Sunday, 2 October 2016

Selamat Tahun baru Hijriyah 1438 H

| |




 
Sumber: Google
Ironis sebenarnya, kita hidup di salah satu negeri muslim terbesar di dunia. Namun ketika tahun baru hijriyah tiba, tampak sepi-sepi saja.
Kita lihat faktanya, di negeri ini tahun baru Nasrani dimeriahkan oleh semua rakyar, pejabat, media, mall, semua agama, suku, bahkan bangsa dan negara di seluruh dunia. Tahun baru Masehi yang diprakarsai oleh orang-orang Nasrani menghabiskan dana trilyunan rupiah, baik melalui APBN, APBD, sumbangan, CSR Perusahaan,termsuk partisipasi masyarakat, semua merayakan dengan rela dan suka cita.

Tahun baru China, juga hampir sama dengan tahun baru Nasrani.

Tapi tahun baru Islam?

Hampir tidak ada perayaan, ekspose media, mobilisasi pejabat dan pemerintah, sepi dari dukungan pengusaha, bahkan umat islam pun hampir melupakannya. Jauh berbeda dengan beberapa tahun yang lalu. Zaman memang sudah banyak berubah. Ah, rasanya terlalu malu mempertanyakan eksistensi cinta pada agama ini.

Tahun Hijriyah adalah penanggalan yang dihitung berdasarkan perputaran bulan terhadap bumi. Perhitungan ini digunakan untuk menentukan awal bulan, dan sangat berhubungan dengan waktu ibadah umat islam. Terutama saat puasa dan hari raya tiba, umat Islam sangat perlu tahu kapan harus memulai puasa dan berbuka, selain bisa melihat penampakan bulan di ufuk langit.

Dan sekarang, perhitungan tahun kembali ke titik awal, tapi kita santai-santai saja.

Sementara di keraton, upacara satu suro tetap dilaksanakan dengan penuh penghayatan atas berbagai makna kehidupan di lingkungan keraton. Para ahli silat menganggap hari ini keramat, dan tak jarang para pemuja ilmu hitam memanfaatkan moment ini untuk berbagai keperluan. Bagi mereka yang mampu melihat “dimensi lain” kehidupan,  mendapati betapa istimewa hari ini.

Dan kita?

Ah, semoga saja...

Dalam keheningan perayaan, masih ada jiwa-jiwa yang melukis harap dan menuntaskannya menjadi nyata. Masih ada nafas-nafas semangat yang mengantarkan pada kehidupan yang lebih bermanfaat, masih ada langkah-langkah kaki yang derapnya mengantarkan sang pemilik menuju masa depan yang hakiki. Masih ada tiupan do’a dari insan-insan pendamba ridhaNya. Disanalah, langkah kita kan bermuara.

Dan diantara untaian doa, di tahun ini hati berharap tak lagi sendiri. Ujian demi ujian dapat dilampaui, dan langkah kaki segera sampai pada masa eksistensi.

Dalam diam, semangat memenangkan hari ini telah menyala lagi. Semangat yang sama untuk membuat tahun ini jauh lebih berarti. Nyala yang lebih gempita dari setiap hari yang telah berhasil dilalui. Bersama mimpi yang terlanjur terukir dalam memori.

y#OneDayOnePost
#IslamicNewYear

5 comments:

Ciani Limaran said...

Selamat tahun baru Islam kak Kifa...

Unknown said...

ironis juga kak..

MS Wijaya said...

hemm, tapi aku lebih suka sperti ini. nggak perlu dirayakan macam tahun baru lainnya.

Nggak menghambur2kan uang untuk sesuatu yang nggak penting.

Sasmitha A. Lia said...

Selamat tahun baru mbak kifaaa😁 bikin resolusi apa neh??😉

Sitampan Tampan said...

yeeaay,, selamat tahun baru hijriah ya kak. ^_^

horeaaaaayyyy


Tran Ran

Post a Comment

Popular Posts

Blogger templates

Blogroll

About

Search This Blog

Powered by Blogger.
 

Designed by: Compartidísimo
Images by: DeliciousScraps©