Aku memilih duduk
dibawah pohon beringin dekat shelter busway paling utara di jalan Malioboro. Berharap
teduh dan angin segar disini, untuk melepas peluh. Sekaligus, akan mudah
mengenali prang yang baru pertama kali akan kutemui. Lima menit menunggu,
busway datang dan menurunkan penumpang. Aku mengamati wajah yang turun satu
persatu. Membandingkan dengan foto yang ada di profil WA, berharap tak akan
sulit mengenalinya. Meski aku tak begitu yakin, foto profil dengan aslinya,
apakah selalu sama?
Aku senyum-senyum
sendiri memikirkannya. Bagaimana jika, ia tak setampan di foto, karena hasil
editan kamera? Masihkah aku bisa mengenalinya diam-diam? Memang sengaja tak
kuberitahu dimana aku menunggu. Hanya kukatakan bahwa aku sudah sampai,
silahkan turun di shelter pertama malioboro. Dijawabnya dengan icon senyum,
seperti biasa.
Satu-persatu penumpang
turun, lelaki, perempuan, anak-anak, bule, tapi tak tampak satupun orang asing
yang celingukan mencariku. Kemana dia? Mungkin di bus berikutnya?
“Assalamu’alaikum,
Risaki?” Suara dibelakang kepala mengagetkanku. Aku reflek menoleh kebelakang.
Seorang lelaki tinggi, rambut lurus agak berdiri, mengenakan kaos panjang warna
coklat tua dan celana panjang krem, menyandang tas ransel warna hitam, berdiri
dengan segaris senyum menyapaku.
Aku mengernyitkan
dahi, berusaha mencerna siapa yang menyapaku disini. Tunggu, kulihat lagi foto
di HP yang kugenggam sejak tadi, aku melongo. Masih tak mengerti bagamana ia
menemukanku padahal sejak tadi aku menunggunya disini.
“Wa-wa’alaikumsalam,..
mas Syamsi? Iya bukan?” Aku langsung berdiri, menangkupkan kedua tangan didepan
dada. Rasanya tak pantas mengajaknya bersalaman, kan?
Ia membalas tangkupan
tanganku dengan sikap yang sama.
“Kok, bisa tau aku
disini?” Aku tak bisa menyembunyikan rasa heran. Tak salah, kan?
“Hemm, kamu aja yang
ngga nyadar saya sudah disini lima belas menit yang lalu.” Jawabnya enteng.
Hahh? Jadi?
Oh My... aku
terlambat! Hufft. Malunyaa.... aku hanya bisa menggerutu dalam hati. Menyesal
kenapa tadi pakai acara ketinggalan jam tangan di meja kamar, lupa ambil sarung
tangan dilemari, sehingga harus bolak balik sebelum berangkat. Dan akhirnya,
telat!
“Yaudah, mas Syam mau
cari apa? Yang jualan ada disepanjang jalan ini sampai ujung selatan sana.” Aku
berusaha jadi guide yang baik untuknya, menghapus rasa bersalah karena sudah
terlembat menyambutnya. Sekaligus menutup rasa malu untuk sekedar bertanya,
bagaimana Syamsi tidak salah mengenalinya? Ah, bukankah lelaki selalu punya
cara rahasia?
“Umm, oke, kita lihat
nanti bisa dapet apa aja. Yuk jalan?” aku mengangguk.
Syamsi kubiarkan
berjalan beberapa langkah didepan. Memang, ia bukan satu-satunya teman lelaki
yang kupunya. Tapi berjalan dengannya untuk pertama kali, bukan alasan yang
baik untuk saling berdekatan, bukan? Iya, aku sungkan! Duh, siapalah aku jika melangkah
seiring dengannya? Orang pasti menganggapku upik abu yang sedang berjalan
dengan sang pangeran. Daripada begitu, aku memilih untuk menjaga langkah
dibelakangnya.
Tak banyak bicara,
karena ia sudah banyak bercerita di chatroom sebelumnya. Aku juga bingung harus
bicara tentang apa. Biarkan diam saja yang bersuara, mengatasi rasa canggung
yang mungkin sama dirasakannya.
“Sa,... Risa...
sini....” Tetiba Syamsi memanggilku. Ia berhenti didepan penjual kaos. Mata
bulat nan teduh itu memandangku. Sejenak aku mengernyitkan dahi. Lalu melangkah
ragu mendekatinya.
“Kenapa, ada apa?”
#Bersambung ke Surat Buat Hasna 16
#ODOP
19 comments:
Sejuta rasanya . ..
Sejuta kenangan di Malioboro...kangennya
Sejuta kenangan di Malioboro...kangennya
Malioboro
Selalu ada kenangan disana
Wah...mau dibelikan itu...hehe
iya, nano nano ya pak.. hehe
Cieh yang punya kenangan di Malioboro, kapan ke sana lagi..heheh
wah, mau mau...hehe
kota kenangan ceritanya mba..hehe
Yogya kota penuh rindu. Duh baper
Jadi pingin ke Yogya lagi ..
Ayo mba Sakifah..harus tanggung jawab krn pembaca setianya jd rindu pengen ke Yogya nih.
Berikutnya hrs menceritakan laporannya selama jd guide yaa.
#ngarep 😀😀😀
Jadi kangen juga sma jogja... (^_^)
aku ketinggalan banyak keknya... Kakak yg gagal ginjal kemaren kemana mbak kifa??😯
ayolah ke jjogja..yuk yuk
datanglah ngobatin kangen *_*
tenang mba Lia.... he will be back soon, ini pengalihan isu #modus
wkwkkwkwkw
siapppp
Hahah jadi ingat sok2 janjian di bus stop depan taman pintar...dan sok2 paling awal datngnya eh trnyata yg di janjiin uda di situ duduk manis
Post a Comment