Buat mbak-mbak yang
kemarin kebetulan berhenti tepat di depanku saat lampu menyala merah, maafkan
aku karena tak tau namamu. Tapi apa yang kau dan aku lakukan semoga menjadi
pelajaran bagi siapa saja yang sempat membaca tulisan ini.
Lalu lintas yang
cukup padat di kota besar ini, dan juga di kota lain yang jalurnya sibuk,
membuat kita menemui berbagai karakter manusia. Tapi yang jelas, ketika jalur
sibuk kendaraan yang kita pacu cenderung akan melambat, bahkan bisa jadi
tiba-tiba berhenti. Tentu saat ini terjadi, seorang pengendara butuh memberi
tanda bagi pengendara di belakangnya bukan? supaya tau kalau dia sedang
mengerem, mau belok kiri, atau belok kanan? Kalau jalan lengang dan kecepatan
normal sih yang dibelakang ngga perlu was-was. Begitu juga pas di lampu merah
seperti sekarang.
Aku tahu, engkau
ingin terlihat anggun dengan kibaran hijabmu yang melambai manis diatara
ratusan pengendara yangs edang melintas di jalan yang sama. dari depan,
samping, atau belakang sekalipun engkau terlihat cantik. Apalagi dengan motor
matic dan helm warna hijau menyala. Perhatian orang dengan mudah tertuju padamu
tanpa kau minta, eh pakaianmu yang mungkin diam-diam meminta.
Tidak, aku sama
sekali tidak iri dengan perhatian orang-orang itu. Untuk apa? Aku sudah merasa
nyaman dengan kerudung yang tidak pendek dan jaket yang melindungiku. Bukan
hanya untuk melindungi kulit agar tak tersengat mentari, toh teriknya matahari
tak sepanas api. Tapi aku tak ingin kerudungku berkibar-kibar, itu saja, karena
tak suka.
Tentu saja aku tidak
ingin melarangmu mengenakan kerudung selebar itu. Apalagi memang sebagian ulama
ada yang menganjurkan kerudung sebatas lutut. Tapi sadarlah, ketika kau
mengenakannya, akan berbahaya bagi keamananmu sendiri. Iya, lihat saja ketika
kerudungmu berkibar kesana kemari, lalu menutupi lampu belakang motormu. Orang
di belakangmu tak akan cukup jelas melihat tanda jika sewaktu-waktu kau
mengerem, ingin belok kanan, atau kiri. Lalu kau ingin orang-orang disekitar
mengerti dirimu? Oh, please... jagalah dirimu sendiri ukhti. Jangan sampai
orang menabrakmu karena tak tahu engkau ingin berhenti atau berbelok. Bukankah
lebih aman jika kerudung itu kau duduki agar tak bebas berkibar? Atau bisa juga
kau kenakan jaket sepertiku.
Syar’i?
Ehm, jika sya’i
berarti mematuhi aturan syari’at, maka sesungguhnya jika kerudung itu sudah
menutup dada, tidak transparan dan pakaian tidak membentuk lekuk tubuh, maka
itu sudah memenuhi aturan syari’at, memenuhi aspek “syar’i”. Ini wajib. Baik bagi
muslim maupun muslimah, tentu saja maksudnya untuk muslim, tetap menutup aurat
sesuai batasannya ya, jadi muslim syar’i. Sedangkan untuk muslimah, syar’i
berarti menutup aurat sesuai syarat tersebut.
Saya rasa, benarkah
kata seorang kawan. Beliau bilang kalau syar’i itu selama syaratnya terpenuhi,
tapi masalah panjang, itu masalah selera.
#OneDayOnePost
8 comments:
Sebut dong Yg ngasih caption di bawah itu. Biar senang. Mnyenangkn org lain kan pahalw...#komennya gapo😂
kerudungnya panjang hingga menutupi lampu belakang. Mba Kifa sigap bangey moto
wkwkwkw sempet-sempetnya moto yak Kak Saki
Iyo, sempet2e moto yoo, canggih de saki ki
Hhhaaa... Kak saki nih... Always on.
setuju, syar'i bukan penghalang untuk bergerak aktif kok, tp ngga gitu juga ya kak saki, hihihi
sepakat, krn sejatinya qt hrs memberi keselamatan bagi semua
Suka paragraf terakhirnya
Keren selalu mbk Saki mah
Post a Comment