Read more...
Monday 25 December 2017
Sunday 24 December 2017
Monday 18 December 2017
Sunday 17 December 2017
Baper Parah
| at December 17, 2017 | 7 comments
Ini bukan soal
usia yang memang sudah waktunya sering sekali mendapat pertanyaan yang sama: “Kapan
nikah?”. Bukan pula soal undangan nikah dari teman, sahabat, bahkan adik kelas
dan tetangga yang menurut perasaan, kemarin masih unyu-unyu ngeselin. Eh, mau
nikah duluan. Bukan pula soal menghadapi riweuh
nya tante, bulik, saudara jauh, bahkan orang-orang yang bukan siapa-siapa,
begitu semangat mencarikan jodoh, mengenalkan dengan orang-orang asing, ah
entah siapa saja, yang aku tak benar-benar bisa peduli pada semua itu.
Saturday 16 December 2017
Setelah Menikah Nanti -4
| at December 16, 2017 | 1 comments
Kakak, menikah
adalah tentang memilih seorang perempuan menjadi istri, sekaligus ibu dari anak-anak
di masa depan. Menikah adalah tentang menerima seorang lelaki menjadi suami
sekaligus ayah dari anak-anak di masa depan. Tentang memilih seorang sahabat
untuk menemani perjalanan dan menjadi partner menghadapi segala macam cobaan. Tentang
dua orang yang bersepakat bekerjasama menjalankan sebuah bahtera bernama
keluarga, mengisinya dengan kebaikan demi kebaikan dan pegangan teguh terhadap
ketetapanNya. . Menikah adalah tentang menerima ketetapan terbaik dari takdir
Tuhan.
Thursday 14 December 2017
Tuesday 12 December 2017
Titah Langit
| at December 12, 2017 | 8 comments
Aku menggigil. Wajar
sih, musim hujan begini, semalam suntuk langit menurunkan buliran air, kuyup di
luar, mengalirkan udara yang menusuk tulang hingga ke dalam rumah. Kamarku yang
terletak di lantai atas tentu saja tak luput dari semilirnya. Meski hanya lewat
kisi-kisi di atas jendela, udara dingin itu cukup mengusik tidurku yang lupa berselimut.
Sunday 10 December 2017
Setelah Menikah Nanti -2
| at December 10, 2017 | 28 commentsKau tahu, kak? Hati wanita itu seperti kaca. Dibiarkan lama, ia kan berdebu dengan sendirinya. Kotor, bernoda, sama sekali tak sedap dipandang mata. Apalagi dijadikan sandaran diri? Kau tak bisa keras memaksa untuk membersihkannya, karena kaca itu bisa hancur berkeping, tanpa sisa.
Salah satu sisi kaca itu bernama rasa percaya. Pernikahan bisa dilaksanakan bukan hanya karena adanya cinta, tapi juga rasa percaya. Iya, percaya bahawa semua akan baik-baik saja, percaya bahwa pasangan bisa mendatangkan bahagia, juga percaya bahwa dengan menikah, akan lebih mudah menjaga ketentraman jiwa. Namun faktanya, ujian selalu berhasil menggoyahkan kepercayaan.
Mungkin kau juga tahu, bahwa setiap ujian hadir menyerang titik terlemah yang kita punya. Orang dengan titik lemah pada rupa, akan digoda dengan keindahan sosok dunia. Entah wanita atau berupa-rupa harta, bisa jadi pokok masalah yang menguji kesabaran dan mengurai air mata.
Jika titik terlemah itu berupa rasa memiliki, bisa jadi ujian itu datang pada besaran materi. Rasa cukup tak pernah hadir memuaskan diri, selalu ada yang dipandang kurang meski yang tersedia harusnya sangat disyukuri.
Setelah menikah nanti, kita akan dihadapkan pada pilihan-pilihan yang berkubang dalam kebimbangan. Salah mengambil keputusan, ada kepentingan yang harus dipertaruhkan. Siapkah engkau dengan setiap kemungkinan?
Dulu sekali, aku pernah berdo'a, agar diizinkan menikah ketika hati, jiwa dan raga ini benar-benar siap menghadapi setiap kemungkinan dalam pernikahan. Hari terus berganti, waktu berjalan dan berlalu. Semakin kucari kesiapan itu, semakin ia menjauh tanpa ragu. Bilakah kesiapan itu sesungguhnya hanya perasaan semu?
Mungkin memang kita tak pernah benar-benar siap. Seperti sekelompok rusa yang hendak berpindah savana, apakah mereka tahu panjang perjalanan sebelum sampai pada tujuan? Apa yang menghadang di depan dan menjadi halangan? Atau berap akawan yang harus menjadi korban ketika tiba-tiba datang serangan? Tidak, kak. Mereka tak pernah tahu.
Kupikir, kesiapan itu bukanlah cadangan solusi yang harus kita miliki sebelum sesuatu itu terjadi. Tapi lebih pada kemampuan kita menghadapi segala kemungkinan tanpa melakukan kesalahan.
Suatu hari setelah menikah, cinta yang diagung-agungkan menjadi landasan pernikahan itu bisa jadi menghilang, menyisakan rasa hampa yang tak bisa dimengerti. Tak ada rasa tertarik untuk saling mendekati, apalagi tatapan penuh rasa dari hati. Apa yang harus dilakukan ketika itu terjadi?
#OneDayOnePost
Saturday 9 December 2017
Setelah Menikah Nanti-1
| at December 09, 2017 | 4 comments
Kakak, anggaplah aku sahabatmu. Ehm, sebenarnya tak salah
juga jika kau anggap adik atau semacamnya. Kau jauh lebih dewasa dariku. Mungkin
karena kau lelaki istimewa dengan banyak cobaan hidup sebelumnya. Maka biarlah
kuanggap kau sebagai sahabat baik untuk perjalanan hidup ini. Semoga engkau berkenan
begitu.
Subscribe to:
Posts (Atom)