Thursday, 10 March 2016

Sadarlah, itu cinta...

| |



“Dia mencintaimu” aku berusaha mengucapkannya dengan nada datar.
“Apa? Emang siapa dia? Aku tak merasa pernah memberi harapan apapun padanya. Dengar, kalau sa’dia yang kamu maksud, gadis itu tak lebih sebagai teman baik bagiku”

“Oh....”, aku tak ingin membantahnya.

Ah, lelaki. Kenapa sulit sekali bagimu mengerti?
Bahkan sesuatu yang sangat jelas diantara kalian telah terjadi, kenapa engkau tak juga menyadari? Lalu apa arti persahabatan kalian selama ini? Benarkah sebatas teman? Atau aku yang tak mengerti?

“Tapi,...........” aku ingin menjelaskan sesuatu pada sosok didepanku.

“Sudahlah, jangan membahas soal perasaan ya? Bicara yang lainnya saja”

“Dengar Tamam, sampai kapan kamu akan mengelak?”

“Aku tidak sedang mengelak. Hanya sedang tak ingin membahasnya. Apa itu salah?”

“Tentu saja tidak. Tapi jelas kamu sudah menyiakan waktu”

“Hah? Apa maksudmu?” wajah penasaran itu membuatku kesal. Uh, ingin sekali aku menjitaknya.

“Kalau kamu cukup peduli dengan hatimu, luangkan waktu sejenak untuk mendengarku. Duduklah sini, biar ku jelaskan”. Susah memang berbicara dengan orang yang menjunjung tinggi logikanya.

Aku sudah siap jika Tamam menolak permintaanku, seperti biasa. Toh memang aku tahu dia sibuk akhir-akhir ini. Ah bukan, lelaki ini memang selalu sibuk dengan pekerjaan, teman, dan semua hal yang baginya menyenangkan. Bahkan mungkin tak sempat memikirkan masa depan hatinya sendiri. Tapi rupanya tidak kali ini. Rasa bimbang yang tadi berhasil kuciptakan mengusik hatinya, membuatnya melangkah mendekatiku dan duduk di hadapanku.

“Baik, aku siap mendengarkan” ia menatapku dalam. Baiklah, semoga penjelasanku dapat membuka mata hatinya.

“Hmm, begini Tamam. Aku mengenal kalian, maksudku kamu dan Dia. Sudah lama sekali, bukan?”

“Ya, lalu?”

“aku melihat, ada semacam chemistry diantara kalian. Apa kamu tidak merasakannya?”

“Chemistry apa yang kamu maksud? Dia memang teman baik, baik sekali malah. Aku belum pernah melihat teman perempuan yang lebih baik dari nya. Dia baik, hatinya tulus, kuat, dan mandiri. Tapi maaf, untuk chemistry yang kau maksud, aku tak mengerti”

“Huh, payah sekali kamu ini. Coba renungkan baik-baik, apa kamu mengaguminya? Jawab jujur ya, karena aku melihatmu begitu”

Lama ia termenung, mungkin bimbang antara jawaban iya atau tidak.

“Ayolah, jangan lama-lama.... kamu tingggal jawab ya atau tidak. Kalau menurutku sih iya, tapi itu butuh kejujuranmu untuk mengakuinya” aku menghardiknya.

“Ummm.... “

“Berat sekali mengatakan iya. Tapi jelas terasa, sejujurnya aku tak bisa mengatakan tidak” akhirnya ia buka suara.

“Tuh, kan? Sudah jelas sekali. Betapa egoisnya kamu. Mengakui kekaguman saja sulitnya minta ampun. Ok, kesimpulannya iya. Kamu mengaguminya. Sekarang pertanyaan kedua dan ketiga, apa kamu merasa nyaman saat bersama dan ingin selalu bersamanya?”

“Ah, sudahlah. Aku banyak pekerjaan sekarang. Lain kali saja kita bahas lagi , ya.” Sambil berdiri ia katakan itu. Lalu manatapku dengan tatapan yang tak kumengerti artinya. Aku balas menatapnya, mencoba meyakinkanhatinya. Tapi rupanya ia tetap belum mengerti, sambil beranjak pergi. Ah, kupikir ia bukan tak mengerti. Ia hanya tak percaya pada hatinya sendiri, dan ingin menghindar kali ini.

Lihat saja, akan ada saat dimana kau tak bisa membantah isi hatimu sendiri! Aku menyumpah dalam hati.

Memang aku bukan siapa-siapa, sebenarnya. Bukan saudara, bukan tetangga, apalagi orang tua mereka. Hanya teman. Tapi bagiku, mereka lebih dari teman biasa. Mereka istimewa. Karakter mereka yang kuat membuatku diam-diam mengagumi, berdoa dalam hati agar suatu hari, tuhan berkenan meluluhkan hati dan menyatukan keduanya dalam pernikahan. Ah, semoga saja. Aku tersenyum sendiri memikirkan mereka di sepanjang jalan pulang.

Pertemuan dengan Tamam tadi menguatkan sebagian hipotesisku, bahwa sebenarnya ada cinta yang istimewa diantara mereka. Tamam, jelas ia merasakan meski berat mengakuinya. Tinggal Dia, ah semoga saja aku bisa jadi perantara yang menyatukan mereka. (bersambung)

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Blogger templates

Blogroll

About

Search This Blog

Powered by Blogger.
 

Designed by: Compartidísimo
Images by: DeliciousScraps©