Saturday 21 September 2019

Pernikahan Impian

| |




Apa yang kau harapkan dari pernikahan?
Berhentinya suara orang-orang yang sibuk bertanya kapan engkau menikah?

Satu gerbang kebahagiaan karena telah menemukan pasangan dan ikrar dalam upacara sakral?
Kehidupan yang harmonis, romantis, dan penuh canda tawa?
Atau pernikahan lebih layak disebut sebagai percobaan kehidupan surgawi di dunia?
Harapan itu boleh saja tampak sangat nyata. Namun fakta, tak berjalan berdasarkan khayalan semata.
Pernikahan adalah ibadah terpanjang dan terlama yang disyariatkan. Mulainya bisa kapan saja, namun tak ada yang bisa menentukan ujungnya. Apakah dipisahkan oleh kematian, atau keputusan. Apakah terjaga hingga bertahun-tahun kemudian, atau hanya hitungan bulan dan tahun menjadi bagian dari perjalanan kehidupan.
Tentu saja, hampir tak ada manusia yang berharap salah menikah. Cukup sekali seumur hidup, untuk selamanya. Namun kita manusia biasa, ada baiknya berkaca pada teladan-teladan sepanjang zaman.
Mulai dari pernikahan pertama, antara Adam dan Hawa, yang dikisahkan hubungan keduanya baik-baik saja. Namun setelah bertahun kemudian, anak-anak tumbuh dewasa, ada yang tega membunuh saudaranya. Orang tua mana yang rela darah dagingnya dibunuh? Namun pembunuhnya juga darah dagingnya yang lain. Apakah Adam dan Hawa bisa merasa baik-baik saja setelahnya?
Pernikahan utusan Allah yang lain: Nuh, Ayub, dan Luth. Adalah pribadi-pribadi shalih yang dikaruniai istri dan anak-anak. Namun ada saat dimana mereka diuji dengan istri-istri yang membangkang terhadap perintah Allah. Istri Nuh yang menolak mengikuti suaminya naik ke kapal. Istri Ayub yang tega meninggalkan suaminya dalam keadaan sakit parah. Juga istri Luth yang memilih meneruskan perbuatan bejat kaum soddom dibanding mengikuti jejak keshalihan suaminya.
Pernikahan manusia paling agung, Muhammad dan Khadijah, juga tak lepas dari ujian. Ketika pertama diangkat sebagai Nabi dan Rasul, betapa keras permusuhan dari keluarga dan kaum yang harus dihadapi keduanya. Ketika mereka dikaruniai putra dan putri dari pernikahan tersebut, satu per satu Allah mengambilnya kembali. Adakah yang lebih menyakitkan bagi orang tua dibanding menyaksikan kematian darag dagingnya sendiri?
Pun pernikahan Rasulullah dengan istrinya yang lain, sepeninggal Khadijah. Aisyah pernah difitnah berbuat maksiyat dengan salah satu sahabat dalam perjalanan kembali ke Madinah sepulang dari perang. Dengan istrinya yang lain, Rasulullah harus mampu bersikap adil dan tidak menyakiti hati satupun dari mereka.
Berapa banyak sumber menceritakan bahwa pernikahan para Nabi dan Rasul saja diuji, bagaimana dengan pernikahan kita?
Jika ada diantara kita yang ingin menjalani pernikahan tanpa ujian, maka sebaiknya jangan pernah menikah. Karena menikah tanpa ujian, adalah ketidakmungkinan yang mustahil jadi nyata.
Pernikahan impian, bukanlah pernikahan tanpa ujian. Bukanlah kehidupan rumah tangga tanpa kesulitan. Bagaimanapun, masalah, kesulitan, ujian, dan segala bentuk ketidaknyamanan dalam kehidupan pernikahan adalah sebuah keniscayaan kehidupan. Tak seorangpun mampu menolak, apalagi menghindari.
Pernikahan impian, adalah pernikahan dengan alasan yang kuat antara dua insan, untuk kemudian saling melengkapi dan menyempurnakan iman. Semoga kita sepakat.

13 comments:

Hana said...

Yang terakhir, tentu saja saya sepakat. Semoga para jomlo segera dipertemukan dengan belahan jiwa yang sevisi meraih ridho Allah.

Sakif said...

Aamiin... Ya Rabb..🤲

Lia Anelia said...

Ya, pernikahan impian adalah pengikat dua keluarga besar, lewat penyatuan dua insan yang saling menghebatkan ketaatan dan keimananNya kepada Allah Swt. Karena menikah, tidak sekedar kamu dan aku menjadi kita. Harus siap menjadi bagian dari keluarga baru, yang tentu saja akan berbeda dalam berbagai sudut pandang, kebiasaan, pengasuhan, etc etc. 😁

Reni Annora said...

Suka❤

Sakif said...

Kak Lee mantapp nihh

Kiletters said...

Masha Allah bagus kak, pernikahan impian bukan pernikahan tanpa ujian👍 pernikahan impianku bisa saling mencintai karena Allah supaya bisa berjodoh dunia akhirat, Aamiin. Hehe.

Renita Oktavia said...

Sebab pernikahan bukan hanya tentang gelak tawa dan suka cita belaka. Lebih dari itu. Kekecewaan dan kesedihan kadang menyelinap masuk tanpa kata.

https://heninyi.blogspot.com/2019/09/belajar-menulis-puisi.html said...

Wow...

FathinFar said...

Mohon maaf, buka klinik jodoh juga ngga nih? 😅😅

Sakif said...

Monmaap yang mau daftar cari jodoh tunggu Mimin nikah dulu yes...wkwkw

temansenja.com said...

padahal kisah2 itu bukan kisah baru lagi, kakak keren bisa dapet ide nulia dari kisah2 itu..

Rusmi said...

Menikah is emejing..☺

Rusmi said...

Menikah is emejing..☺

Post a Comment

Popular Posts

Blogger templates

Blogroll

About

Search This Blog

Powered by Blogger.
 

Designed by: Compartidísimo
Images by: DeliciousScraps©