Kenangan pertama kali bertemu Mbak Hiday di UIN Suka |
Saya mengenalnya
pertama kali di dunia maya, di sebuah group komunitas penulis, One Day One
Post. Mbak Hiday, begitu saya pertama memanggilnya.
Adalah ibu dari seorang
putra bernama Krisna dan seorang putri yang saya lebih suka memanggilnya dengan nama
Kazumi. Setelah mengenal lebih jauh, memanggil “Bu” kok rasanya rikuh, ya?
Biarlah panggil Mbak, mengingat semangatnya yang seolah tak pernah menua.
Pertama kenal,
semua tampak biasa. Tapi waktu selalu mampu menuntut kita mengenali lawan
bicara, bukan? Di group ODOP (singkatan dari One Day One Post), Mbak Hiday
selalu vokal saat beliau senggang. Memberi semangat, motivasi, sampai
menggiring dialog agar selalu bermanfaat dan tidak terlalu jauh melenceng dari
dunia kepenulisan. Padahal kami tahu, kegiatan beliau di dunia nyata seabreg,
jadwal selalu padat, agenda hampir tak bercelah. Entah dapat tenaga dari mana
beliau bisa membagi waktu dan tenaga sedemikian rupa seperti amoeba?
Mbak Hiday,
adalah satu diantara sekian wanita istimewa yang pernah saya temui. Darinya saya
mengenal kegigihan, kerja keras, tekad luar biasa, sekaligus tenaga tak
terbatas usia demi membuat mimpi-mimpi menjejak nyata. Keberhasilan Mbak Hiday
meraih status awardee LPDP tahun 2016 untuk pendidikan master studi Islam di
UIN Sunan Ampel Surabaya, sampai kesempatan terbang ke Jerman sebagai awardee
Life of Muslims in Germany 2017, adalah sebagian kecil dari buah semangat dan
kerja keras yang sudah dilalui sebelumnya. Beliau pernah berperan sebagai guru,
menahan diri dari menerima beasiswa S2 saat anak-anak masih butuh perhatian
maksimal seorang bunda, tapi tentu semua proses itu dilaluinya tanpa sia-sia. Entah
berapa ribu buku telah terbaca, berapa orang hebat lain diajaknya bicara dan
diskusi banyak hal, berapa ratus naskah yang dihasilkannya, sebagian sudah
terbit dalam bentuk modul dan bahan ajar, antologi, sampai berbagai naskah yang
menghiasi wajah media. Benar-benar multitalenta.
Sebagian besar
yang lain? Mbak Hiday berhasil menjadi Ibu yang istimewa bagi anak-anaknya. Saya
tahu, bagaimana seorang Krisna mampu bersikap dewasa sejak belia, dan seorang
Kazumi mampu berbesar hati sejak dini. Itu semua tentu tak bisa terwujud jika
Mbak Hiday tidak maksimal menjalani peran sebagai istri dan ibu yang luar
biasa. Ah, benar-benar wanita langka. Satu sisi sukses dalam membina rumah
tangga, sisi lain sayapnya terbang menjelajahi dunia.
Kini, Mbak Hiday
tak lagi sibuk mengajar di kelas. Kesibukan beliau berganti, menanjak sesuai
peningkatan kapasitas diri. Founder Nulis Aja Community ini sekarang sedang
sibuk mempersiapkan diri memberi manfaat yang lebih luas lagi, salah satunya
melalui Sanggar Caraka, tempat dan semangat baru bagi dunia literasi di Bumi
Wali. Lainnya? Silakan cari tahu sendiri, ya.
Begitu banyak amanah yang kau emban, tentu bukan tanpa alasan. Kuatkan selalu pundak menanggung tuntutan dari setiap impian, karena engkau istimewa. Sukses selalu
Mbak Hiday, do’a kami menyertai. Semoga setiap mimpi yang menjejak pasti,
selalu dinaungi ridha Illahi. Semoga setiap cita yang menjadi nyata, membawa
manfaat pada dunia, dan abadi pahalanya hingga akhir masa.
4 comments:
So inspire
Mantap
Aaamiiin aamiiin aamiiin, ya Allah aku terharuuh. Saling mendoakan ya sayy
Insya Allah mba... 😘
Post a Comment