Friday, 3 June 2016

Tentang Jodoh

| |




Entah kenapa, tetiba ingin menulis soal...jodoh.
Ops, semoga tak ada yang berniat membully setelah baca ini. Hahaha #maksa

Jadi begini, aku sedang memikirkan soal jodoh yang paling ideal. Jodoh yang sekal nikah, bisa sampai kaki nini, kakek nenek, bahkan sampai bercucu-cicit, tetap romantis. Apa sebenarnya rahasia mereka?
Apakah mereka tidak pernah berselisih pendapat? Tidak pernah marah, merasa tidak cocok, atau apalah yang bikin masalah. Namanya manusia hidup, sepertinya impossible without the problems.
Bagiku yang masih jomblo (Eits, saya termasuk golongan jomblo bahagia, meskipun ga bangga *Loh) kata jodoh itu semacam zat adiktif yang bisa bikin ketagihan memikirkannya. Iya, mikirin siapa yang bakal jadi jodohnya kelak. Hahaha

Well, here we go.

Pertama, kata orang jodoh itu kalau lelaki lebih tua dari pasangan wanitanya (iya masa pasangan lelaki).
Benarkah?
Anggapan ini tidak sepenuhnya benar, karen a memang tidak sepenuhnya salah.
Kok?
Karena begini. Fitrahnya lelaki memang jadi pemimpin. Yang namanya pemimpin, wajarnya lebih tua. Iya kan? Biar lebih matang pemikirannya, ga labil kaya ABG gitu. Kata dokter juga kan proses  pendewasaan wanita itu lebih cepat daripada lelaki. Maka wajar jika masyarakat menganggap sebaiknya dalam pernikahan, lelaki lebih tua.
Tapi buktinya? Dewasa itu bukan tentang usia. Ada diantara milyaran manusia, yang usianya masih belia tapi dia bisa bersikap dewasa. Sebaliknya, ada juga yang sudah ngaku tua tapi sikapnya manja bak anak baru masuk TK. Jadi? Sebaiknya umur ga jadi patokan ya.. adakalanya yang dewasa melengkapi sifat manja. Adakalanya yang tampak begitu dewasa sebenarnya masih ingin dianggap belia. Begitulah. Yang penting visi misi (duh, kaya perusahaan atau organisasi pakai visi misi) cocok satu sama lain, insya Allah akan bisa saling melengkapi. Apalagi umur manusia ga ada yang tau pasti. Siapa kira yang tua mati duluan? Yang tua malah bertahan? Atau sebaliknya, bisa jadi.

Kedua, lagi-lagi kata orang, jodoh itu harus sekufu. Baik dari ilmu, strata sosial, pendangan keluarga, status, atau minimal, tingkat pendidkan.

Benarkah begitu? Kalau itu benar, kenapa ada profesor yang memilih menikah dengan wanita biasa saja, dari keluarga sederhana, tak punya apa-apa, wanitanya lebih tua pula. Kenapa pula ada orang ganteng yang menikah dengan wanita yang...ah kau taulah, atau sebaliknya. Dan mereka tampak bahagia. Kenapa pula ada orang kaya menikahi orang biasa, semua berjalan baik-baik saja, kelihatannya.
Apa sih sekufu itu? Menurut  bahasa sekufu artinya setara. Yang dimaksud setara ya... sebenarnya tak selalu bisa dilihat dari kasat mata saja. Bukankah ada disekitar kita, calon pasangan yang nyaris sempurna, sama cakepnya, sama kaya dan berpendidikan pula, keluarga pun merestui mereka, namun tak jadi menikah akhirnya. Atau menikah tapi tak bertahan lama. Apa yang terjadi sebenarnya?
Sekufu, bagiku lebih sebagai “Merasa istimiewa dan bisa bekerjasama selamanya”. Entah benar atau tidak, pakai standar masing-masing saja menilainya ya.

Ketiga, seringkali terdengar orang tua berpesan, “Kalau cari jodoh itu yang sudah punya pekerjaan mapan”. Lebih bagus kalau sudah punya rumah, kendaraan, dan aset tetap lainnya.

Nah loh, kalau ternyata yang datang belum punya kerja, terus ga boleh nikah gitu? Emang rejeki siapa yang bagi sih? Koq segitu khawatirnya, apa ga percaya Allah sudah jamin rejeki setiap hamba?
Hmmm...kok jadi ngomel sendiri.
Menurutku sih, ngga harus. He.. bukan ga mau nikah sama orang yang sudah mapan ya... tapi lebih karena, secara prinsip uang bukan segalanya. Iya memang penting sih pekerjaan dan uang dalam kehidupan rumah tangga. Tapi bukan itu intinya. Bagiku –dalam penilaian pribadi-, yang penting bertekad untuk mandiri. Ngga jadi beban bagi orang lain, dan sebisa mungkin malah membantu orang lain, cukup. Selebihnya, bagaimana caranya, itu masalah teknis ya.. haha. Apalah ini, #Bukan Iklan -_-

Dan yang terpenting soal jodoh adalah siapa sebenarnya yang paling pantas menyandang status “jodoh” dalam -frame- yang menurut saya menarik, adalah.... dia yang berani menghadap orang tua sang gadis dan meyakinkan mereka melepas anak gadis itu untuknya. Lalu berkomitmen menjaga janji suci selamanya.


Oh...ini mimpi pagi hari.
Selamat hari jum’at, semoga manfaat.
Untuk kritik, saran, bulliyan, bantaian tentang tulisan, atau apalah.. boleh disampaikan dalam komentar atau pesan.
Atau meu mengajukan diri sebagai jodoh ideal? Aduh, saya tanya Allah deh..kalau diridhoi ngga papa *Loh..
Have a great day guys.. ^_^
#OneDayOnePost

9 comments:

Bang Syaiha said...

Asik.. Pagi2 udah ngomongin jodoh.. Hehe..

Semangat mbak.. Semoga segera dipertemukan dengan jodoh terbaiknya..

Lisa Lestari said...

Aamiin de Kifah, semoga disegerakan jodohnya..aamiin

Lisa Lestari said...

Aamiin de Kifah, semoga disegerakan jodohnya..aamiin

Wiwid Nurwidayati said...

Semoga dapat jodoh yg baik kifa

Unknown said...

Cie....kifah bahas jodoh...sepakat ama kamu nih.
Jodoh itu lebih ttg hati n komitmen menjaganya, tanpa embel2 apapun.

kalo km jomblo bahagia , aq single happy wae wezz (opo bedane pun....wkwkkw)

Unknown said...

kalo denger masalah jodoh jadi inget Kata" Ustd. Aam pun : Untuk itu,jika ingin jodoh yuk kita brosing jodoh kita dari sekarang, seperti browsing di MPI, browsing di Istqomah, browsing di DT dll. Walaupun terkadang yang keluar selalu "notfound" atau bahkan "eror.. eror.. eror" hihi (jika harus memilih mendingan notfound dari pada eror heheh. Karena notfound lebih halus dibandingkan eror. ckck). Semoga Allah selalu menunjukan Jodoh terbaik untuk kita semua aamiin..

Dan mba khifa semoga cepet menemukan jodohnya..aamiin

denik said...

Aamiiin...semangaaatt...semangaaatt...!!

Ciani Limaran said...

Yukk cari jodoh bareng aku mbak...

:D

Nychken Gilang said...

Waahq jodoh eung mba kifa. Tanda2 hehe

Post a Comment

Popular Posts

Blogger templates

Blogroll

About

Search This Blog

Powered by Blogger.
 

Designed by: Compartidísimo
Images by: DeliciousScraps©