Saturday, 16 December 2017

Setelah Menikah Nanti -4

| |



Kakak, menikah adalah tentang memilih seorang perempuan menjadi istri, sekaligus ibu dari anak-anak di masa depan. Menikah adalah tentang menerima seorang lelaki menjadi suami sekaligus ayah dari anak-anak di masa depan. Tentang memilih seorang sahabat untuk menemani perjalanan dan menjadi partner menghadapi segala macam cobaan. Tentang dua orang yang bersepakat bekerjasama menjalankan sebuah bahtera bernama keluarga, mengisinya dengan kebaikan demi kebaikan dan pegangan teguh terhadap ketetapanNya. . Menikah adalah tentang menerima ketetapan terbaik dari takdir Tuhan.


Karena itulah kita tak bisa memilih orang yang salah. Akan berat sekali menanggung kesalahan memilih pasangan hidup, kak. Maka jangan pernah mencoba meski hanya sekali.

Kakak, pernikahan bukanlah semata bayang keindahan. Suatu saat seorang wanita bisa dihadapkan pada sebuah situasi, dimana hatinya tidak bisa menahan cemburu yang menghampiri. Wajar sekali, seorang wanita sakit hati karena tak sengaja melihat kedekatan sang suami dengan wanita lain di luar sana. Meski beum bisa dipastikan, apalagi dibuktikan, seperti apa hubungan mereka sebenarnya. Saat itulah, bisa jadi seorang istri marah, ingin pergi, ingin mengakhiri pernikahan sampai di titik ini. Tak terpikir panjang olehnya akibat keinginan yang begitu saja menghampiri.

Jika dalam situasi tersebut sudah ada anak, mungkinkah seorang istri sekaligus ibu tersebut bisa melayani kehidupan anaknya sepenuh hati? Nalurinya mungkin tak ingin meninggalkan sang anak. Tapi rasa sakit akibat luka yang tak berdarah dari kecurigaan terhadap sang suami, bisa jadi membuatnya bersikap keras kepada sang anak yang tak mengerti apa-apa. Percayalah, kak. Tidak semua wanita bisa menyikapi situasi semacam ini dengan baik dan benar. Maka jangan pernah salah memilih istri.

Akan ada pula kondisi dimana seorang suami tidak puas dengan pengabdian sang istri. Bukankah semakin kita mengenal dekat seseorang, semakin banyak kekurangan yang tampak di depan mata? Demikian juga dengan kehidupan pasangan. Tentu saja, saat situasi itu terjadi, hadir pula beberapa pilihan bagi sang suami. Ada kesempatan mengenal wanita lain yang menurut pandangan matanya jauh lebih menarik, ada hal-hal lain yang lebih menyita perhatian dan menjauhkannya dengan sang istri. Tak sedikit kisah seorang suami yang tergelincir karena menuruti rasa bosan yang menghampiri. Tapi sungguh, lelaki yang tangguh akan menghadiri majelis-majelis ilmu, mendekatkan diri pada orang-orang yang shalih agar hatinya tetap terjaga. Itulah kenapa seorang wanita harus memilih lelaki karena iman di hatinya, bukan karena rupa semata.

Kak, kita mungkin tak akan pernah siap dengan situasi demikian. Siapa yang bisa menebak soal ujian? Demikian pula halang rintang kehidupan. Satu hal saja yang harus kita pegang kuat-kuat, bahwa Allah tak akan menguji kita di luar kemampuan.

Ini baru soal pribadi pasangan. Masih ada ribuan celah lain yang bisa menjadi pemicu perselisihan antar pasangan. Soal keuangan, privasi sosial media, tugas dalam rumah tangga, tanggung jawab bersama, pembagian waktu, sampai soal-soal sepele tentang pola komunikasi misalnya.

Tidak, kak. Jangan berprasangka aku memintamu untuk memilih siapa. Aku tahu, engkau lelaki yang baik. Maka sewajarnya kau dapatkan wanita yang baik untuk menjadi istri dan ibu bagi anak-anakmu kelak. Seorang gadis yang mengerti bagaimana menjaga diri, memupuk iman dalam hati, menyimpan rasa percaya tanpa ragu meski selaksa. Akupun tak tahu, ehm, tepatnya belum tahu siapakah pemuda pemberani yang memiliki cukup nyali memintaku mendampinginya hingga akhir dunia.

Hanya, setelah menikah nanti kita harus siap dengan segala kemungkinan, Percayalah, ketika Allah sudah memberi keyakinan dalam memilih pasangan, maka kita tak perlu khawatir berlebihan. Cukup jalani sepenuh hati, dekatkan diri terus padaNya, biarkan Dia yang menuntun langkah kita di jalan yang benar. Insya Allah, all is well.


Ah, aku mulai pusing. Menikah itu, semakin dipikir semakin membingungkan ternyata. Ya, karena menikah tak cukup hanya dipikirkan. Tapi dipraktekkan. Allah… Izinkan aku menjalani ibadah dalam rangka ittiba’ pada sunnah RasulMu. Agar hati lebih terjaga, agama menjadi sempurna. Begitu juga denganmu, kak.

#OneDayOnePost

1 comments:

Rene Usshy said...

Jadi, kapan mba saki nikah? eh 😂

Post a Comment

Popular Posts

Blogger templates

Blogroll

About

Search This Blog

Powered by Blogger.
 

Designed by: Compartidísimo
Images by: DeliciousScraps©