Entah kenapa, tetiba ingin menulis soal...jodoh.
Ops, semoga tak ada yang berniat membully setelah baca ini. Hahaha #maksa
Jadi begini, aku sedang memikirkan soal jodoh yang paling ideal. Jodoh
yang sekal nikah, bisa sampai kaki nini, kakek nenek, bahkan sampai
bercucu-cicit, tetap romantis. Apa sebenarnya rahasia mereka?
Apakah mereka tidak pernah
berselisih pendapat? Tidak pernah marah, merasa tidak cocok, atau apalah yang
bikin masalah. Namanya manusia hidup, sepertinya impossible without the
problems.
Bagiku yang masih jomblo (Eits, saya termasuk golongan jomblo bahagia,
meskipun ga bangga *Loh) kata jodoh itu semacam zat adiktif yang bisa bikin
ketagihan memikirkannya. Iya, mikirin siapa yang bakal jadi jodohnya kelak.
Hahaha
Well, here we go.
Pertama, kata orang jodoh itu kalau lelaki lebih tua dari pasangan
wanitanya (iya masa pasangan lelaki).
Benarkah?
Anggapan ini tidak sepenuhnya benar, karen a memang tidak sepenuhnya
salah.
Kok?
Karena begini. Fitrahnya lelaki memang jadi pemimpin. Yang namanya
pemimpin, wajarnya lebih tua. Iya kan? Biar lebih matang pemikirannya, ga labil
kaya ABG gitu. Kata dokter juga kan proses
pendewasaan wanita itu lebih cepat daripada lelaki. Maka wajar jika
masyarakat menganggap sebaiknya dalam pernikahan, lelaki lebih tua.
Tapi buktinya? Dewasa itu bukan tentang usia. Ada diantara milyaran
manusia, yang usianya masih belia tapi dia bisa bersikap dewasa. Sebaliknya,
ada juga yang sudah ngaku tua tapi sikapnya manja bak anak baru masuk TK. Jadi?
Sebaiknya umur ga jadi patokan ya.. adakalanya yang dewasa melengkapi sifat
manja. Adakalanya yang tampak begitu dewasa sebenarnya masih ingin dianggap
belia. Begitulah. Yang penting visi misi (duh, kaya perusahaan atau organisasi pakai
visi misi) cocok satu sama lain, insya Allah akan bisa saling melengkapi.
Apalagi umur manusia ga ada yang tau pasti. Siapa kira yang tua mati duluan?
Yang tua malah bertahan? Atau sebaliknya, bisa jadi.
Kedua, lagi-lagi kata orang, jodoh itu harus sekufu. Baik dari ilmu,
strata sosial, pendangan keluarga, status, atau minimal, tingkat pendidkan.
Benarkah begitu? Kalau itu benar, kenapa ada profesor yang memilih menikah
dengan wanita biasa saja, dari keluarga sederhana, tak punya apa-apa, wanitanya
lebih tua pula. Kenapa pula ada orang ganteng yang menikah dengan wanita
yang...ah kau taulah, atau sebaliknya. Dan mereka tampak bahagia. Kenapa pula
ada orang kaya menikahi orang biasa, semua berjalan baik-baik saja,
kelihatannya.
Apa sih sekufu itu? Menurut bahasa
sekufu artinya setara. Yang dimaksud setara ya... sebenarnya tak selalu bisa
dilihat dari kasat mata saja. Bukankah ada disekitar kita, calon pasangan yang
nyaris sempurna, sama cakepnya, sama kaya dan berpendidikan pula, keluarga pun
merestui mereka, namun tak jadi menikah akhirnya. Atau menikah tapi tak
bertahan lama. Apa yang terjadi sebenarnya?
Sekufu, bagiku lebih sebagai “Merasa istimiewa dan bisa bekerjasama
selamanya”. Entah benar atau tidak, pakai standar masing-masing saja menilainya
ya.
Ketiga, seringkali terdengar orang tua berpesan, “Kalau cari jodoh itu
yang sudah punya pekerjaan mapan”. Lebih bagus kalau sudah punya rumah,
kendaraan, dan aset tetap lainnya.
Nah loh, kalau ternyata yang datang belum punya kerja, terus ga boleh
nikah gitu? Emang rejeki siapa yang bagi sih? Koq segitu khawatirnya, apa ga
percaya Allah sudah jamin rejeki setiap hamba?
Hmmm...kok jadi ngomel sendiri.
Menurutku sih, ngga harus. He.. bukan ga mau nikah sama orang yang sudah
mapan ya... tapi lebih karena, secara prinsip uang bukan segalanya. Iya memang
penting sih pekerjaan dan uang dalam kehidupan rumah tangga. Tapi bukan itu
intinya. Bagiku –dalam penilaian pribadi-, yang penting bertekad untuk mandiri.
Ngga jadi beban bagi orang lain, dan sebisa mungkin malah membantu orang lain, cukup.
Selebihnya, bagaimana caranya, itu masalah teknis ya.. haha. Apalah ini, #Bukan
Iklan -_-
Dan yang terpenting soal jodoh adalah siapa sebenarnya yang paling pantas
menyandang status “jodoh” dalam -frame- yang menurut saya menarik, adalah....
dia yang berani menghadap orang tua sang gadis dan meyakinkan mereka melepas
anak gadis itu untuknya. Lalu berkomitmen menjaga janji suci selamanya.
Oh...ini mimpi pagi hari.
Selamat hari jum’at, semoga manfaat.
Untuk kritik, saran, bulliyan, bantaian tentang tulisan, atau apalah..
boleh disampaikan dalam komentar atau pesan.
Atau meu mengajukan diri sebagai jodoh ideal? Aduh, saya tanya Allah
deh..kalau diridhoi ngga papa *Loh..
Have a great day guys.. ^_^
#OneDayOnePost
9 comments:
Asik.. Pagi2 udah ngomongin jodoh.. Hehe..
Semangat mbak.. Semoga segera dipertemukan dengan jodoh terbaiknya..
Aamiin de Kifah, semoga disegerakan jodohnya..aamiin
Aamiin de Kifah, semoga disegerakan jodohnya..aamiin
Semoga dapat jodoh yg baik kifa
Cie....kifah bahas jodoh...sepakat ama kamu nih.
Jodoh itu lebih ttg hati n komitmen menjaganya, tanpa embel2 apapun.
kalo km jomblo bahagia , aq single happy wae wezz (opo bedane pun....wkwkkw)
kalo denger masalah jodoh jadi inget Kata" Ustd. Aam pun : Untuk itu,jika ingin jodoh yuk kita brosing jodoh kita dari sekarang, seperti browsing di MPI, browsing di Istqomah, browsing di DT dll. Walaupun terkadang yang keluar selalu "notfound" atau bahkan "eror.. eror.. eror" hihi (jika harus memilih mendingan notfound dari pada eror heheh. Karena notfound lebih halus dibandingkan eror. ckck). Semoga Allah selalu menunjukan Jodoh terbaik untuk kita semua aamiin..
Dan mba khifa semoga cepet menemukan jodohnya..aamiin
Aamiiin...semangaaatt...semangaaatt...!!
Yukk cari jodoh bareng aku mbak...
:D
Waahq jodoh eung mba kifa. Tanda2 hehe
Post a Comment