Menjadi single
merupakan ‘ujian’ tersendiri bagi sebagian orang. Namanya ujian, rasanya ngga
enak, berat, menjadi beban pikiran, begitulah. Namanya juga ujian, adalah tahap
yang harus dilalui sebelum menapak level berikutnya. Sabar ya, mblo. #Eh
Apalagi pas
bulan Ramadhan begini, bulan mulia nan penuh berkah. Sedikit atau banyak bisa
jadi baper melanda kaum kita. Eh? Kita? Elu aja kali? Siapa? Gue? Aish, bener
sih -_-. Bapernya bukan karena belum punya pasangan. Yakin deh, kaum single itu
kuat dan tegar, apalagi yang single-nya lillah. Tapi jangan tanya pas ngeliat
pasangan muda lewat di depan mata, diantara mereka ada balita mungil yang
digandeng tangannya, tampak mesra dan bahagia. Tidak perlu dipungkiri bahwa
terlintas kalimat, “Ih, pengen kaya gitu juga...” Meski hanya dalam kepala.
Lalu berusaha meredakan gejolak jiwa sebisanya. Haha
Siksaan hati
terberat adalah ketika sepupu, teman dekat atau sahabat yang tahun lalu masih
sama-sama single, sekarang sudah punya pasangan, mereka tarawih bareng, update
status mudik ke rumah mertua, atau sekedar sadar bahwa sahur tak lagi
dibangunkan oleh alarm, sudah cukup!. Lalu pas ketemu ditanya, “Kamu kapan
nikah? Truk aja udah gandengan, masa kamu engga? Wortel aja punya teman dansa,
masa kamu sendirian kemana-mana?”. Ah, untung ngga ada gelas yang bisa
dipecahkan biar ramai. #Ops
Ehm, maaf deh
kalau udah ngga sengaja nambah baper. Anggap ini ujian, ngga sengaja.
Ngga papa sih
kalau mau baper tingkat dewa, tapi sungguh, kita harus ingat bahwa menjadi
single itu tetap istimewa, luar biasa. Ngga percaya?
Pertama, bebas.
Bulan Ramadhan adalah bulan mulia, yang harus kita manfaatkan sebaik mungkin
untuk terus mendekat padaNya. Kita yang masih single, bisa bebas mau ibadah di
mana atau berapa lama. Sedangkan mereka yang sudah punya pasangan, harus
mempertimbangkan untuk tidak meninggalkan rumah terlalu lama, kecuali mau
i’tikaf berdua (ciieee, baper lagi?) Haha, ops. Apalagi bagi mereka yang sudah
dikaruniai momongan, jangankan untuk i’tikaf, bisa tarawih di masjid dengan
tenangpun butuh tenaga untuk merelakannya tak terlaksana. Ya, insya Allah ada
pahala dalam bentuk berbeda bagi mereka. Tapi Ramadhan, tanpa tarawih berjamaah
itu kan, seperti ada sesuatu yang tidak lengkap. Duhai singlelillah, harusnya kita lebih banyak bersyukur. Kita punya
waktu lebih panjang untuk bermunajat, berinteraksi dan membangun hubungan
vertikal dengan sang pemilik cinta, tanpa perantara. Asik, kan?
Kedua, nikmat.
Setiap detik, menit, jam berlalu tanpa ada yang mengganggu minta dibuatkan
kopi, minta diperhatikan, atau sekedar menjadi teman berbincang. Sementara
tanpa itu semua, kita bisa berinteraksi dengan lebih banyak orang, meluaskan
pergaulan dan pengetahuan, atau sekedar jalan-jalan, asal dengan tetap menjaga
pandangan.
Dua doang? Iya,
jangan banyak-banyak nanti mabok kalau kebanyakan. Sudahlah, tak perlu iri
dengan mereka yang sudah punya pasangan. Jika butuh dibangunkan saat sahur,
kita masih bisa memasang alarm dengan berbagai nada dering yang pasti lebih
merdu dari dengkuran orang tidur. Jika butuh gandengan untuk belanja atau
silaturrahim, masih ada adik, kakak, ayah, atau gandengan sama sajadah (ini sih
nenteng, bukan gandeng -_-) juga ngga bakal mengurangi pesona kok. Santai saja.
Atau butuh
hiburan anak kecil? Carilah keponakan, anak tetangga, atau anak orang lewat
juga boleh
buat jadi temen selfie. Jangan lupa kasih mereka es krim ya biar
seneng. Sekarang percaya kan, jadi single itu luar biasa? Setrong, girls. Semua
ada masanya. Kita hanya tunggu antrian untuk naik pelaminan. yang pentig
karang, siapkan diri sebaik mungkin agar ketika saat itu tiba, kita bisa menjalaninya
dengan sepenuh jiwa.

Selamat
menghidupkan malam-malam penuh berkah, semoga puasa tahun ini mengantar kita
sehingga termasuk orang-orang yang bertaqwa.
1 comments:
Hiduppp single lillah 😂
Merdeka!!!
Post a Comment