Setelah melakukan
aktivitas seharian, mulai dari pagi hingga malam menjelang, rasanya tubuh
sangat butuh istirahat. Tapi kewajiban belum semua ditunaikan. Ya, membaca
adalah salah satu kewajiban harian. Mau tidak mau, suka tidak suka, aku sudah
meniatkan diri untuk rajin membaca. Juga menulis, sebenarnya. Hanya saja yang
kedua ini jujur masih lebih berat direalisasikan.
Sejak harus
mengurus toko full time dari waktu buka pagi hingga saat tutup malam hari, rasanya
tenaga harus tercurah semua di sana. Saat pagi, setelah membereskan urusan rumah,
kami membuka toko tepat ketika anak sekolah belum bel masuk. Biasanya ada saja
alat sekolah atau jajan yang mereka cari. Setelah itu, kami membersihkan lantai
dan mengecek display. Siang sedikit, sudah diserbu sales untuk membayar tagihan
dan order. Ah, sebenarnya cerita ini bisa jadi lebih panjang jika kau ingin tahu “ulah” para sales itu.
Tapi tulisan ini
kubuat untuk tujuan yang lain: kesan membaca. Ternyata, membiasakan membaca
ditengah kesibukan itu sulit. Sungguh! Apalagi membiasakan menulis? Ah! Berat. Biar
Dilan saja. #Loh.
Biasanya, aku
berusaha memanfaatkan menit demi menit yang hadir memberi kesempatan. Membawa buku
atau ebook ke toko, membaca saat tidak ada pembeli atau sales yang datang
menagih, atau sengaja menepi dari keramaian ketika kasir sudah ada yang pegang
dan tidak ada pembeli yang minta dilayani.
Baik, di tingkat
4 group tantangan membaca, kami harus menyelesaikan 3 jenis bacaan: buku berbahasa
selain Indonesia, buku puisi dan satu lagi buku sejarah. Ah, untung hanya dua
yang wajib diselesaikan: buku berbahasa selain Indonesia dan satu tema pilihan
lain, terserah mau sejarah atau puisi. Aku memilih Hujan Bulan Juni karya eyang
SDD untuk buku puisi, jurnal parenting berjudul Holistic Parenting untuk buku
asing, dan Khadijah: Ketika Rahasia Mim Tersingkap. Sebenarnya buku terakhir
itu semi fiksi, tapi cukup bisa merepresentasikan kehidupan Ibu umat Islam yang
terukir indah dalam sejarah peradaban.
Mau tahu gimana
rasanya membaca buku selain Bahasa Indonesia? Jujur, aku sudah lama tidak
membuka jurnal internasional. Niat awalnya membaca jurnal ekonomi Islam, selain
untuk update pengetahuan, juga untuk melancarkan membaca teks English. Eh,
ternyata bacaan yang kupilih harus menjadi pengantar tidur yang sangat efektif!
Entah karena lelah atau memang teks English sangat lihai membuat mata cepat
terpejam, membawa duniaku beralih ke mimpi. Akhirnya, saat pagi menjelang, kuputuskan
untuk membaca jurnal dengan bidang yang berbeda, tentang parenting yag dikirim
oleh Nisaa, salah satu anggota RCO. Kebetulan tema yang diangkat sama dengan
essai yang harus kubuat. Jadi, sekalian nambah referensi dan sumber bacaan.
Kesan paling
menyenangkan ada pada buku yang terakhir: novel tentang ibunda umat Islam, Khadijah.
Membacanya seperti sedang mengarungi taman sebuah pribadi. Elok nan menawan
hati, hingga lupa waktu sudah menjelang dini hari. Stigma bahwa membaca selalu
efektif mengantar tidur, ternyata tidak terbukti. Tidak semua buku bisa
mengantar tidur, bahkan ada diantara mereka yang menahan mata dan mengusir
kantuk jauh-jauh hingga tubuh dan mata lupa akan lelah yang mendera. Namun sayang,
buku ini belum selesi juga kubaca hingga saat ini. Beberapa hari terakhir, selain
karena tamu bulanan yang datang menghampiri, kesibukan di toko lumayan menyita
energi (lagi). Jadi ketika sampai rumah, niat membaca itu menguap begitu saja
bersama mata yang tak lagi kuasa menatap dunia.
Sampai hari
terakhir RCO Tingkat 4, aku masih ingin menyelesaikan novel ini sedikit lagi. Tulisan
ini kubuat diantara kebimbangan untuk berangkat cek laborat atas perintah
dokter, atau kembali ke toko karena kondisi tubuh yang drop tadi pagi sudah
lebih baik saat ini. Ah, mungkin aku harus ke toko sebelum memutuskan untuk
benar-benar mengunjungi laboratorium itu nanti. Dan semoga, hasilnya nanti
tidak menunjukkan sesuatu yang mengkhawatirkan. Atau aku periksa menunggu
serangan berikutnya datang, supaya hasil lebih akurat ya?
Lihat nanti, deh.
1 comments:
Wah ... Keren nih konsisten dengan RCO-nya. Sukses ya mbak Saki. Semangat ^^
Post a Comment