“Kak, tulisanmu itu masih kebanyakan ‘pengakuan’. Karakternya
kurang kuat. Gregetnya kurang dapet. Nulis yang bener napa!” Suara adikku di
seberang telepon membuat telingaku sontak berdiri.
Walaupun bank syariah di Indonesia sudah berdiri lebih dari dua
dekade, saya masih sering mendengar pertanyaan, “kenapa sih bunga bank itu
haram? Emang bunga bank sama dengan riba? Apanya yang sama sih? Perasaan beda
deh...”. sering, berarti tidak hanya sekali atau dua kali. Tapi berkali kali.
Mimpi indah, adalah ketika kita merasakan bayangan nyata yang
terasa sangat menyenangkan. Adakalanya bayangan itu benar-benar ada, meski tak
jarang hanya ilusi semata. Dan pagi ini, mimpi indah itu terasa kian nyata.
Merasa ngantuk
dan ingin tidur sebenarnya anugerah. Karena ada orang lain yang kesulitan untuk
memulai tidur, akibat kebiasaan, kondisi kesehatan yang kurang fit, atau
masalah lain yang sangat mungkin membuat seseorang merasa sulit tidur.
Kamis, 13 Oktober 2016 kemarin acara kirab pedagang dilaksanakan di
Pasar Bringharjo. Para pesertakirab
(arak-arakan) berkumpul di sebelah pasar Bringharjo sekitar waktu dhuhur. Apa tujuan
kirab ini?
Buat mbak-mbak yang
kemarin kebetulan berhenti tepat di depanku saat lampu menyala merah, maafkan
aku karena tak tau namamu. Tapi apa yang kau dan aku lakukan semoga menjadi
pelajaran bagi siapa saja yang sempat membaca tulisan ini.
“Ihh, lucunya... anak siapa ini?” Yani begitu excited melihat foto Amira menggendong seorang bayi. Kebiasaan Yani,
mengubek-ubek galery foto di HP sahabatnya tanpa permisi. Memang mereka sudah
bersahabat sejak SMA, sampai sekarang masih sering berjumpa setiap kali Amira
libur dan pulang ke rumah orang tuanya di daerah Tempel, ujung utara kota Jogja
yang istimewa.
Pernahkah
kau melihat bunga-bunga bermekaran di taman? Lalu disekitarnya puluhan bahkan
ratusan kupu terbang disekitarnya. Dan kini, kau tahu.. tidak hanya ratusan,
tapi ribuan kupu serasa terbang berkeliaran dalam perutku. Seru, geli,
membuncahkan sesuatu yang membuat perasaanku melambung, tinggi, terbang, begitu
jauh. Mungkin ribuan kupu itu menerbangkanku, oh, atau sekedar perasaanku saja?
“Masih ada waktu kak, sekitar seratus menit. Gimana? Kita kemana
enaknya?” Adik melirik arloji hitamnya. Aku masih diam, memikirkan rencana
kemarin yang belum kesampaian. Hari in iselesai semua urusan di kota sekitar
pukul sebelas, namun kami harus kembali sekitar jam 1 siang nanti.
Saat remaja sekarang sibuk
ngomongin awkarin dengan segala tingkahnya yang menggemparkan dunia maya, atau
sedang berfikir bagaimana caranya agar bisa terkenal mendadak seperti Anya
Geraldine, Irma yang masih remaja memilih jalan berbeda.
Kisah
ini benar-benar terjadi, sehingga Allah menilainya pantas diabadikan dalam Al
Quran yang mulia. Jika kita sebagai manusia biasa saja tidak suka menanggapi
orang yang terlalu banyak bertanya, bagaimana dengan Allah, sang pemilik
semesta?