Assalamu’alaikum,
![]() |
Merta Azen Kinanti Putri |
Hai Merta sayang, semoga engkau selalu dalam keadaan baik. Semoga Allah
selalu melindungimu, membimbingmu, menyayangi dan menjagamu. Menjadikanmu bidadari
dunia dan surga, juga permata di hati siapa saja yang ada didekatmu.
Hari ini, rindu ini semakin membeku. Ingin sekali menatap mata
beningmu, membelai kepalamu lembut, mencium keningmu, dan memelukmu erat,
memberi ucapan selamat.
Tidak terasa ya, lebih dari setahun sudah, kita tidak bisa bertemu
setiap hari. Tidak bisa mendengar suaramu melantunkan ayat suci, tidak bisa
melihatmu merajuk dan mengeluh “Capek, ustadzah...” Tapi kembali ceria setelah
kutanya, “Masa sih? Kalau dapet hadiah, mau?”. Lalu matamu kembali
berbinar, bersemangat menghafal dan
belajar, lagi dan lagi.
Aku sering heran, tubuhmu yang mungil jika dibanding teman sebaya tidak
mengurangi kapasitas tenaga yang kau punya. Bahkan rupanya, kau yang paling
semangat diantara semua. Aku rindu saat-saat melihatmu seperti itu, sayang. Apakah
kau juga rindu padaku?
Aku masih ingat betul bagaimana kau belajar mengeja setiap huruf
hijaiyyah itu. Kuminta kau ucapkan dengan sempurna, kau selalu menurut. Jika salah
sedikit saja, kau tidak pernah keberatan untuk mengulang. Lagi dan lagi, seolah
kau tak punya rasa bosan. Dan aku memang tak pernah merasa bosan mengajarimu. Karena
kau tahu, semangatmu adalah sumber tenagaku.
Bagaimana mungkin aku bosan jika
semangatmu belajar selalu menggebu? Ah, kadang aku berharap setiap anak
memiliki semangat yang sama sepertimu. Tapi tidak, itu tidak adil bagi mereka,
ya? Setiap anak kan punya kemampuan masing-masing, kalian semua istimewa
dimataku.
Merta sayang, aku masih ingat betul bahwa kau salah satu murid yang
cepat sekali menyelesaikan jilid demi jilid belajar tilawah Al Qur’an. Kau harus
bersyukur sayang, ayah ibumu adalah orang tua yang luar biasa. Cara mereka
mendidik kalian itu tidak setiap orang tua mampu begitu. Ah, suatu hari kau
harus mengerti betapa Allah menyayangimu lewat mereka.
Apakah itu berarti
anak-anak lain tidak beruntung? Jangan salah, setiap anak beruntung dengan
caranya masing-masing. Jadi tidak perlu iri dengan teman lain, ya? Mungkin kau
pernah melihat temanmu memiliki sesuatu yang lebih dari apa yang ada
digenggamanmu. Jangan lupa, kau juga memiliki apa yang mereka tidak punya. Jadi,
sama saja kan? Allah itu maha adil, percayalah.
Dan hari ini, ku dengar engkau berhasil meraih prestasi, juara satu
lomba tartil kebupaten? Oh, aku tidak heran. Kau pantas mendapatkannya, sayang.
Kesungguhanmu yang luar biasa dalam belajar, ketahanan semangatmu, juga amunisi
tenaga yang tiada habisnya sudah cukup sebagai modal, ditambah do’a-do’a dari
semua orang yang kau sayang dan menyayangimu. Kau tahu itu. Tanpa do’a mereka,
belum tentu kau raih prestasi itu sayang. Maka jangan pernah merasa tinggi hati
ya. Tetaplah merasa setara dengan teman-teman lain.
Tidak boleh tinggi hati bukan berarti kau boleh merasa rendah diri.
Tidak, Rasul kita membenci kedua sifat itu. Yang benar adalah, kau harus tetap
merasa biasa saja. Toh prestasi itu bukan untukmu seorang, tapi juga untuk
mereka semua yang sudah mendukungmu untuk sampai di titik ini. Kau juga harus
tetap rendah hati (Catat: beda dengan rendah diri, ya. Tanyakan ibu apa bedanya
jika belum paham, ok). Kau tahu, rendah hati tidak akan pernah merendahkan
dirimu. Justru meninggikan derajatmu dimata manusia. Percayalah, orang-orang
yang berilmu selalu memiliki tempat yang istimewa. Baik di mata manusia maupun
Tuhannya.
Maka jangan pernah puas dengan prestasi yang berhasil kau raih
sekarang. Ada banyak tantangan yang menantimu di masa depan sayang. Siapkan dirimu,
jagalah semangatmu. Jangan lupa untuk makan tepat waktu, istirahat yang cukup
ya.. biar besok kalau kita ketemu udah lebih tinggi dan cantik. Semoga pertemuan
berikutnya tak akan lama lagi. Kalau boleh aku meminta, kau balas surat ini ya?
Ceritakan apa saja, aku akan senang membacanya.
Sampaikan salamku untuk teman-teman yang lain ya, salam sayang dan
kangen. Salam semangat dan teruslah belajar. Salam rindu dari langit kota Jogja
yang terharu dengan prestasimu.
Yogyakarta, 22 November 2016
Sakifah
#OneDayOnePost
4 comments:
Ahh kak, aku membacanya semacam ikut dinasehati... Calon ibu yg baik (y)
hebat ya merta...
Surat terbuka untuk Merta dari Ustadzah Sakifah
Hai, salam kenal Merta... (suatu saat nanti pasti baca ini)
Post a Comment