Thursday 30 November 2017

Dilema Lulus Kuliah

| |

Rasanya baru kemarin, aku mendapat  pertanyaan yang membuatku benar-benar bimbang meneruskan pekerjaan sebagai tenaga pendidik. Tahun 2015 awal, adalah akhir tahun ketiga aku bergabung di sebuah lembaga pendidikan baru, mengajar dan mengabdikan diri di sana.

Awal tahun 2015 salah seorang waliku bertanya, "Apa yang ingin kau capai selanjutnya? Terus mengajar atau ingin yang lain?" Jujur, saat itu aku masih memendam keinginan untuk meneruskan kuliah S2. Ya, melanjutkan kuliah dengan bidang yang sama: Ekonomi Islam.Saat itu, aku sudah cukup nyaman mengajar. Gaji meski tidak tinggi tapi cukup untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan orang-orang tersayang. Tabungan? Untuk persiapan masa depan, alhamdulillah ada sedikit.

Jika menuruti rasa nyaman, mungkin aku tak perlu berpikir jauh.Namun rasanya belum cukup petualanganku menuntut ilmu. Masih banyak yang belum kupahami. Rasanya semakin  dipelajari, semakin fakir ilmu dalam diri. Di sisi lain, aku belum siap menikah. Ya, belum benar-benar siap. Entahlah, ada beberapa orang yang berusaha menjodohkan, tapi rasanya tak ada yang sanggup kuterima. Aku sendiri tak benar-benar mengerti mengapa. Daripada menjalani sesuatu dengan terpaksa, mending ngga sekalian kan ya?

Akhirnya kuputuskan, aku lanjut studi S2, dengan berbagai pertimbangan. Saat itu, kuliah lagi menjadi pilihan terbaik yang harus kuambil, meski tentu saja sedih berpisah dengan anak-anak yang sudah dekat sekali selama ini. Anak-anak memang dekat sekali denganku. Mungkin karena aku mengajar kelas 1, kelas paling bawah, Mereka mengenalku bukan hanya sebagai guru, tapi juga seperti pengganti ibu di sekolah. Ah, sempat menangis juga saat perpisahan tiba.

Lanjut kuliah, aku pindah ke Jogja. Kembali kujejaki kota pelajar dengan segenap asa dan cita. Tinggal di Gunung kidul dengan jarak tempuh sekitar 35 KM ke kampus tidak membuatku patah semangat. Rasa lelah adalah salah satu perjuangan yang indah. Aku menikmatinya. Tugas dan tugas yang bertumpuk dan saling berkejaran adalah makanan sehari-hari yang meski lelah, juga kuselesaikan sepenuh hati.

Dua tahun berlalu begitu saja. Rasanya cepat sekali. Kini di penghujung perjalanan, harus kutemui dilema yang sedikit kupahami. Mau apa setelah ini?

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Blogger templates

Blogroll

About

Search This Blog

Powered by Blogger.
 

Designed by: Compartidísimo
Images by: DeliciousScraps©