Ironis sebenarnya,
kita hidup di salah satu negeri muslim terbesar di dunia. Namun ketika tahun
baru hijriyah tiba, tampak sepi-sepi saja.
Kita lihat faktanya, di negeri ini
tahun baru Nasrani dimeriahkan oleh semua rakyar, pejabat, media, mall, semua
agama, suku, bahkan bangsa dan negara di seluruh dunia. Tahun baru Masehi yang
diprakarsai oleh orang-orang Nasrani menghabiskan dana trilyunan rupiah, baik
melalui APBN, APBD, sumbangan, CSR Perusahaan,termsuk partisipasi masyarakat,
semua merayakan dengan rela dan suka cita.
Tahun baru China,
juga hampir sama dengan tahun baru Nasrani.
Tapi tahun baru
Islam?
Hampir tidak ada
perayaan, ekspose media, mobilisasi pejabat dan pemerintah, sepi dari dukungan
pengusaha, bahkan umat islam pun hampir melupakannya. Jauh berbeda dengan beberapa tahun yang lalu. Zaman memang sudah banyak berubah. Ah, rasanya terlalu malu
mempertanyakan eksistensi cinta pada agama ini.
Tahun Hijriyah adalah
penanggalan yang dihitung berdasarkan perputaran bulan terhadap bumi. Perhitungan
ini digunakan untuk menentukan awal bulan, dan sangat berhubungan dengan waktu
ibadah umat islam. Terutama saat puasa dan hari raya tiba, umat Islam sangat
perlu tahu kapan harus memulai puasa dan berbuka, selain bisa melihat
penampakan bulan di ufuk langit.
Dan sekarang, perhitungan
tahun kembali ke titik awal, tapi kita santai-santai saja.
Sementara di
keraton, upacara satu suro tetap dilaksanakan dengan penuh penghayatan atas
berbagai makna kehidupan di lingkungan keraton. Para ahli silat menganggap hari
ini keramat, dan tak jarang para pemuja ilmu hitam memanfaatkan moment ini
untuk berbagai keperluan. Bagi mereka yang mampu melihat “dimensi lain”
kehidupan, mendapati betapa istimewa
hari ini.
Dan kita?
Ah, semoga saja...
Dalam keheningan
perayaan, masih ada jiwa-jiwa yang melukis harap dan menuntaskannya menjadi
nyata. Masih ada nafas-nafas semangat yang mengantarkan pada kehidupan yang
lebih bermanfaat, masih ada langkah-langkah kaki yang derapnya mengantarkan
sang pemilik menuju masa depan yang hakiki. Masih ada tiupan do’a dari
insan-insan pendamba ridhaNya. Disanalah, langkah kita kan bermuara.
Dan diantara untaian
doa, di tahun ini hati berharap tak lagi sendiri. Ujian demi ujian dapat
dilampaui, dan langkah kaki segera sampai pada masa eksistensi.
Dalam diam, semangat
memenangkan hari ini telah menyala lagi. Semangat yang sama untuk membuat tahun
ini jauh lebih berarti. Nyala yang lebih gempita dari setiap hari yang telah
berhasil dilalui. Bersama mimpi yang terlanjur terukir dalam memori.
y#OneDayOnePost
#IslamicNewYear
5 comments:
Selamat tahun baru Islam kak Kifa...
ironis juga kak..
hemm, tapi aku lebih suka sperti ini. nggak perlu dirayakan macam tahun baru lainnya.
Nggak menghambur2kan uang untuk sesuatu yang nggak penting.
Selamat tahun baru mbak kifaaa😁 bikin resolusi apa neh??😉
yeeaay,, selamat tahun baru hijriah ya kak. ^_^
horeaaaaayyyy
Tran Ran
Post a Comment