Jari-jariku memencet
nomor kakak, lalu bimbang. Antara harus menelepon atau sms saja?
Panggil
Sms
Panggil
Sms
Panggil
Sms
Pang.....
.....
Sms aja lah. Ngga siap
denger suaranya. Lagian, mana pantes cewek nelpon duluan?
Bahaya kan, kalau yang
disana ke-GR-an?
#hadeh, mana mungkin. Kakak ngga sejayus itu kali, batinku protes.
Baik. Sms saja.
Assalam, kak..aku pulang nih. Kakak dimana? Jadwal ke RS
kapan? Mungkin bisa ketemu?
Sent
Lagu mestica sudah
selesai sejak tadi. Namun sms baru tak kunjung datang. Ah, mending mandi trus bantuin
umi masak daripada nunggu sms, bengong.
“Mi,....”
“Eh, udah bangun? Mau
sarapan?”
“Umm... udah mandi
juga lohh...nanti aja deh, barengan ya....?”
Kami memang terbiasa
makan bersama dirumah. Rasanya lebih nikmat, sambil bercerita apa saja. Pagi
ini, umi masak sayur yang direbus dengan garam, sambal terasi, tempe, tahu,
plus ikan goreng. Melihatnya saja membuatku menelan air liur.
“Udah siap nih, sana
bawa ke meja ya. Trus panggil ayah kita sarapan bareng.” Suara umi memecah
lamunanku merasakan sambal itu meliuk di dalam mulut.
Aku bergegas merapikan
lauk pauk di meja, menatanya sedemikian rupa. Lantai dan halaman sudah bersih
semua. Pasti umi semua yang membereskannya. Kasihan umi, apa-apa sendiri.
Biasanya aku yang beres-beres. Kenapa harus bangun kesiangan sh tadi? Huft. Aku
merutuki diri sendiri.
Besok, aku harus beresin semua sebelum umi. Tekadku dalam hati.
Hari ini, aku seharian
dirumah. Menuntaskan kerinduan umi. Bercerita apa saja, semuanya. Mulai dari
kejadian dirumah, tetangga, sampai curhat. Tak ada satupun yang tersisa, sampai
curhatan teman umi pun diceritakan.
“Umi musti kasih saran
apa ya? Biasanya kan kamu yang pinter kasih saran?” Heuh, umi mulai merajuk.
“Iya deh nnti Risa
tulisin yaa...saran buat temen umi. Biar ga lupa. Besok bisa umi sampein ke ibu
itu kalau ketemu” umi terkekeh.
Malam cepat sekali datang.
Tinggal sekali lagi waktuku bersama bantal dan guling kesayangan. Besok agak
siang, sudah harus kembali ke kota pelajar. Meneruskan misi tuk menimba ilmu.
Bintang dilangit
berkelip terang, menandakan bahwa malam semakin larut, menyisakan satu tanya di
ruang rindu.
Kenapa kakak tak balas smsku?
1 comments:
Ngebayangin masakan umi jadi Baper.. eh laper. Mau makan blm jam sahur..
Post a Comment