Tuesday, 30 August 2016

Bijak menyikapi “Haram”nya musik

| |



Saya bukan fuqoha’, yang hafal ribuan hadits dan ayat dengan sempurna. Bukan pula ulama’ yang bisa memahami tafsir dalam sekali baca. Tapi kegelisahan kakak jauh sekaligus tetangga dekat mendorong saya menulis semua ini. Maka jika ada salah kata, silahkan dikoreksi dengan meninggalkan komentar di bawah ya.


Islam sebagai agama yang sempurna, telah mengatur setiap sudut kehidupan dengan indah. Tidak ada yang bertentangan satu sama lain. Dan jika di zaman akhir ini kita temui berbagai pandangan mengenai ajaran islam dan terkesan bertentangan, maka sesungguhnya yang salah adalah pemahaman kita, sebagai wujud keterbatasan kemampuan sebagai manusia biasa. Bukan Al Qur’an atau Hadits yang sudah hadir melalui lisan yang mulia.

Musik, sudah menjadi bagian yang hampir tidak terpisahkan dari kehidupan manusia di seluruh sudut bumi. Manusia mana yang belum pernah mendengarkan musik sama sekali di zaman serba modern seperti saat ini? Rasanya mustahil, ya? Atau mungkin memang ada?

Sebagian ulama berpendapat bahwa hukum musik adalah haram. Berdasarkan beberapa ayat dan hadits. Diantara dalil yang dijadikan dasar adalah Q.S Luqman ayat 6, Al Anfaal ayat 35, Al Isra’ ayat 64, Al Furqon ayat 72, Al Qashas ayat 55, dan An Najm ayat 59-61. Sedangkan hadits yang menjadi dasar para ulama menjatuhkan hukum haram terhadap musik dan nyanyian adalah hadits yang menyatakan bahwa musik merupakan penyebab bencana, salah satu tugas Nabi untuk menghancurkan alat musik, suara nyanyian atau alat musik merupakan suara yang dilaknat, hadits tentang Rasulullah yang menutup telinga saat mendengar suara seruling, dan hadits yang menyatakan bahwa Rasulullah membenci sesuatu yang sia-sia. Para ulama berpendapat bahwa musik merupakan salah satu hal yang sia-sia.

Sedangkan sebagian ulama yang lain berpendapat bahwa musik bukan merupakan sesuatu yang diharamkan. Hal ini berdasar pada dalil ayat dan hadits yang sama. Dalam beberapa ayat Al Qur’an yang disebutkan diatas, tidak satupun ayat menyatakan secara tegas bahwa semua alat musik dan nyanyian itu haram. Hukum haram disimpulkan oleh mufassir dari ayat tersebut. Dan beberapa ulama lain memiliki penafsiran yang berbeda terhadap ayat yang sama. secara lengkap perbedaan penafsiran ini bisa dilihat di situs sangpencerah.com.

Begitu pula dengan hadits yang digunakan, terdapat beberapa perbedaan penafsiran.

Saya tidak ingin memperuncing perbedaan kedua kubu yang memang sudah jelas berbeda pendapat. Masing-masing punya dasar yang kuat. Siapalah saya bisa melawan pendapat mereka? Tidak, sama sekali tidak ada niat kesana. Tulisan ini hanya ingin menyampaikan pemikiran dangkal saya tentang bagaimana menyikapi keduanya.

Di dunia yang serba modern seperti ini, akan sangat sulit menghidari musik sama sekali. Di radio, televisi, tetangga, sekolah, bahkan perangkat seluler yang kita butuhkan sehari-hari tersedia menu musik. Penelitian para ilmuwan menunjukkan adanya efek positif dari musik untuk kecerdasan manusia, meskipun menurut sebagian yang lain tidak dapat menandingi pengaruh lantunan Al Qur’an terhadap kecerdasan otak manusia.

Sekolah-sekolah punya lagu wajib dan hiburan yang diajarkan kepada murid untuk membantu mereka menerima pelajaran, menumbuhkan semangat nasionlisme dan juga merangsang kecerdasan emosional anak. Lalu haruskah kita mengasingkan diri dari lingkungan yang sudah seperti ini?

Sementara tanpa kita sadari, hembusan angin pada pepohonan juga mengalunkan nada, deburan ombak menyanyikan lagu untuk semesta, dan jalan kehidupan kita, adalah alunan nada yang sering berubah temponya.

Memang, musik juga punya efek negatif. Tidak sedikit manusia yang terlena saat mendengarkannya, mengumbar nafsu saat musik menjadi komoditas pemuas, musik juga bisa melalaikan manusia dari mengingat Tuhan. Berapa banyak umat islam yang rela menunda bahkan meninggalkan sholat karena terbuai alunan musik? Atau, berapa banyak pula pecinta musik yang lebih bahagia memainkan musik daripada melantunkan ayat suciNya? Banyak, iya banyak sekali.

Namun kita harus ingat pula, musik macam apa yang bisa menimbulkan akibat, dan musik apa yang bisa menghadirkan manfaat? Bukankah diantara keduanya ada sekat?

Saat ini kita tahu musik tidak hanya bisa dilantunkan untuk melenakan. Ada nasyid yang menggugah rasa mengingat Tuhan. Ada hikmah dan pelajaran yang bisa disampaikan lewat nyanyian. Dan bahkan pada zaman Rasulullah, bukankah ada pula penyair yang bertugas menyulut semangat perang para anggota pasukan perang?

Maka disinilah kita, mencoba realistis dan tetap menjadi khalifah-Nya. Jika memang harus berhadapan dengan musik, pastikan bahwa musik itu menghadirkan manfaat. Tapi jika jelas dirasa bahwa musik itu melenakan, maka sebaiknya tinggalkan. Jangan biarkan musik menjauhkan hati dari Tuhan.

Baik itu di rumah, tempat kerja, jalan, sampai lembaga pendidikan. Jika memang membutuhkan musik sebagai pelengkap kehidupan, pastikan itu tidak membuat kita lalai dalam mengingat Tuhan. Dan jika sampai itu terjadi, maka sudah saatnya harus ditinggalkan.

#OneDayOnePost
#Share

8 comments:

Unknown said...

Cukup bijaksana. Saya sepaham dgn itu. Pandai pandailah membuat sekat. Toh, anak dan istri kita harus diberitahu musih yg tdk baik dan ada musik yg baik.
Ajib.

Unknown said...

Cukup bijaksana. Saya sepaham dgn itu. Pandai pandailah membuat sekat. Toh, anak dan istri kita harus diberitahu musih yg tdk baik dan ada musik yg baik.
Ajib.

Unknown said...

Yups. Bahkan ketika Rasul hijrah ke madinah. Beliau disambut dengan bunyi2an (musik) dan shalawat yang ditujukan kepada beliau (nyanyian). Dab beliau tidak melarang hal tersebut :)

Wiwid Nurwidayati said...

Aku masih suka musik

Nychken Gilang said...

Kalau di Bandung ada musik positif hehe. Nasyid gitu

Nychken Gilang said...

Kalau di Bandung ada musik positif hehe. Nasyid gitu

Lisa Lestari said...

Aku seneng bikin lagu buat menghafal pelajaran anak.anak...mudah mudahan jenis musik bermanfaat yaaa

Lisa Lestari said...

Aku seneng bikin lagu buat menghafal pelajaran anak.anak...mudah mudahan jenis musik bermanfaat yaaa

Post a Comment

Popular Posts

Blogger templates

Blogroll

About

Search This Blog

Powered by Blogger.
 

Designed by: Compartidísimo
Images by: DeliciousScraps©