Saat remaja sekarang sibuk
ngomongin awkarin dengan segala tingkahnya yang menggemparkan dunia maya, atau
sedang berfikir bagaimana caranya agar bisa terkenal mendadak seperti Anya
Geraldine, Irma yang masih remaja memilih jalan berbeda.
Jika mau, Irma remaja bisa
saja memilih mengikuti darah mudanya, nongkrong ke mall, shopping sesuai
keinginan, atau sekedar jalan-jalan mengusir penat. Tapi tidak, sekali lagi ia
menyadari bahwa dunia bukan kehidupan yang hakiki.
Irma yang beranjak remaja
dan mulai mengenal islam mendapat dorongan dari adik dan orang tuanya untuk
mengenal islam lebih dekat, belajar Islam langsung dari para ahlinya. Iya,
keluarganya menyarakkan agar Irma melanjutkan pendidikan di pesantren.
Pesantren?
Iya, perantren adalah salah
satu kosakata paling menyeramkan bagi remaja. Karena terbayang betapa “tidak
enaknya” hidup di pesantren. Jauh dari keluarga, jauh dari sanak saudara,
apalagi kamar dan bantal guling tercinta. Jujur, Irma remaja takut dan khawatir
tidak bisa mengikuti pelajaran disana. Bagaimana mungkin ia yang selama ini
terbiasa membaca kitab perjanjian, di pesantren harus menerima pelajaran
berbahasa arab, pula? Oh, bahkan mengaji saja ia masih terbata.
Tapi bukan Irma jika tak
ingin mencoba. Ia melihat adiknya, si Oy yang sudah lebih dahulu masuk
pesantren. Oy berusaha keras meyakinkan kakaknya bahwa belajar di pesantren
tidak menyeramkan seperti penjara, justru di sana akan ada acara makan bersama layaknya
keluarga. Oy begitu antusias meyakinkan Irma untuk memperdalam agama. Sehingga
di satu titik, Irma mau menerima usul adiknya.
Kehidupan asrama bagi
remaja, tidak selalu menyenangkan. Tidak jarang Irma menerima perlakuan kurang menyenangkan
dari teman-temannya. Namanya remaja, psikologi yang belum stabil cenderung membuat kehidupan sosial mereka sering menghadapi konflik. Tentu saja Irma sedih. Namun itu
tak membuatnya menyerah. Kegigihannya belajar membuahkan hasil, Irma berhasil
meraih juara pertama pada kelas takhassus. Prestasi yang sempat membuatnya tak
percaya, tapi itu nyata.
Tidak semua remaja
merasakan nikmatnya kehidupan pesantren, fokus mencari ilmu meski jauh dari
orang tua dan belaian kasih sayang keluarga. Bahkan jika sakit, rasanya tetap
sendri meski banyak ustadz ustadzah dan teman yang memberi perhatian. Hanya mereka
yang mendapat hidayahNya yang bisa menikmati dan menyelesaikan kehidupan
pesantren dengan segenap hati dan keimanan. Irma remaja, adalah salah satunya.
Mungkin, kahidupan Irma
saat di pesantren tampak biasa saja bagi yang melihatnya, tidak jauh berbeda
dengan remaja lain yang memilih jalan hidup serupa. Namun sungguh, perjalanan
itu berarti sangat banyak bagi siapapun yang mengenalnya lebih dekat.
Cerita tentang keseharian
Irma remaja semasa di pesantren Ngruki menjelaskan kepada kita, bahwa pesantren
bukanlah tempat pengkaderan para teroris seperti yang dikira banyak orang saat
ini. Justru pesantren adalah tempat yang paling tepat dimana para remaja
harusnya berada. Iya, agar mereka tidak tersesat dan terjerumus ke lembah
maksiyat seperti halnya apa yang sering terjadi di sekitar kita.
Kehidupan pesantren
mengantarkan Irma remaja dalam pusaran ilmu dan pengetahuan agama yang tiada
habisnya. Meneguhkan langkahnya untuk semakin yakin, bahwa Allah telah menuntun
hatinya di jalan yang benar. Bahkan sampai saat ini, ketika tubuhnya tak lagi
remaja dan menjelma menjadi bunda bagi remaja generasi berikutnya, bunda Irma
merasa bahwa kehidupan pesantren itulah yang membuat perjalanan hidup
selanjutnya menjadi luar biasa.
Novel ringan berjudul “Santriwati
Baru”, layak menjadi rujukan bagi remaja sekarang, agar mengenal kehidupan
santriwati dan kehidupan di pesantren. agar semakin banyak santriwati ngetrend di negeri ini. Agar
mereka lebih bijak memilih, kehidupan macam apa yang harusnya dijalani.
Terima kasih bunda Irma
telah berbagi cerita, seri selanjutnya kami tunggu ya....
#OneDayOnePost
10 comments:
Huaaa dari Tulisan yang di post di FB jadi inspirasi. Mantap...awkarin jdi masuk blog kak saki
Huaaa dari Tulisan yang di post di FB jadi inspirasi. Mantap...awkarin jdi masuk blog kak saki
bukunya bunda irma emang kece :)
belum kubaca buku bunda irma..masih dibaca anakku..
belum kubaca buku bunda irma..masih dibaca anakku..
Aku anak pesantren loh..#ehh😂
Wahh terima kasih mbak Kifa atas apresiasinya.. kisah saya di pesantren berkenan dibahas dalam cerita di blognya mbak Kifa ini.. :) :) Harapan saya semoga selalu menginspirasi..Untuk seri berikutnya masih sedang digarap mbak.. Insya Allah lebih seru.. :D
Terima kasih mas Septian.. :) Saya yakin nanti buku mas Septian juga bisa lebih keren..
Wahh terima kasih mbak Kifa atas apresiasinya.. kisah saya di pesantren berkenan dibahas dalam cerita di blognya mbak Kifa ini.. :) :) Harapan saya semoga selalu menginspirasi..Untuk seri berikutnya masih sedang digarap mbak.. Insya Allah lebih seru.. :D
Post a Comment