Wednesday, 7 March 2018

Pertemuan Pertama Kopdar ODOP

| |

Apa yang biasanya dilakukan orang saat pertemuan pertama?
Survey membuktikan.....ya! Perkenalan.
Tapi bagiku tidak. Pada pertemuan pertama, yang kulakukan adalah menelpon. Hehe, iya. Serius. Aku menelpon rombongan dari Jakarta untuk memastikan posisi mereka.
Setelah berjalan sendiri di tengah keramaian jalan depan stasiun Lempuyangan, kutemukan mereka sedang menikmati makan malam. Alfian dengan ayam penyet, Lutfi dengan sotonya, Irene dengan nasi sambalnya, yang lain, entah memilih menu apa tadi. Piringnya bang ian dan bang Fadhli sudah bersih.
Pertama kali memastikan bahwa merekalah rombongan yang kucari, sejujurnya aku canggung. Mau ngobrolin apa ya? Akhirnya hanya ucapan salam dan langsung memilih tempat duduk jadi pilihan. Irene sedang asik ngobrol dengan teman kecilnya yang tinggal di Jogja. Sementara dengan rombongan cowok, kami terpisah di bangku berbeda. Agak jauh, sih. Jadi asik maen hape sendiri aja.
Mereka seramai di group. Meski tampak sama-sama sedikit canggung awalnya, kami berusaha saling mencair sehingga siapapun yang melihat, pasti mengira kami sudah saling kenal ribuan tahun yang lalu #lebay.
Padahal, ini adalah pertemuan pertama.
Mungkin benar, nada jiwa yang seirama membuat manusia saling mendekat, berkumpul, dan melakukan kegiatan yang sama. Mungkin itulah yang kami rasakan. Berawal dari hobi merangkai kata, bersua di dunia Maya, saling menyapa, akhirnya seperti saudara.
Ya, seperti saudara. Tak ada pertengkaran berarti di sepanjang perjalanan kami. Tak ada perselisihan yang melukai hati selama kebersamaan berhari-hari. Yang ada hanya bahagia, tertawa, merasa menemukan keluarga yang terpisah berabad lamanya. Ah, maaf jika aku terkesan mendramatisir semuanya.
Rasanya belum puas, atau mungkin tak akan pernah puas menikmati perjalanan bersama kalian. Aku tahu, perjalanan kalian sudah melelahkan sejak awal. Naik kereta dari Jakarta dan Bandung bukanlah jarak yang dekat. Tapi kalian tak tampak letih sama sekali malam itu. Seolah perjalanan baru saja akan dimulai.
Petualangan sebenarnya memang baru akan dimulai ketika kalian sampai di Jogja istimewa ini.
Rasanya ingin sekali mengucapkan, "Selamat datang di Jogja... Inilah kota budaya yang istimewa dan selalu berhasil menciptakan rindu pada pengunjungnya." Tapi kok keliatan norak, ya? Hehe... Akhirnya kalimat itu hanya menggantung di langit-langit kepala.

13 comments:

Wakhid Syamsudin said...

Ditunggu lanjutannya.

Sakif said...

Siap, om

Rumah Abu Abu said...

More kaak

Leska Tariyani said...

Ihir sukaa kak Saki :)

MEI PURPLE said...

Betullll, kangen Jogjaaaaa:'((((

Lutfi Yulianto said...

😜 yg soto mah mas pad :D aku ayam penyet mbak :D pengen kpdar lagi jadinya klo mbahas makan :D

Rusdi S.Pd said...

😍

Nychken Gilang said...

Ada lanjutannya ngga ? Belum ada akunya

Lisa Lestari said...

Kopdar oh kopdar

Alfianosekai said...

perasaan saya ga makan ayam penyet
ga suka pedes, suka yang asin2 mbak :D

Wiwid Nurwidayati said...

Senangnya bisa kopdar

Novia Anggraini ej said...

rasanya ku ingin ada disana huhu

Isnania said...

Membacanya membuat diri semakin rindu T_T
#padahalnggakikutjuga

Post a Comment

Popular Posts

Blogger templates

Blogroll

About

Search This Blog

Powered by Blogger.
 

Designed by: Compartidísimo
Images by: DeliciousScraps©