Friday, 5 May 2017

Sistematika Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

| |





Kupikir awalnya, perbedaan type penelitian ini hanya terletak pada metode penelitian. Kalian mungkin sudah tahu bahwa penelitian kuantitatif identik dengan permainan angka, sedangkan penelitian kualitatif lebih dikenal sebagai penelitian dengan serangkaian permainan huruf. Ya, karena yang dibahas dalam penelitian kualitatif biasanya adalah studi sosial, politik, sehingga memunculkan banyak teori. Sedangkan penelitian kuantitatif harus berjibaku dengan data-data yang kebanyakan hanya bisa diolah ketika berwujud angka.

Tapi ternyata, perbedaan kedua penelitan tersebut juga berimbas pada perbedaan sistematka penulisan. Aku beruntung, medapat dosen pembimbing yang –meskipun sangat sibuk- tapi juga sangat fokus ketika sudah memberi bimbingan tesis.

Mungkin juga ini berkat do’a teman-teman semua (terima kasih atas setiap support kalian, semoga Allah memberi balasan yang jauh lebih baik), kemarin aku berhasil menemui beliau dan “menagih” hasil koreksi tesis. Ehm, tepatnya baru draft mentah, sih. Tapi itu juga sudah hasil semedi berbulan-bulan loh, penuh perjuangan menyelesaikannya. Karena aku harus melalui berbagai halang rintang termasuk sulitnya otodidak olah data. But it’s worth enough. Usaha tak mengkhianati hasil, aku percaya itu.

Kembali ke menu, eh pembahasan utama. Pak dosen pembimbing dua memberiku penjelasan singkat namun cukup detail.

“Kamu tahu, perbedaan kerangka berpikir penelitian kuantitatif dan kualitatif?” Beliau bertanya dengan nada datar, namun tegas. Sempat berpikir untuk “sok tahu”, atau sebaiknya mengaku?

“Apa, pak?” Tanyaku balik sambil nyengir. Kalau mau diomeli, silahkan bapak. Batinku sudah cukup siap menghadapinya. Untung, bapak hanya memandangku sejurus lalu melanjutkan penjelasan.

“Ini kenapa setelah rumusan masalah ngga langsung tujuan dan manfaat penelitian, malah hipotesis?”

Aku kaget, “Memang di panduan yang kemarin, begitu pak?”

“Hmm, wajar kalau pakai pendekatan kualitaif begitu.”

“Salah, ya pak?” Aku masih belum paham maksud beiau.

“Kalau penelitian kualitatif, wajar kamu berangkat dari hipotesa. Karena konsep atau kerangka penelitiannya induktif. Jadi berawal dari fenomena, kejadian, fakta, data, lalu dirumuskan sampai ketemu teori. Kebalikannya jika penelitian kuantitatif, kamu harus berangkat dari teori. Jadi hasilnya nanti menunjukkan sesuai atau tidaknya penelitian itu dengan teori yang muncul sebelumnya. Itulah kenapa harus muncul kajian pustaka dari penelitian-penelitian sebelumnya baik yang mendukung atau yang menolak teori yang ada.”

“Oh...”

“Paham?”

“Insya Allah, pak.” Lalu beliau melanjutkan dengan detail beberapa hal yang harus kupahami untuk membangun teori dalam sebuah penelitian.

“Sementara, kubur mimpimu untuk lulus cepat-cepat. Ini bukan sekedar soal lulus atau tidak. Kamu ngga perlu tiru mereka yang “asal lulus” atau “asal meluluskan”. Setelah lulus, kamu harus siap jadi dosen, terjun di lapangan. Apa jadinya kalau penelitianmu dibangun dengan sistematika yang berantakan dan teori yang rapuh?”

“Baik, bapak.”

“Tidak masalah kalau kamu bisa menyelesaikan sebelum waktunya. saya akan Acc. Tapi kalau belum bisa, ngga usah maksa.”

“Iya, pak. Terima kasih.”

Rasanya, masih butuh banyak do’a dan ridhaNya untuk menyelesaikan semua ini.

Bismillahi tawakkaltu ‘alallaah, berharap yang terbaik saja. Semoga bisa selesai bulan ini, seperti rencana sebelumnya. Kalau tidak? Allah pasti punya rencana yang lebih baik di depan sana. Percaya saja. Ok


1 comments:

Suparto Parto said...

Semoga lancar dan kelar dengan hasil terbaik ya..

Post a Comment

Popular Posts

Blogger templates

Blogroll

About

Search This Blog

Powered by Blogger.
 

Designed by: Compartidísimo
Images by: DeliciousScraps©