Mata dan tubuhku mesih lelah saat alarm berbunyi
pukul 3 pagi. Tertulis jelas di layar: Puasa?
Eh, perasaan aku ngga ngedit alarm kemaren. Kok dia
tau kalau hari ini pertama Ramadhan? Pikirku iseng.
Iyaiyalah, hariini kan senin. Jauh sebelumnya dia
sudah diatur buat bangunin sahur tiap senin sama kamis. Heaa...pengen banget
tidur #Lagi.
Tapiii... kalau
tidur lagi nanti susah bangunnya..
Iseng kubuka WA. Siap
atau ada yang berhasil membuka mata. 115 pesan belum terbaca. Ah biasa. Paling anak
ODOP :-D
Scroll down..
Aku mau nikah. Sebelahnya
angka dua menandai dua pesan belum terbaca. Mau tak mau, aku membuka mata. Begini
pesan lengkapnya:
Sakifah
Aku mau nikah.
Jreennngg....!
Oh, kakak..he..kakak
rikaz. Alias kakak temuan. Beberapa waktu yang lalu sempat dengar kabar beliau
mau menikah, memang. Tapi aku tak menyangka itu benar. Mengingat beberapa tahun
yang lalu..aku tahu putrinya sudah dua. Meski memang ada masalah rumah tangga. Duh,
kenapa aku harus tahu waktu itu?
Ahsudahlah abaikan. Ini
kejutan. Dia menikah, berarti ada banyak cerita terlewat sebelumnya.
Sudah, biarkan. Meski
sejujurnya aku penasaran, tapi tenanglah, tak ada dialog lanjutan. Ia tak
menjawab saat kutanya mau menikah dengan siapa dan kabar lainnya. Sudah, aku
tak suka memaksa. Biarkan saja. Setidaknya berita itu berhasil memaksa mataku
terjaga.
Karena imsak masih
jauh, kuputuskan ambil wudhu dan shalat saja, males makan sebenarnya. Tapi selesai
shalat, pakde mau telur goreng untuk sahur. Yasudah, sekalian akhirnya makan
juga. Selesai shubuh, aku memilih tilawah sebelum mengeksekusi tugas yang
deadline hari ini. Tak peduli meski semalam belum selesai dan laptop ikut
tertidur dipangkuan saat aku terlelap. Untung nih aku ngga banyak gerak. Kalau aja
ngga sadar terlempar...ntah bagaimana nasibnya.
Baik, sudah mulai
terang. Puasa mulai terasa aromanya. Hee... tubuh berusaha menyesuaikan diri
dengan kebiasaan baru rupanya. Ngga ngantuk? Sejujurnya iya. Tapi hatiku menolak
menurutinya. Baik, saatnya ke dapur dan bersih-bersih. Setelah itu tentu saja
tugas masih menanti.
Nah.. saat itulah
aku baru sadar. Anting di telinga kananku tak berada ditempatnya. Aku mengingat-ingat.
Kemarin memang sempat lepas dan sudah kupasang. Lalu berangkat rapat,
pulangnya....perasaan masih ada. Tapi sekarang...kemana?
Aku ingat, beberapa
tahun yang lalu pernah kejadian sperti ini. Anting hilang salah satu. Setelah dipikir2..
ahsudahlah, ikhlaskan saja. Semoga segera dapat gantinya. Meski kepikiran
juga..kira-kira hilang dimana.
Itu anting yang
kubeli dengan jerih payahku sendiri. Kalau harus hilang....yah bagaimana lagi. Ah
yang satu dilepas sekalian lah, daripada galau kepikiran yang hilang?
Sudah,,
ikhlaskan..ikhlaskan.
Eh, tetiba pakde
teriak dari belakang. “Deek...ini punyamu bukan?” aku penasaran, ap ayang
kutinggalkan dibelakang? Antingku!
Allah kariim, ngga
jadi hilang,
Alhamdulillah.
Tugas berlanjut, dan
alhamdulillah, selesai juga. Tapi masya Allah, ngantuknyaaa...mau berangkat
lebih awal sebelum jadwal jaga di resto taman pringsewu. Gimana ngumpulin tugas
ini?
He...akhirnya wa
temen nitip kumpulin tugas. Dia mau...ngeprint sekalian loh...sama absenin di
TU kampus... aku bilang nanti kalau turun kubayar hutang. Eh dia bilang ngga
usah. Nah Loh? Maaf ngerepotin mas Fakhri.. dan terima kasih sudah banyak
membantuku harii ni.
Saatnya terlelap
sejenak, lalu bersiap. Akhirnyaa....cuzz..
Sampai dikota,
mendung semakin gelap.
Allah...hujannya
nanti saja dong kalau aku sudah sampai pringsewu?
Rupanya kehendak
langit berkata lain. Mau tak mau, aku keluarkan mantol dan memakainya. Hujan semakin
deras turun. Jalanan mulai tergenang air. Berbanjir ria..kupecah jalanan kota
jogja., ramai kendaraan memaksa macet harus terjadi. Tapi jarak pandang semakin
turun. Aku terpaksa menepi. Alamat, terlambat sampai di tempat.
Ujung lengan jaket
basah sudah, juga rok bagian bawah. Apalagi sepatu? Ah sudah pasti itu.
Dingin? Banget!! Dan
masih sejam lagi menuju berbuka. Aku sabar aja.
Pengunjung resto pun
sepiii...iyalah hujannya turun lagi, deras pula. Beberpa pengunjung mulai
datang, aku tak ada tenaga untuk aktif presentasi. Lagian mana mungkin aku
menyapa pengunjung dengan telanjang kaki begini?
Akhirnya tunggu
counter sajalah.
Eh, tiba-tiba
seorang cowok dan “mungkin” pasanganya..menyapa.
“Mbak, saya mau
donasi. Bisa disini?”
“Oh tentu saja mas,
boleh minta nama, no.hp, email..dan alamat rumah?”
“Kalau ngga usah
ditulis gimana mbak?”
“Iya ngga papa sih,
tapi nanti kami perlu masukkan dataminimal nomor HP untuk notifikasi bahwa
donasi anda sudah masuk sistem kami. Bagaimana?”
“Oh, yaudah ngga apa
mbak ditulis aja.” Dia menyebutkan nama dan identitas.
Tanpa harus di
presentasi, masnya sadar donasi. Coba semua pengunjung begini?
Heuu...ngarang
asli.dan jam 8 malam, jadwalku jaga selesai. Tapi.......belum shalat isya’ dan
tarawih malam ini
Baiklah,,,,
Sampai jumpa pada
cerita lain ya
2 comments:
Itu ceritamu, mana ceritaku? Hihihi
Duuh, belom nulis nih,
Ceritaku buat Ramadhan ini belum ada. :D
Post a Comment