Thursday, 17 March 2016

About Me

| |




Namaku sakifah. Seperti yang ku tulis dalam cerita sebelumnya. Kau tau, aku..bukan siapa-siapa. Iya, kamu tak salah baca.
Aku bukan siapa-siapa...


Hanya hamba yang sama dengan manusia lainnya
Hanya manusia biasa yang tak luput dari dosa
Hanya gadis desa yang juga bukan anak pejabat negara
Hanya...hanya... seseorang yang menyadari bahwa dirinya bukan siapa-siapa.

Rasa “bukan siapa-siapa” yang mengajarinya arti sederhana, jauh dari gila akan gemerlap dunia.

Rasa “bukan siapa-siapa” yang mengajarkan bahwa ada sisi lain dirinya yang sungguh begitu istimewa. Lalu aku bertanya “istimewa apanya?”

Perlahan, pengalaman dan banyak pertemuan serta perpisahan, mengajarkan padaku tentang arti sebuah kehadiran. Lalu aku sadar, hadirku disini pasti bukan tanpa alasan.

Diantara milyaran sel, aku terpilih untuk menjadi satu-satunya yang bertahan dirahim bunda. Aku yang pertama menyapa dunia dan menjadikan ayah dan ibuku resmi berstatus sebagai orang tua. Lalu dunia mengajariku dengan banyak cara yang seringkali tak bisa kuterima. Sekaligus membiarkanku menikmati setiap ujian. Hanya agar aku terlatih menapaki kerasnya kehidupan.

Baik, layaknya profil pada umumnya, harusnya artikel ini bisa menampung lebih banyak informasi tentangku. Tantang kelahiran, status, domisili, kesibukan, dan lainya. Iya kan?

Usiaku sepuluh tahun kurang empat bulan saat Bapak Soeharto lengser keprabon dari tahta kepresidenan yang disandangnya setelah 32 tahun. Lahir di akhir september membuatku tak bisa lupa bahwa sebagian pahlawan besar negeri ini dibantai oleh pasukan komunis ditanggal yang hampir sama dengan kelahiranku, selisih sehari sebelum tanggal peringatan G30S/PKI, pertama kali aku menyapa dunia dengan cinta dan air mata. Jadi berapa usiaku sekarang? hitung sendiri ya :-))
Sudah lama sekali aku hidup... apakah itu berarti aku sudah tua? Heuheu.... dalam arti sesungguhnya, bisa jadi jawabannya iya. Tapi dalam arti sunggujhan yang lain, kuakui bahwa aku masih muda (ciaaa.....), dan akan selalu muda. Selama semangatku selalu membara. Apalagi dengan status single yang masih kusandang (*eh), rasanya aku tak pernah perlu untuk merasa tua :-P

Hmm... biarlah, bukankah menjadi salah satu high quality jomblo masih jadi trend saat ini?
#abaikan. Angap saja upaya *membela diri.

Baik, lanjut...

Soal kesibukan dan domisili, ini dua hal yang sangat bersinggungan bukan? Iya karena kesibukan akan cenderung dilakukan dalam jangkauan domisili. Saat ini aku sedang proses menyelesaikan program magister Keuangan dan Perbankan Syari’ah Prodi Hukum Islam Fakultas Hukum dan Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Studi yang harusnya kuambil dan selesaikan beberapa tahun yang lalu, namun harus tertunda karena banyak hal. Tak apa, banyak hal yang insya Allah tetap bermanfaat jadi tak perlu ada penyesalan.

Dua tahun yang lalu aku masih menekuni tugas sebagai seorang guru di sebuah sekolah dasar islam. Mengabdi disana sejak tiga tahun sebelumnya. Lain kali akan ku ceritakan bagian ini, insya Allah.

Sementara ini, aku tinggal dengan saudara di daerah Gunung Kidul, Yogyakarta. Sementara orang tua (dan aku sebelumnya) tinggal di Jombang, Jawa Timur. Jarak dari rumah saudara ke kampus memang lumayan, sekitar 70 KM PP. Tapi alhamdulillah, rasanya tetap menyenangkan selama perjalanan. Indahnya pemandangan dan segarnya udara pegunungan selalu berhasil menambah semangatku saat berangkat atau pulang kuliah.

Seperti pagi ini, sejujurnya ada rasa malas untuk berangkat kuliah. Bayangkan saja, seminggu ini harus setiap hari ke kampus dengan jadwal kuliah yang berantakan. Aku kan maunya kuliah itu sekalian, karena cuma 5 mata kuliah di semester ini, biasanya bisa diselesaikan damal dua atau tiga hari seminggu. Jadi ngga tiap hari ngetrip dari wonosari ke kampus di bilangan kota jogja yang jaraknya 70 KM PP, lumayan capek kan kalau setiap hari? Hehe... nah masalahnya kemarin dosen minta pindah jadwal ganti hari. Dan itu jam 7 pagi!! Bayangkan jika hampir setiap hari harus begini, apa bedanya kuliah sama sekolah? Bahkan anak TK pun kalah!!

Hufft,,, kutepis jauh-jauh setiap pikiran negatif yang berusaha meracuni niatku berangkat kuliah. Ingat paras bapak dosen yang selalu semangat ketemu mahasiswa dan selalu memberi tugas dengan ikhlas, aku bulatkan tekad meski setengah hati merasa malas. Dan sungguh, alam semesta mendukung semangatku. Udara segar pagi hari, kelokan jalan pegunungan, tanjakan dan tikungan, semuanya bersenandung padaku, mengingatkan bahwa pagi ini aku harus sampai kelas tepat waktu. Dan sampainya di bukit bintang (disebut begitu  karena kalau malam cuaca cerah kita bisa melihat hamparan kota yogya lengkap dengan kelip lampu di bawah sana, sekaligus atap langit yang bertabur bintang, yang beum pernah kesini harus coba lain kali)- eh di seberang utara, gunung merapi dan merbabu berdiri dengan gagah dan sangat mempesona, dibawah langit biru yang cerah, semua tampak begitu indah. Masya Allah.....

Maka nikmat Tuhan yang mana pantas ku dustakan?

#ODOP
#MenulisSetiapHari

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Blogger templates

Blogroll

About

Search This Blog

Powered by Blogger.
 

Designed by: Compartidísimo
Images by: DeliciousScraps©