini memang seolah tak pernah pudar. Di kota, desa, bahkan
mall dan perkampungan, penjualnya seperti tidak kehabisan pembeli. Secara bentuk,
tidak ada perbedaan signifikan antara ketiganya. Namun soal rasa, tentu saja
jauh berbeda. Apa yang membuat ketiganya berbeda? Setidaknya ada 3 hal yang
membuatnya berbeda:
1. Pentol
dibuat dari campuran terigu, tapioca dan sedikit sekali daging, bisa daging sapi
atau ayam. Komposisi tepung terigu yang dominan membuatnya tidak terlalu
kenyal, campuran daging mendukung rasa gurih dan nikmat. Apalagi ditambah
dengan isian telur puyuh, semakin nikmat rasanya. Ketika dimasukkan dalam
potongan tahu juga nikmat, dicampur dengan saus sambal, kacang, dan kecap, bisa
meredakan lapar sekaligus menunda makan berat.
2. Cilok
dibuat dari campuran tapioca, sagu, dan sedikit terigu. Komposisi sagud an tapioca
yang dominan membuat tekstur cilok cenderung lebih kenyal dan alot daripada
pentol. Namun karena ini adalah jajanan yang banyak beredar di tanah sunda, Jakarta
dan sekitarnya, tetap memiliki tempat istimewa di hati penggemarnya
3. Bakso,
dibuat dari campuran terigu, sedikit tapioca, es batu, daging, dan bumbu. Setiap
orang Indonesia pasti tidak asing dengan makanan ini. bahkan sudah terkenal di
luar negeri, disebut meatball.karena bentuknya yang menyerupai bola. Bahkan
makanan ini banyak diolah kemudian dibekukan agar dapat disimpan dalam waktu
lama. Saat ini muncul banyak varian bakso, ada yang diisi keju, telur,
berbentuk besar, tanda cinta, kotak, dan sebagainya.
Selain direbus,
kemudian dikukus sebelum menikmatinya bersama berbagai macam saus, pentol atau
bakso juga bisa dibakar bersama bumbu. Rasanya? Mirip, hanya bertambah nikmat
dengan sensasi asap.
Kalau kamu, suka
yang mana?
16 comments:
Aku Bakso dong kak
aku tim makan apa aja yang penting enak hehe.
Kak Sakifah sama-sama food lovers kayaknya nih ๐
Makanan favorit. Makanan rakyat yang sekalipun sederhana namun punya cita rasa tersendiri. Ehe...
Semua masuk lah, dasar doyan ya
Wah, cilok mah jualanku kalau di rumah๐, selain bahan2nya murmer, hasilnya juga banyak.
Aku suka semuaaaa...saya terima kalo ditawari semua ini mba ๐๐
baksooooo
Suka tiga tiga nyaaa ๐๐๐
Jadi pengen beli bakso kojek
dan akuhhh laperrrr doyan ke tiga-tiganya yummyyyy
Rasanya emang khasss bangettt
Suka semua gak ada salahnya kan Kak? ๐
Aku mau ciloknya
Saya penggemar semuanya wkwkwkwk
Suka semuanya mbak... wkwkwkwk jajan murah meriah mantul... ๐ฅฐ
Terimakasih sudah meningkatkan sedikit nafsu makanku yg hilang ๐
Post a Comment