Di
suatu hari tanpa sengaja kita bertemu
Sore itu, hari dimana sebuah ujian selesai
kulalui. Tak ada rencana sebelumnya. Tak ada berita tentang asamu yang
membuncah begitu saja. Kita memang sudah banyak bicara. Kata demi kata yang
terlanjur mengalir mungkin terlalu jujur mengungkap siapa kita. Ah, dunia kata
memang kadang di luar logika.
Seketika pandanganku berbinar membaca pesanmu
dalam pinta, kita harus bertemu. Benarkah? Rasanya tak percaya, tapi pesan itu
nyata. Harus kusikapi bagaimana pertemuan pertama kita?
“Kamu pulang dulu, mandi ya.”
Duh, seandainya saja AC ruang perpustakaan
saat itu tak terasa seperti udara yang membeku, mungkin hangat katanya mampu
meluluhkan langkahku untuk segera membasuh sambil meyakinkan diri, pintanya
benar nyata.
Aku yang pernah terluka kembali mengenal cinta
Hati ini kembali temukan senyum yang hilang
Semua itu karena dia
Jalanan lengang kita telusuri tanpa rencana. Bahkan
tersesat membuat gelap menertawakan
kekonyolan kita malam itu. Seandainya mudah bagiku mengabaikan logika untuk
mendaratkan setiap rasa yang hadir begitu saja, entah kemana sisi naluri akan
pergi. Kita beruntung, rasa malu menahan kuat logika yang hampir tersesat.
Oh Tuhan, kucinta dia
Kusayang dia, rindu dia, inginkan dia
Utuhkanlah rasa cinta di hatiku
Hanya padanya
Untuk dia
Kusayang dia, rindu dia, inginkan dia
Utuhkanlah rasa cinta di hatiku
Hanya padanya
Untuk dia
Kadang aku berharap semua ini fatamorgana. Kadang
aku berharap ini semua angan semata. Namun aku manusia biasa, yang jauh dari
sempurna, juga menyimpan rasa. Meski tidak untuk mengungkapkan atau menuntut
rasa yang sama.
Jauh waktu berjalan kita lalui bersama
Betapa di setiap hari kujatuh cinta padanya
Dicintai oleh dia 'ku merasa sempurna
Semua itu karena dia
Tidak, rasa itu bukan untuk diungkapkan begitu
nyata padanya. Cukup menjadi rahasia hati yang membayang nyata. Cukup menjadi
semangat dalam bait-bait doa, dalam sujud-sujud panjang di ujung malam. Semoga Tuhan
ridha, lalu membuat scenario terbaik untuk kita.
Oh Tuhan, kucinta dia
Kusayang dia,…
5 comments:
Baru ngeuh saat baca kata di belakang tagar... Mbak Saki lagi interpretasi lagu ternyata hihi. Kayanya seru nih, Mbak interpretasi lagu kayak gini... makasih untuk tulisannya, Mbak.
Gek, aku penisirin.. siapakah dia???😃
Sama-sama... Masih belajar, hehe
Silakan penasaran dan terima gaji sudah mampir, kak Lia 😁
cieeee... 😃
Post a Comment