Tuesday, 1 November 2016

Paket Malam

| |



Maghrib sudah lama berkumandang, aku masih tergolek diatas tempat tidur kehilangan setengah tenaga dari biasanya. Hari ini, di dunia maya aku tampak biasa saja. Bisa membalas pesan, bercanda, termasuk memenuhi kewajiban. Tapi aslinya, sejak pagi hanya beres-beres, makan, baca buku, nonton film, dan tidur. 

Padahal dua chapter buku dalam bahasa inggris masih menunggu di resume. Ah, biar nanti sambil nunggu kondisi pulih, tak akan lama ku selesaikan. Ehm, bukan kurang makan atau patah hati yang menyebabkan aku seperti ini. Tapi selain tak ada agenda penting diluar rumah, tamu bulanan berhasil menurunkan semangat dan energiku. Ah, manja ya? Biar, mumpung masih bisa menikmatinya.

Tapi masa iya, mau gini terus? Ngga lah. Masih banyak kewajiban menanti. Dipaksa sedikit saja, harus bisa!

Aku memilih bangun dan pindah ruang sebelah, mulai membuka file dan merapikan teks yang harus kuterjemahkan. Bosan kembali melanda setelah tiga halaman. Aku kembali ke kamar mengecek pesan. Tiba-tiba HP berbunyi, nomor asing. Pantas sih, karena nomornya ku pindah ke HP yang tidak ada kontak teman-teman.

“Assalamu’alaikum..” Sapaku membuka percakapan.

“Wa’alaikumsalam... sakifah ya?” eh? Siapa ini... aku iyakan saja

“Mbak, Ngunutnya sebelah mana kalau dari masjid Musiatun?” waduh, kaya kenal suaranya. Jangan-jangan?

Aku menjelaskan jalan menuju ke sini. Suara di seberang terdengar paham. Telepon di tutup.

Siapa ya?

Sepertinya pernah dengar.

Tapi, masa iya jam segini?

Ah, tunggu saja.

Aku penasaran.

Kembali tengok laptop, melanjutkan editan, ke kamar lagi, balik lagi. Begitu berulang kali. Mirip gadis lima belas tahun yang menanti kekasih hati. Eh?

Untung orang rumah ngga ada yang heran aku bolak balik ngga jelas gitu.

Sampai...

Kulonuwun....” aku melonjak girang. Langsung kedepan.

“Biasa...” lelaki di depanku tersenyum. Tetangga yang beli rokok ternyata. Ah.... aku kecewa.

Lalu kembali lagi ke laptop setelah pembeli itu pergi. Tak lama, kembali ke kamar lagi.

Terdengar suara motor berhenti. Aha, pasti dia!

Aku angsung ke depan lagi dan benar saja...

“Mbak...”

“Nggeh..”

“Mriki RT 17 nggeh?” Tanyanya sambil mengaduk tas. Mengeluarkan isinya satu persatu, mengecek dan memastikan nama dan alamat. Dapat. Tidak menatapku yang sudah mengiyakan pertanyaannya.

“Nah! Ini dia. Kalau RT 16?” katanya sambil menyerahkan bingkisan.

“Sebentar...” Tanyaku sambil berlari ke dalam, bertanya pada Pakde untuk memastikan pengetahuanku soal wilayah disini tidak keliru. Akhirnya itu mas-mas ngobrol sama Pakde dan Bude.

“Kok sampai malam, mas?” Tanyaku saat dia sudah bersiap pergi lagi.

“Iya mbak, besok ada meeting. Makanya saya kebut sekarang biar besok ngga ada kerjaan. Hehe” Ramah juga ternyata dia.

“Oh, makasih ya...” ujarku kemudian.

“Sama-sama..” Lalu ia beranjak pergi.

Aku masuk ke dalam. Membolak balik bungkusan ditemani bude yang sama herannya denganku.

Taraa... setelah ku buka ternyata.... kado ulang tahun dari mba Nia, Mamanya Fatih. Anggota OneDayOnePost yang tinggal di Malang. Ulang tahun aslinya sudah dari akhir September kemarin, dan sungguh, ini kuanggap sebagai tanda persaudaraan. Ahaha, jadi serasa punya utang buat main kerumahnya lagi.



Senang? Pasti! Makasih ya mba Nia, jazakillah bi ahsan jaza’... semoga Allah beri balasan yang jauh lebih baik buat Mba Nia dan keluarga dari apa yangs udah mba kirim buatku malam ini. Tak tunggu di kota Jogja ya.

Aku tahu, beberapa waktu lalu kau minta alamat pasti ada sesuatu. Karena ngga jujur mau apa, jadi ngga ku kasih deh. Eh tapi, rupanya ada asisten super baik hati memberi alamat itu padamu ya? 

Ahaha, tentu saja aku ingin marah padanya. Sejak kemarin ingin sekali rasanya jitak dia. Dengan jitakan tanda sayang tiada dua. Awie, terima kasih sudah jadi pemaksa yang keras kepala. Duh, punya adek kamu emang benar-benar harus sabar dan sering tahan nafas biar ngga jantungan. Saking banyaknya kejutan. Tentu saja aku ingin membalas, tapi tak akan kukatakan disini. Biar Allah kasih balasan yang jauh lebih baik dari apa yang bisa kulakukan untuk kalian.

Sekarang, apa yang bisa kulakukan? Selain mendoakan kebaikan dan keberkahan dalam setiap urusan kalian. Dan satu lagi pintaku. Jadikan aku sahabat sekaligus saudara di dunia sampai ke surga.

Untuk teman-teman ODOP, terima kasih tak terhingga. Kalian semua telah menambah warna dan membuat hari-hariku semakin terasa istimewa. 

#OneDayTwoPost
#SpecialEdition

3 comments:

MS Wijaya said...

asikkk dapet kadooo

Ciani Limaran said...

Ihhh sweet...

Lisa Lestari said...

Memgko nek arep.jitak awie, tak ewangi nggoceki de...eh..

Post a Comment

Popular Posts

Blogger templates

Blogroll

About

Search This Blog

Powered by Blogger.
 

Designed by: Compartidísimo
Images by: DeliciousScraps©