Waktu, tak pernah
peduli siapa kamu. Melaju tanpa peduli ada yang cemburu. Apalagi mengikat
rindu. Tak peduli pada cinta yang sedang bersemi, atau kandas ditengah teriknya
mentari. Waktu, terus berjalan dengan keegoisannya sendiri.
Begitu cepat berlalu,
hari-hari kujalani dengan satu misi: belajar sepenuh hati. Dunia maya yang
setia menemani, tak ubahnya partner sejati. Adakalanya hadir mereka yang
memberi warna dengan setetes cinta, menawarkan pemuas dahaga akan dunia. Tapi
seringkali aku mengabaikannya. Tugas, rutinitas, semua masih berjala seperti
biasa. Soal kakak? Hampir saja aku lupa. Hingga suatu malam, ia menyapaku
dengan salam. Lalu kujawab sekedarnya.
“Dek”
“Iya mas”
“Aku menikahainya, semata untuk memenuhi permintaan Bapak”
“Maksudnya mas?”
“Waktu itu, kakakku satu-satunya meninggal karena gagal
ginjal. Ia meninggalkan istri dan anak yang masih bayi. Bapakku kasihan melihat
mereka. Lalu memintaku menikahi kakak iparku. Aku tak mau dek, lalu memaksa
bapak mengubah keputusannya. Sejak dulu memang aku sering berselisih pendapat
dengan bapak. Apalagi kali ini, aku tak mau menuruti. Akhirnya bapak luluh.
Dengan syarat, memintaku segera menikah. Kala itu, aku dekat dengan dua gadis.
Salah satunya Finda. Entah kenapa, aku lebih memilih Finda. Pernikahan
berlangsung begitu saja.”
“Iya, sampai aku aja ga dapet undangan.”
“Maaf..”
“Maaf juga, aku ga masuk hitungan ternyata ya. hee...becanda. Tapi menurutku itu bukan alasan sebenarnya apa
mas pilih mbak Finda, bukan yang satunya?”
“Yang satunya masih kuliah dek. Kalem sih anaknya, ... tapi
aku emang cinta sama Finda. Makanya aku pilih dia”
“Jujur, lebih cantik mana menurut mas?”
“Finda”
“Hemm..........”
“Kenapa dek?”
“Iya itu. Mas .... tau kan wanita dinikahi karena apa?
Menurut Rasulullah SAW aja, panutan kita.”
“Kan ada haditsnya dek, yang wanita dinikahi karena empat
perkara itu?”
“Iya. Harta, nasab, kecantikan, dan agamanya kan?”
“iya aku tau dek..”
“Terus, kenapa mas bilang nikahi dia karena cinta?”
“Emang salah?”
“Engga mas...”
“Berarti bener kan aku nikahnya karena cinta?”
“Engga juga...”
“Loh?”
“Gini mas... sekarang pikir. Dalam hadits tersebut kenapa
Rasulullah ga bilang, wanita dinikah karena cinta? Kenapa cinta ga da dalam
daftar pilihan sebab menikah?”
“Iya ya... kenapa dek?”
“Laahh, ditanya kok balik nanya?”
“Dek, jelasin...pasti punya jawabannya kan?”
“Umm.. gini mas, cinta itu cuma akibat dari keempat poin
yang Rasulullah sebutkan itu, menurutku. Sekali lagi, ini menurutku loh ya..mas
boleh setuju, boleh juga engga. Terserah. Jadi, keempat poin yang disebutkan
tadi adalah inti dari prioritas seseorang. Kalau seseorang itu menjadikan agama
sebagai hal paling penting dalam hidpnya, percaya deh, pilihannya juga akan
sejalan. Cintanya akan ngikut, ia lebih suka liat cewek berkerudung meski tanpa
make up dari pada cewek dengan pakaian minim bahan. Beda kalau prioritasnya
harta, ia akan gampang terpesona sama gadis kaya. Soal kerudung atau lainnya ga
jadi prioritas pertimbangan. Begitu juga orang yang prioritasnya nasab. Ia akan
berbangga ria ketika berhasil PDKT sama anak pejebat, atau anak orang
berpengaruh, misalnya bupati, atau anak kyai. Ga peduli anak bupati itu cuma
bisa masak air. Nah yang gampang kita temui disekitar kita adalah orang yang
prioritasnya kecantikan. Matanya bisa ga berkedip lihat manusia yang mirip
boneka jepang. Mungkin mas salah
satunya? Hee,” tanganku hampir keriting mengetik banyak-banyak sambil menahan
nafas.
“Cinta itu akibat? Seperti kata pepatah jawa, tresno
jalaran soko kulino*. Gitu ya dek?”
*)Cinta
itu tumbuh karena terbiasa
“Hahahha..iya kulinone mikirke opo*”
*) Iya biasanya mikirin apa
“Berarti, aku nikahi Finda karena apa?”
“Jelas, menurutku, karena dia cantik”
“Ah engga juga. Coba kalau aku masih single. Mungkin aku
pilih kamu dek”
“Halah gombal, apaan...aku mah jauuuh dari sosok gadis
dambaan mas. Haha, ga usah ngegombal sama aku mas. Buktinya mas udah nikah sama
mbak Finda, ga sama aku. :-P”
“Salah ya? Emang kok. Sayang aku udah nikah, ada anak pula.
Mana mau kamu sama mas.”
Waduuh, gawat nih
kalau diterusin. Hihi... padahal kan aku mau nanya soal sidang cerainya
kemarin..
#Bersambung ke Surat Buat Hasna 11
#ODOP
2 comments:
Seru mba, dialognya.
Kulino delok sing ayu #eh
Post a Comment