Saturday 9 December 2017

Setelah Menikah Nanti-1

| |





Kakak, anggaplah aku sahabatmu. Ehm, sebenarnya tak salah juga jika kau anggap adik atau semacamnya. Kau jauh lebih dewasa dariku. Mungkin karena kau lelaki istimewa dengan banyak cobaan hidup sebelumnya. Maka biarlah kuanggap kau sebagai sahabat baik untuk perjalanan hidup ini. Semoga engkau berkenan begitu.


Pertama, ingin kuucapkan terima kasih atas kesediaanmu menjadi teman baik bagiku. Tak peduli apa rencana pemilik langit atas pertemuan dan perkenalan ini di masa depan. Aku tak ingin benar-benar peduli, setelah kupanjatkan do’a memohon yang terbaik.

Aku tahu, suatu hari nanti engkau menikah, aku juga. Entah dengan siapa, di mana, dan tanggal berapa. Kurasa waktu itu kian dekat. Apa kau juga bisa merasakannya?
Semoga.

Kau tahu, memutuskan untuk menikah bukanlah perkara mudah. Ada banyak pertimbangan yang seringkali membuat kita menunda mengambil keputusan, menggoyahkan keyakinan, bahkan kehilangan idealisme dalam perjalanan.

Tapi kau juga harus tahu bahwa setelah keputusan menikah itu kau ambil, maka kehidupanmu tak sama lagi dengan sebelumnya. Karena itulah, menikah disebut sebagai penyempurna separuh agama.

Baik, kita punya sedikit waktu untuk saling berbagi kali ini. Semoga ada kesempatan lagi untuk berbagi kata, lain waktu, insya Allah.


Satu hal yang terpenting: setelah menikah nanti jangan enggan berbagi. Apapun itu, entah ucap atau materi, jangan kau nikmati sendiri. Aku mengerti, mungkin bagi lelaki sendiri lebih memberi arti. Tapi ketahuilah bahwa hati wanita menyimpan banyak tanya yang membutuhkan jawaban hingga tanpa sisa. 

Wanita selalu butuh mengerti. Sesederhana apapun sebuah perkara, tak akan menyisakan tanya jika benar dipahaminya. Oh, itu aku. Entah wanita lain bagaimana. Namun jika seorang suami suka diam dan mengambil keputusan tiba-tiba, maka jangan heran jika istri berusaha mencari tahu dengan caranya sendiri.

Kemudian jika penjelasan tak cukup sempurna diterima, timbullah prasangka-prasangka yang seharusnya tak ada. Bukankah sebagian dari prasangka adalah dosa? Maka supaya dosa prasangka itu tak tercipta, jangan membuka celah dan membiarkannya ada. 

#OneDayOnePost

4 comments:

Asmara Na La said...

Bacaannya pas bgt mbak... Jadi baper 😭
Baca yg part 2 ahhhh mumpung blm ada gangguan.

Wakhid Syamsudin said...

Kakak ketemu gede ya..

Sakif said...

iya pak, #eh

Sakif said...

terima kasih sudah mampir

Post a Comment

Popular Posts

Blogger templates

Blogroll

About

Search This Blog

Powered by Blogger.
 

Designed by: Compartidísimo
Images by: DeliciousScraps©