Kamis, 13 Oktober 2016 kemarin acara kirab pedagang dilaksanakan di
Pasar Bringharjo. Para peserta kirab
(arak-arakan) berkumpul di sebelah pasar Bringharjo sekitar waktu dhuhur. Apa tujuan
kirab ini?
Sudah bukan berita baru lagi bahwa kota besar diserbu oleh arus
kapitalisasi ekonomi. Akibatnya, banyak sekali mall baru bermunculan, sebagai
simbol dari pasar modern. Sementara itu, pemerintah tetap berusaha menggiatkan
pasar tradisional dengan berbagai cara seperti menjaga kebersihan pasar
tradisional, sehingga para pengunjung merasa nyaman.
Acara kirab pedagang ini dilaksanakan untuk menguatkan posisi pasar
tradisional di tengah arus modernisasi lingkungan. Dengan diikuti oleh para
pedagang yang berasal dari 31 pasar tradisional di sekitar kota Yogyakarta. Para
peserta adalah para pedagang yang berpakaian warna warni sesuai tema pilihan.
Kirab pedagang dilaksanakan berdekaan dengan peringatan hari jadi
kota Yogyakarta ke 260, menambah semarak perayaan dan bulan bahasa di kota
wisata ini. Acara kirab dimulai dari sebelah selatan pasar bringharjo menuju
ke barat, masuk jalan A. Yani (Jalan Malioboro)
lalu belok kiri menuju titik 0 kilo meter atau perempatan kantor pos besar. Setelah
itu menuju ke barat sampai pertigaan dan
acara berakhir di Pasar Ngasem. Arak-arakan diramaikan oleh berbagai gunungan,
diantaranya sayuran, makanan, barang pecah belah, tas, sepatu, pakaian, dan
sebagainya.
Walaupun diguyur hujan deras ketika pelaksanaan kirab, tidak ada
peserta yang mengundurkan diri untuk menghindari hujan. Semua tetap semangat
hingga acara ini selesai. Apalagi kirab ini juga dikawal oleh prajurit keraton
dan para abdi dalem. Warga yang menunggu sejak pagi juga tetap semangat
mengikuti acara ini hingga usai. Sampai di titik finish, berbagai macam
gunungan yang diarak boleh diambil secara gratis oleh warga. Tak ayal, warga
banyak berebut untuk mendapatkan berbagai benda yang memang “disedekahkan” oleh
para pedagang.
Acara semacam ini dilaksanakans etiap setahun sekali untuk
mempererat persaudaraan antar pedagang di kota Yogyakarta sekaligus menunjukkan
pada masyarakat dan dunia bahwa perdagangan di asar tradisional tetap eksis di
tengah masyarakat yang semakin modern.
Apakah anda tertarik mengikuti acara ini tahun depan? Siapa tahu
bisa dapat tas, baju batik, sayuran, buah-buahan, atau bahkan pakaian dalam. Mumpung
gratis.
#Eh
#ONeDayOnePost
3 comments:
Ikut acara tersebut de saki?
Reportase bagus sekali. Siip Mbak....
maaf ya,ini mau cerita sedikit masalah pribadi waktu aq diluar negeri,dulu di sana aq kerja selama 3tahun jadi buruh pabrik,tapi hasil kerja ku disana cuma untuk membantu orang tua untuk melunasi hutang piutangnya belum ada untuk bikin usaha dikampung,aq usaha cari di internet cari jalan keluar permasalahanq dan tanya2 orang pintar yaitu paranormal ternyatah aq temukan atas nama ky songo dgn no. beliu0852,1751,9919 aq beranikan diri telpon beliau dan cerita kisahq dan beliau orangnya ramah dan dia berikan petunjuk jalan permasalahanq degan jalan islam,berkat bantuan ky songo sekaran aq udah bisa ada usaha kecilan,biarpun cuma melaksanakan kewajiban untuk berikan beliau pembeli perlengkapan ritual itu tak seberapa,dibanding hasilnya sekaran memuaskan,cuma sekali mengeluarkan uang sekaran aq udah lega dan membantu orang tua juga,atau anda mau mengenal beliau lebih lengkap lihat di www.paranormal-kisongo.blogspot.com.pesan aq bagi anda semua anda harus yakin dan percaya adanya dunia gaib,terima kasih,wassalam
Post a Comment