Rindu buku yang kini entah dimana
~Menjadi Muslimah Paling Bahagia di Dunia~
Buku yang sudah lama sekali kumiliki. Hadiah dari seorang sahabat. Bukan
hanya isinya yang membuatku menyimpan banyak kenangan, tapi juga karena si-pemberi adalah sosok yang tak
pernah mampu kulupakan.
Tapi sayang, aku tak tahu dimana ia sekarang.
Sudah beberapa bulan terakhir ini aku mencarinya kemana-mana. Dirumah
orang tua, dirumah saudara, bongkar almari kamar dan rak buku yang disana dan
disini pun kulakukan. Tapi tak berhasil jua kutemukan.
Memang beberapa kali sudah ia tak pulang, dipinjam saudara atau
teman...bukan sehari atau dua hari, tapi berbulan-bulan baru dikembalikan. Tapi
seingatku, terakhir buku itu sudah kembali pulang...sayang, dimanakah ia berada
sekarang?
Aku hampir menangis mencari. Rindu akan segala nasehat yang terukir
disana, juga rindu pada pemberinya *ooppsss* #abaikan
Baik, begini ceritanya...
Buku terbaik yang pernah kumiliki, salah satunya adalah “Tips
Menjadi Muslimah Paling Bahagia di Dunia” karya Dr. Aidh Abdullah Al-Qorni. Iya,
salah satu..karena sebenarnya masih banyak buku terbaik lain yang sudah
kunikmati.
Buku itu begitu istimewa, karena didalamnya ada untaian mutiara,
yaqult, dan marjan..
Di dalamnya ada obat penawar luka
Ada nasehat yang tak berujung dusta
Ada rindu yang mengajarkan keikhlasan
Ada sebongkah semangat yang tak pernah habis ku rangkai dalam
setiap harapan
buku itu, dituliskan dengan tinta kepercayaan. Diberikan dengan
penuh cinta oleh seseorang, dan kini...haruskah ia menghilang dan jadi bagian
dari kenangan?
Tidak, sesungguhnya aku tak pernah ingin kehilangan. Harapan bahwa
ia kan kembali ke pelukan, menemuiku dengan penuh kerinduan, sudah lama kuukir
di dinding harapan.
Tidak, aku tidak ingin berpaling pada buku lain. Yang mungkin
menawarkan secawan kebahagiaan.
Aku tetap ingin ia kembali, meski ku tahu bahwa aku juga
mencintai..buku lain yang jadi pedoman diri. Cinta ini tak bisa kubagi. Cinta ini
berbagi dengan sendirinya, tumbuh besar dan mewangi dengan sempurna, sama rata.
Aku yakin, buku lain tak keberatan berbagi hati, dan buku yang kini sedang
kunanti, tak akan pernah iri pada cintaku yang terbagi. Karena cintaku pada
buku yang lain itu, adalah cinta pada wahyu illahi... Al Qur’an yang suci. Pedoman
hidupku kini dan nanti. Pencerah hidupku kala gelap menghampiri. Penegas langkahku
kala ragu menghantui. Pembeda keputusanku kala benar dan salah saling beradu
argumentasi.
Cintaku telah terbagi, pada Al Qur’an yang suci, pada buku-buku
yang kumiliki, pada mentari, hujan, juga pada setiap jiwa yang sudah memberi
arti, dengan atau tanpa disadari. Dan suatu hari nanti, cintaku akan terbagi
lagi, pada sosok suami, yang hadirnya juga sedang kunanti.
Entah kapan, dari mana, atau siapa.... sosok suami itu kan menjelma
nyata dalam hidupku yang fana. Aku masih menanti, disini.
Playen, GK, Yogyakarta 14032016
0 comments:
Post a Comment