Tuesday 31 May 2016

Surat Buat Hasna 23

| | 4 comments




“Besok kalau nikah, jangan sembarangan pilih suami.” Air wajahnya berubah serius.
Read more...

Thursday 26 May 2016

Surat Buat Hasna 22

| | 5 comments



Aku melongo. Mataku sampai lupa berkedip beberapa detik saat melihat apa yang kakak sodorkan di dekat tanganku. Sebundel amplop!
Read more...

Wednesday 25 May 2016

Surat Buat Hasna 21

| | 6 comments




Aku melangkah ragu, menyeberangi jalan setelah memarkir motor. Menuju mall yang dikatakan kakak. Entah dia benar-benar disana atau tidak. Terik matahari tak mengusik perhatianku meski harus berkeringat melangkah ditengah siang yang terik ini.
Read more...

Tuesday 24 May 2016

Surat Buat Hasna 20

| | 3 comments




Pagi membangunkanku tepat waktu. Alarm tak mengkhianati telinga. Ia berhasil membuat mata benar-benar terjada sebelum shubuh tiba. Kumatikan alarm itu, langsung bangun dan mengambil wudhu.

Read more...

Surat Buat Hasna 19

| | 3 comments




Sepi. Semoga itu berarti ia mengerti. Bahwa aku bukan bagian dari pengganggu rumah tangganya. Bahwa aku tak ingin mengusik keputusan mereka. Dan yang terpenting, aku tak ingin citra kakak runtuh dimatanya. Meski tak tahu masalah sebenarnya diantara mereka.

Read more...

Friday 20 May 2016

Surat Buat Hasna 18

| | 7 comments




Sampai di gerbang museum, kami belok kiri. Dua puluh meter kemudian, tepat di depan Monumen Sebelas Maret Syamsi berhenti dan tampak berbicara dengan seseorang. Aku mendekati mereka. Syamsi menyerahkan kamera pada lelaki di depannya.

“Risa, satu foto ngga papa ya?” Ia mengatakan itu saat aku sudah dekat.

“Hah, maksudnya?” Aku tak paham.
Read more...

Thursday 19 May 2016

Surat Buat Hasna 17

| | 8 comments



“Altar? Gereja?” ia mengernyitkan dahi tanda tak mengerti. Percayalah, sejelek apapun ia berusaha memasang tampang, tetap tampak begitu tampan dimataku. Astaghfirullah... aku sadar, ini kesekian kalinya mata dan otak gagal fokus. Apa efek puasa? Pasti bukan! ini kerjaan otak jahil.
Read more...

Wednesday 18 May 2016

Surat Buat Hasna 16

| | 16 comments



“Kenapa, ada apa?”

“Pilihin satu kaos dong... mana yang lebih bagus menurutmu?”

Read more...

Tuesday 17 May 2016

Surat Buat Hasna 15

| | 19 comments





Aku memilih duduk dibawah pohon beringin dekat shelter busway paling utara di jalan Malioboro. Berharap teduh dan angin segar disini, untuk melepas peluh. Sekaligus, akan mudah mengenali prang yang baru pertama kali akan kutemui. Lima menit menunggu, busway datang dan menurunkan penumpang. Aku mengamati wajah yang turun satu persatu. Membandingkan dengan foto yang ada di profil WA, berharap tak akan sulit mengenalinya. Meski aku tak begitu yakin, foto profil dengan aslinya, apakah selalu sama?

Read more...

Monday 16 May 2016

Surat Buat Hasna 14

| | 14 comments





Bahagia? Benarkah Rahman Bahagia?

Lalu bagaimana dengan dirinya? Bahagiakah dengan keputusan pisah?

 Kata-kata Rahman terus terngiang di kepalanya.

Read more...

Friday 13 May 2016

Surat buat Hasna 13

| | 4 comments


Finda tak peduli. Luka di hatinya lebih berdarah-darah. Pertemuan dengan Rahman tadi pagilah penyebab hatinya keruh siang ini.

Read more...

Thursday 12 May 2016

Surat Buat Hasna 12

| | 1 comments




 Yogyakarta, Ramadhan 1436 H

Ramadhan, bulan penuh berkah dan ampunan. Saat yang tepat bagi jiwa untuk mengharap keridhaan Tuhan. Mensucikan diri, beribadah sepenuh hati. Masjid selalu penuh jama’ah. Pasar sore digelar dimana-mana menjelang maghrib tiba. Malam pun tak pernah tidur. Seolah langit dan bumi bersatu padu menyambut bulan suciNya. Gegap gempita dalam hati, mengharap kasih dari illahi.
Read more...

Wednesday 11 May 2016

Surat Buat Hasna 11

| | 1 comments





“Engga salah sih mas, belum tentu juga aku ga mau. Hahaha...” #asli, ketawa maksa. Aku hanya, tak ingin membuatnya merasa tak berharga.

Read more...

Tuesday 10 May 2016

Surat Buat Hasna 10

| | 2 comments



Waktu, tak pernah peduli siapa kamu. Melaju tanpa peduli ada yang cemburu. Apalagi mengikat rindu. Tak peduli pada cinta yang sedang bersemi, atau kandas ditengah teriknya mentari. Waktu, terus berjalan dengan keegoisannya sendiri.

Read more...

Monday 9 May 2016

Surat Buat Hasna 9

| | 1 comments




Sungguh, kuliah kali ini aku sangat berharap segera usai. Sisa pertanyaan di chatroom dengan kakak tadi pasti sudah dijawab. Dan benar, setelah dosen mengucapkan salam, mata dan tanganku reflek membuka jendela web yang tadi kusembunyikan.
Read more...

Friday 6 May 2016

Surat Buat Hasna 8

| | 1 comments




Maassss...........................”

“Hemmmmmmmmmmmmm”

Read more...

Thursday 5 May 2016

Surat Buat Hasna 7

| | 1 comments





Pagi kembali menjelang. Rasanya masih malas beranjak dari pelukan guling kesayangan. Guling yang lebih mirip ulat bulu raksasa ini selalu berhasil membuatu bergelung, melupakan segala kewajiban. Sekaligus memupus habis rasa geliku terhadap ulat bulu, berganti dengan nyaman selama memeluknya.

Read more...

Wednesday 4 May 2016

Surat Buat Hasna 6

| | 1 comments




Jari-jariku memencet nomor kakak, lalu bimbang. Antara harus menelepon atau sms saja?

Panggil
Read more...

Tuesday 3 May 2016

Surat Buat Hasna 5

| | 1 comments




Cinta itu cahaya sanubari
Kurniaan Tuhan, fitrah insani..
Dan dimana terciptanya cinta...
Disitu rindu bermula..

Read more...

Monday 2 May 2016

Surat Buat Hasna 4

| | 1 comments



Cerita ini adalah lanjutan dari Surat Buat Hasna 3.
Berat rasanya untuk melanjutkan. Tapi hidup harus terus bergerak maju. Waktu terus bergulir, tanpa peduli siapa dan dimana kita. Bukankah dari setiap kejadian, kita harus mengambil pelajaran?

Read more...

Popular Posts

Blogger templates

Blogroll

About

Search This Blog

Powered by Blogger.
 

Designed by: Compartidísimo
Images by: DeliciousScraps©