Ramadhan 1437 H ini, saya mendapat kesempatan jalan-jalan di
beberapa mall kota Jogja tercinta. Jalan-jalan doang? Sendirian? Engga dong... sama
teman-teman yang hebat. Kami tergabung dalam tim Fundriser Ramadhan Dompet
Dhuafa Area A. hehe.
Ceritanya mumpung kuliah semester genap sudah selesai kelas, sudah
selesai semua tugas, terus liat ada info pendaftaran Fundraiser Dompet Dhuafa.
Iseng aja ikut. Tanpa pengalaman sebelumnya, ngga tau kerjaan fundraiser itu
ngapain? Duh!
Finally, setelah melalui proses seleksi meliputi tes tulis, psiko
test dan wawancara, tibalah saat pengumuman. Dan...jeng jeeng.... saya
diterima. Seneng? Seneng doong, mau nambah pengalaman plus teman baru. Meski
sampai saat itu, saya belum tau harus ngapain. Pede ajalah. Hehe
Sayang, jadwal training bareng sama jadwal writing camp kompas.
Setelah ditimbang-timbang dan lobi-lobi, akhirnya aku harus berangkat writing
camp dan meninggalkan training fundraiser. Padahal penting tuh buat pemula
macam saya. Tapi writing camp tak kalah penting sih, ketemu trio lupus selama
sehari semalam mungkin akan sangat sulit terulang dimasa depan, kan?
Dan, karena sudah izin jadi tak masalah tanpa ikut training
fundraiser, aku tetap bisa mengikuti program khusus ramadhan ini. Jadi tugasnya
adalah, kita buka stand Dompet Dhuafa di mall-mall, menyapa para pengunjung dan
menawarkan program Ramadhan. Nah, karena saya belum pengalaman sebelumnya,
langkah awal yang saya lakukan saat harus terjun ke dunia ini (kesannya dalem
banget jadi mesti terjun), adalah mengamati beberapa type pengunjung mall.
1.
Type royal
Type ini, jika kami mulai menyebar flyer atau selebaran dan
menjelaskan produk atau pola penyaluran dana di Dompet Dhu’afa, biasanya
langsung bilang, “Ngga usah mbak, kami sudah tau. Nih.” Sambil kasih uang
beberap alembar warna biru. Duh, bahagianya kami.. jika saja semua pengunjung
type begini. Percaya sekali?
Bukan sekedar percaya pada kami. Type seperti ini percaya pada
janji Illahi. Kami hanya perantara rezeki mereka yang lebih untuk mereka yang
membutuhkan. Beberapa dari mereka bersedia kami minta data untuk kami masukkan
dalam aplikasi DESI. Ada pula diantara mereka yang tak mau menyebut nama, jadi
kami input atas nama Hamba Allah.
2.
Type window shopping
Layaknya kita (Eh, saya sih jaaraaaaangggg banget ke mall
sebelumnya), biasanya ke mall ngapain? Hayoo, jujur?
Iya, selain memang butuh belanja, kebanyakan orang pergi ke mall
karena pengen refreshing, lihat-lihat, window shopping. Iya kan? Nah, diantara
sekian pengunjung yang window shopping di mall, kami juga berusaha menawarkan
mereka untuk sekalian menunaikan zakat, infak, atau wakaf tunai. Window
shopping berpahala, kan?
Diantara mereka ada yang tertarik memberi infak, baik infak bebas
(berapapun nominalnya diterima) atau infak terikat. Kami ada beberapa
penawaran, diantaranya paket buka puasa untuk kaum dhuafa dan penghuni Rumah
sakit kelas III senilai 35K per paket, wakaf Al Qur’an senilai 165K, parcel
untuk anak yatim dan keluarga dhuafa senilai 265K per paket, atau paket Qurban,
yang bisa dimulai dari sekarang dengan DP 500K, selanjutnya bisa dicicil sampai
waktunya Qurban tiba.
Ada yang memperhatikan penjelasan kami dengan detail, tapi akhirnya
memutuskan untuk tidak donasi. Ada yang minta flyer saja, berjanji untuk
transfer, dan kami doakan semoga dimudahkan. Ada pula yang tertarik untuk
donasi setelah menyimak penjelasan kami.
3.
Type apatis
Siapa yang berpengalaman jadi marketing? Pasti pengalaman ditolak
kan? Ehehehe.. begitu pula yang kami alami. Ada diantara pengunjung mall yang
belum juga kami sapa, sudah menjauh. Ada yang begitu melihat kami mendekat,
menggunakan co-card dompet dhuafa, memegang katalog dan pulpen (sudah persis
rentenir atau sales sih? Hehe,..peace) eh sudah melipir, menjauh.
Masih mending sih kalau model begitu. Ada yang disapa, sudah jelas
tampak beliau muslim, kami ucapkan salam bukannya menjawab salam malah menatap
dengan tatapan “aneh” lalu menjauh. Sakit hati ngga sih? Eh, iya lhoh.. sakit hati, awalnya. Tapi lama-lama? Sudah
kebal rasanya dicuekin.
Type apatis, saya menyebutnya. Ada dari mereka yang pakaiannya
tertutup rapat, hijab lebar, tapi melambaikan tangan saat kami dekati. Pertanda
tak ingn diganggu? Yasudah, kami juga tidak sedang memaksa. Mungkin saja mereka
mengira kami meminta. Padahal? Bahasa lainnya, kami memfasilitasi mereka mendapat
pahala. Jadi siapa yang butuh sebenarnya?
Iyah, begitulah seputar pengalaman baru jadi fundriser sekaligus
pengamat pengunjung mall. Kalau kamu, termasuk yang mana?
Ahahay... bersabarlah, jangan marah ya.. kan lagi puasa? Buat
instrospeksi diri sendiri saja. Termasuk saya.
Pengalaman lucu yang beberapa kali kami temui, sehingga terasa
menarik membaginya disini adalah kala ada sepasang suami istri, tampak sebagai
keluarga kecil yang bahagia dengan anak-anaknya. Jelas mereka muslim karena
sang istri mengenakan kerudung dan sang bapak berjenggot, pakai peci pula. Nah,
ketika kami menawarkan program zakat, infak, atau wakaf seperti diatas. Sang
bapak nampak tertarik, tapi ketika seolah “meminta izin” kepada istrinya untuk
memberikan donasi kepada kami, sang istri menolak dengan isyarat. Jadilah
transaksi donasi itu gagal. Kecewa? Tidak, kami justru tertawa. Ada ya yang
model begitu? Aduh bu, tenang, suaminya ngga minta izin buat nikah lagi
kok..hehehheh.. terasa ada kupu-kupu yang beterbangan di dalam perut setiap
kali melihat peristiwa seperti ini, geli.
Lalu menunjuk diri sendiri, kamu besok kalau jadi istri orang mau
begitu juga? Uh, jangan ya? Jangan pernah halangi suamimu menafkahkan hartanya
di jalan Allah. Dukunglah ia untuk berjihad dengan harta dan jiwanya. Buka
hanya dalam kata. Itu bisikan hati nurani, lalu logika mengiyakan, tanda
setuju.
Nah, jika pembaca ingin ikut berpartisipasi dalam program ramadhan
dan serangkaian pengelolaan dana ZISWAF (Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf) yang
diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa, berikut beberapa pilihannya:
1. Program Ramadhan dan Qurban
2. Zakat fitrah atau zakat maal
Kami menerima zakat
fitrah atau zakat maal yang berasal dari penghasilan, profesi, simpanan
investasi (Tabungan, deposito, saham, properti), aset usaha atau perdagangan,
peternakan, pertanian, barang temuan, simpanan emas, dan simpanan perak yang
sudah mencapai nisab setara 85 gr emas dan sudah mencapai haul (1 tahun
kalender hijriyah).
Zakat fitrah
nominalnya disesuaikan dengan kebiasaan kita makan dengan standar harge beras
per kilo berapa? Jika 10K katakanlah, maka nominal zakat fitrah yang perlu
dibayarkan adalah 25K per orang. jika harga beras yang biasa dimakan standar
15K per kilogram, tinggal dihitung saja ya?
Zakat maal, besarnya
hanya 2,5% dari total aset yang dimiliki. Nisabnya berapa? 85 gr emas. Jika
sekarang harga emas murni per gram adalah 580K, tinggal dikalikan 85 jadi
sekitar 49.300.000. jadi jika nilai aset, perdagangan, atau investasi sudah sebesar
atau lebih dari itu maka sisihkan 2,5% nya untuk zakat, ya..
Kalau masih bingung ngitungnya gimana, bolehlah kontak saya di WA/Tlp. 085235322637.
3. Wakaf tunai
Ini paling
fleksibel. Wakaf tidak harus dengan bahan bangunan, semacam semen, batu bata,
atau tanah, tidak. Tapi berapapn uang yang dimiliki jika ingin memperpanjang
manfaatnya, bisa dialokasikan pada wakaf, investasi akhirat. Dompet Dhuafa akan
mengelola dan mengalokasikan dana sesuai akad yang diminta.
Maka, rekening yang
digunakan untuk zakat, infak dan wakaf berbeda. Untuk memudahkan pengelolaan
dan alokasi dananya.
Nah, jika ada yang
tertarik untuk berdonasi, bisa langsung transfer ke rekening berikut:
-
Zakat
1.
Mandiri : 137-001-008-3190
2.
BCA : 802-00-99-42
3.
BNI Syari’ah : 1-5555-6666-8
4.
Muamalat : 56-10000-900
-
Infaq
1.
Mandiri : 137-000-789-0078
2.
BCA : 802-015-8787
3.
BNI Syari’ah : 1-8888-9999-5
-
Wakaf
1.
BPD DIY Syari’ah : 801.111.000082
Nah, silahkan
transfer. Mudah bukan?
Berzakat, berinfak,
dan berwakaf semudah like. Iya, semudah like layaknya kita like status yang
kita suka, memberi reaksi senang atau tertawa, dan sebagainya.
Tapi setelah
transfer, mohon kesediaannya untuk konfirmasi ya? Biar bisa kami bacakan do’a untuk
keberkahan rezeki anda. Lalu kami masukkan dalam sistem rekapitulasi dan
pencatatan akuntansi. Di Dompet Dhuafa, kami menggunakan sistem DESI yang akan
mendata nama, no.HP, email, NPWP, alamat lengkap. hmm, maaf, bukan untuk
mengganggu privasi. Sama sekali bukan. Itu untuk mendetailkan data donatur. Lagipula
untuk pembayaran zakat yang disertakan NPWP, kan bukti yang kami kirim via
email nanti bisa buat di lampirkan bersama SPT biar bisa jadi pertimbangan
pengurang objek pajak.
Jadi, donator macam
keberapakah anda?
Salam santun,
Sakifah
FR Dompet Dhu’afa Ramadhan
1437 H
3 comments:
Eh pakai test jg ya kalau ikut founder gitu.
Di sini jg Ada. Kalau di hari2 baiasa kbnyakan donasi wakaf Quran
Pantes pulang malam terus yaaa de..
Ahahaha iya mas samaan pengalamannya. Ada banyak mas-mas dan bapak-bapak udah mau ngasih donasi dilarang-larang gitu sama pasangannya.and all alhamdulillah bikin kita jadi kebal penolakan :D
Salam dari Fundriser Surabaya
Post a Comment