Maghrib sudah lama berkumandang, aku masih tergolek diatas tempat
tidur kehilangan setengah tenaga dari biasanya. Hari ini, di dunia maya aku
tampak biasa saja. Bisa membalas pesan, bercanda, termasuk memenuhi kewajiban. Tapi
aslinya, sejak pagi hanya beres-beres, makan, baca buku, nonton film, dan
tidur.
Padahal dua chapter buku dalam bahasa inggris masih menunggu di resume. Ah,
biar nanti sambil nunggu kondisi pulih, tak akan lama ku selesaikan. Ehm, bukan
kurang makan atau patah hati yang menyebabkan aku seperti ini. Tapi selain tak
ada agenda penting diluar rumah, tamu bulanan berhasil menurunkan semangat dan
energiku. Ah, manja ya? Biar, mumpung masih bisa menikmatinya.
Tapi masa iya, mau gini terus? Ngga lah. Masih banyak kewajiban
menanti. Dipaksa sedikit saja, harus bisa!
Aku memilih bangun dan pindah ruang sebelah, mulai membuka file dan
merapikan teks yang harus kuterjemahkan. Bosan kembali melanda setelah tiga
halaman. Aku kembali ke kamar mengecek pesan. Tiba-tiba HP berbunyi, nomor
asing. Pantas sih, karena nomornya ku pindah ke HP yang tidak ada kontak
teman-teman.
“Assalamu’alaikum..” Sapaku membuka percakapan.
“Wa’alaikumsalam... sakifah ya?” eh? Siapa ini... aku iyakan saja
“Mbak, Ngunutnya sebelah mana kalau dari masjid Musiatun?” waduh,
kaya kenal suaranya. Jangan-jangan?
Aku menjelaskan jalan menuju ke sini. Suara di seberang terdengar
paham. Telepon di tutup.
Siapa ya?
Sepertinya pernah dengar.
Tapi, masa iya jam segini?
Ah, tunggu saja.
Aku penasaran.
Kembali tengok laptop, melanjutkan editan, ke kamar lagi, balik
lagi. Begitu berulang kali. Mirip gadis lima belas tahun yang menanti kekasih
hati. Eh?
Untung orang rumah ngga ada yang heran aku bolak balik ngga jelas
gitu.
Sampai...
“Kulonuwun....” aku melonjak girang. Langsung kedepan.
“Biasa...” lelaki di depanku tersenyum. Tetangga yang beli rokok
ternyata. Ah.... aku kecewa.
Lalu kembali lagi ke laptop setelah pembeli itu pergi. Tak lama,
kembali ke kamar lagi.
Terdengar suara motor berhenti. Aha, pasti dia!
Aku angsung ke depan lagi dan benar saja...
“Mbak...”
“Nggeh..”
“Mriki RT 17 nggeh?” Tanyanya sambil mengaduk tas. Mengeluarkan isinya
satu persatu, mengecek dan memastikan nama dan alamat. Dapat. Tidak menatapku
yang sudah mengiyakan pertanyaannya.
“Nah! Ini dia. Kalau RT 16?” katanya sambil menyerahkan bingkisan.
“Sebentar...” Tanyaku sambil berlari ke dalam, bertanya pada Pakde
untuk memastikan pengetahuanku soal wilayah disini tidak keliru. Akhirnya itu
mas-mas ngobrol sama Pakde dan Bude.
“Kok sampai malam, mas?” Tanyaku saat dia sudah bersiap pergi lagi.
“Iya mbak, besok ada meeting.
Makanya saya kebut sekarang biar besok ngga ada kerjaan. Hehe” Ramah juga
ternyata dia.
“Oh, makasih ya...” ujarku kemudian.
“Sama-sama..” Lalu ia beranjak pergi.
Aku masuk ke dalam. Membolak balik bungkusan ditemani bude yang
sama herannya denganku.
Taraa... setelah ku buka ternyata.... kado ulang tahun dari mba
Nia, Mamanya Fatih. Anggota OneDayOnePost yang tinggal di Malang. Ulang tahun aslinya sudah dari akhir September kemarin, dan sungguh, ini kuanggap sebagai tanda persaudaraan. Ahaha, jadi serasa punya utang buat main kerumahnya lagi.
Senang? Pasti! Makasih ya mba Nia, jazakillah bi ahsan jaza’...
semoga Allah beri balasan yang jauh lebih baik buat Mba Nia dan keluarga dari apa yangs udah mba kirim buatku malam ini. Tak tunggu di
kota Jogja ya.
Aku tahu, beberapa waktu lalu kau minta alamat pasti ada sesuatu. Karena
ngga jujur mau apa, jadi ngga ku kasih deh. Eh tapi, rupanya ada asisten super
baik hati memberi alamat itu padamu ya?
Ahaha, tentu saja aku ingin marah
padanya. Sejak kemarin ingin sekali rasanya jitak dia. Dengan jitakan tanda
sayang tiada dua. Awie, terima kasih sudah jadi pemaksa yang keras kepala. Duh,
punya adek kamu emang benar-benar harus sabar dan sering tahan nafas biar ngga
jantungan. Saking banyaknya kejutan. Tentu saja aku ingin membalas, tapi tak akan kukatakan disini. Biar
Allah kasih balasan yang jauh lebih baik dari apa yang bisa kulakukan
untuk kalian.
Sekarang, apa yang bisa kulakukan? Selain mendoakan kebaikan dan
keberkahan dalam setiap urusan kalian. Dan satu lagi pintaku. Jadikan aku
sahabat sekaligus saudara di dunia sampai ke surga.
Untuk teman-teman ODOP, terima kasih tak terhingga. Kalian semua
telah menambah warna dan membuat hari-hariku semakin terasa istimewa.
#OneDayTwoPost
#SpecialEdition
3 comments:
asikkk dapet kadooo
Ihhh sweet...
Memgko nek arep.jitak awie, tak ewangi nggoceki de...eh..
Post a Comment