Wednesday, 14 June 2017

Kehilangan, Bagian Perjuangan Tesis (1)

| |





Pagi masih berseri saat aku berangkat ke kampus. Hari sabtu pagi, jalanan lengang. Kendaraan berjalan lancar dan tidak kutemui satupun titik macet. Ada beberapa agenda yang harus kuselesaikan setelah bimbingan tugas akhir kemarin sore. Pembimbing kedua meminta untuk mencari referensi analisis data dan memperjelas interpretasi data dari penelitian yang kulakukan. Sementara itu, waktu untuk pendaftaran ujian semakin mendekati batas akhir. 

Ayo cepat, cepat, cepat! Kamu pasti bisa!

Begitu suara hatiku.

Maka tujuan pertama hari ini adalah perpustakaan kampus. Daripada pergi ke toko buku yang lebih jauh dan belum tentu ada bukunya (karena setauku buku yang kucari terbitan lama), sementara di web perpustakaan sudah menginformasikan ada stok di sana. Lagi pula, sejujurnya belum ada budget beli buku baru. #ops

Baik, perpustakaan belum buka layanan ketika aku sampai di sana. Petugaspun belum ada yang datang. Jam buka layanan masih sekitar 30 menit lagi. Jadi kuputuskan menunggu dengan menulis. Saat layanan mulai buka, aku mengambil kunci loker lalu naik ke lantai 4, tempat buku yang kucari berada. Sama sekali tidak ada insting tragedi yang akan terjadi di siang harinya.

Aku mengambil beberapa buku, membaca, mengetik, dan meminjam dua diantaranya. Adzan sudah berkumandang pertanda waktu dhuhur tiba. Aku melaksanakan shalat di lantai tiga sebelum turun dan keluar untuk mencetak hasil revisi. Masih ada waktu sebelum menghadap pembimbing sekitar pukul 13.30.

Saat sampai di lantai dasar, aku baru teringat dan mencari di mana kuletakkan kunci motor terakhir kali? Setelah memarkir motor, membuka jok dan menyimpan jaket di sana. Lalu?

Aku cek berulang kali di tas ransel, handbag yang kubawa naik, di semua saku, hasilnya nihil. Aku mulai panik. Kukembalikan kunci loker ke tempatnya lalu setengah berlari keluar memastikan motor masih selamat.

Hasilnya?

Motor vario biru tidak ada di tempatku parkir tadi pagi. Sesak tiba-tiba memenuhi dada. Aku kehilangan kata-kata. Ke mana motor itu pergi? Berat nafas yang kuhirup di bawah sengatan teriknya matahari. Bagaimana kalau benar-benar hilang? Apa yang bisa kulakukan? Ya Allah, itu motor pinjaman. Sungguh, aku tak pernah merasa memilikinya sedetikpun. Itu amanah yang berusaha selalu kujaga dengan baik. Kumohon, jangan memberiku ujian yang tak sanggup kuhadapi. Aku merintih dalam hati, mencoba mencari ketenangan yang terselip dalam diri.

Tak jauh dari tempat asalku parkir, ada seorang gadis dan bapak-bapak sedang sibuk mencongkel kunci.

“Kenapa, pak?” Aku mencoba memastikan gadis itu mahasiswa kampus ini, dan bapak tersebut adalah satpam yang sedang tidak mengenakan seragam.

“Ini, tutup kuncinya ngga bisa buka.” Ujar gadis itu sedih. Pak satpam masih berusaha memaksakan kunci itu masuk, membuka tutupnya dengan paksaan dan bantuan beberapa alat.

Aku termangu, ragu harus bertanya sekearang atau menunggu bapak ini selesai?

“Kamu kenapa, mbak?” Bapak itu akhirnya bertanya dulu.

“Ummm, ini pak, saya tadi naruh motor di sini, tapi sepertinya kuncinya masih ketinggalan di motor....” Ucapku menjelaskan.

“Nah, sekarang motornya di mana?”

“Itu dia pak, karena kuncinya tertinggal, sekarang motornya ngga ada. Gimana ya pak?” Ujarku mlai panik.

“STNK? Bisa lihat?”

“STNK ada di dalam jok motor, pak.” Ujarku lemas.

“Loh, motornya apa?”

“Vario pak, warna biru-putih.”

“Nopolnya?”

“AB 6453.... lupa belakangnya pak.” Aku masih harap-harap cemas.

“Loh, gimana toh, terus gimana, kunci ngga ada, motor ngga ada, STNK juga ngga ada?”

Aku diam. Bingung harus jawab apa? Bagaimana membuktikannya?

“Tadi parkir di mana?” Bapak itu bertanya lagi.

“Di sebelah sini, pak.”

“Sekarang?”

“Ngga tahu, ngga ada lagi...”

“Coba cari dulu di sekitar sini. Barangkalai ada yang mindah?” Tanpa menunggu perintah kedua, aku menyusuri barisan parkir motor, meneliti satu persatu dari ujung ke ujung.

Pikiran yang panik dan hati yang tidak bisa tenang, membuatku gagal menemukan motor vario biru-putih itu di sepanjang pencarian.
Apakah aku telah benar-benar kehilangan?

1 comments:

Wiwid Nurwidayati said...

Wew...beneran hilang dik?

Post a Comment

Popular Posts

Blogger templates

Blogroll

About

Search This Blog

Powered by Blogger.
 

Designed by: Compartidísimo
Images by: DeliciousScraps©