Tuesday, 22 November 2016

Selamat, Bidadari kecilku..

| |



Assalamu’alaikum, 
Merta Azen Kinanti Putri


Hai Merta sayang, semoga engkau selalu dalam keadaan baik. Semoga Allah selalu melindungimu, membimbingmu, menyayangi dan menjagamu. Menjadikanmu bidadari dunia dan surga, juga permata di hati siapa saja yang ada didekatmu.

Hari ini, rindu ini semakin membeku. Ingin sekali menatap mata beningmu, membelai kepalamu lembut, mencium keningmu, dan memelukmu erat, memberi ucapan selamat.

Tidak terasa ya, lebih dari setahun sudah, kita tidak bisa bertemu setiap hari. Tidak bisa mendengar suaramu melantunkan ayat suci, tidak bisa melihatmu merajuk dan mengeluh “Capek, ustadzah...” Tapi kembali ceria setelah kutanya, “Masa sih? Kalau dapet hadiah, mau?”. Lalu matamu kembali berbinar,  bersemangat menghafal dan belajar, lagi dan lagi.

Aku sering heran, tubuhmu yang mungil jika dibanding teman sebaya tidak mengurangi kapasitas tenaga yang kau punya. Bahkan rupanya, kau yang paling semangat diantara semua. Aku rindu saat-saat melihatmu seperti itu, sayang. Apakah kau juga rindu padaku?

Aku masih ingat betul bagaimana kau belajar mengeja setiap huruf hijaiyyah itu. Kuminta kau ucapkan dengan sempurna, kau selalu menurut. Jika salah sedikit saja, kau tidak pernah keberatan untuk mengulang. Lagi dan lagi, seolah kau tak punya rasa bosan. Dan aku memang tak pernah merasa bosan mengajarimu. Karena kau tahu, semangatmu adalah sumber tenagaku. 

Bagaimana mungkin aku bosan jika semangatmu belajar selalu menggebu? Ah, kadang aku berharap setiap anak memiliki semangat yang sama sepertimu. Tapi tidak, itu tidak adil bagi mereka, ya? Setiap anak kan punya kemampuan masing-masing, kalian semua istimewa dimataku.

Merta sayang, aku masih ingat betul bahwa kau salah satu murid yang cepat sekali menyelesaikan jilid demi jilid belajar tilawah Al Qur’an. Kau harus bersyukur sayang, ayah ibumu adalah orang tua yang luar biasa. Cara mereka mendidik kalian itu tidak setiap orang tua mampu begitu. Ah, suatu hari kau harus mengerti betapa Allah menyayangimu lewat mereka. 

Apakah itu berarti anak-anak lain tidak beruntung? Jangan salah, setiap anak beruntung dengan caranya masing-masing. Jadi tidak perlu iri dengan teman lain, ya? Mungkin kau pernah melihat temanmu memiliki sesuatu yang lebih dari apa yang ada digenggamanmu. Jangan lupa, kau juga memiliki apa yang mereka tidak punya. Jadi, sama saja kan? Allah itu maha adil, percayalah.

Dan hari ini, ku dengar engkau berhasil meraih prestasi, juara satu lomba tartil kebupaten? Oh, aku tidak heran. Kau pantas mendapatkannya, sayang. Kesungguhanmu yang luar biasa dalam belajar, ketahanan semangatmu, juga amunisi tenaga yang tiada habisnya sudah cukup sebagai modal, ditambah do’a-do’a dari semua orang yang kau sayang dan menyayangimu. Kau tahu itu. Tanpa do’a mereka, belum tentu kau raih prestasi itu sayang. Maka jangan pernah merasa tinggi hati ya. Tetaplah merasa setara dengan teman-teman lain.


Tidak boleh tinggi hati bukan berarti kau boleh merasa rendah diri. Tidak, Rasul kita membenci kedua sifat itu. Yang benar adalah, kau harus tetap merasa biasa saja. Toh prestasi itu bukan untukmu seorang, tapi juga untuk mereka semua yang sudah mendukungmu untuk sampai di titik ini. Kau juga harus tetap rendah hati (Catat: beda dengan rendah diri, ya. Tanyakan ibu apa bedanya jika belum paham, ok). Kau tahu, rendah hati tidak akan pernah merendahkan dirimu. Justru meninggikan derajatmu dimata manusia. Percayalah, orang-orang yang berilmu selalu memiliki tempat yang istimewa. Baik di mata manusia maupun Tuhannya.

Maka jangan pernah puas dengan prestasi yang berhasil kau raih sekarang. Ada banyak tantangan yang menantimu di masa depan sayang. Siapkan dirimu, jagalah semangatmu. Jangan lupa untuk makan tepat waktu, istirahat yang cukup ya.. biar besok kalau kita ketemu udah lebih tinggi dan cantik. Semoga pertemuan berikutnya tak akan lama lagi. Kalau boleh aku meminta, kau balas surat ini ya? Ceritakan apa saja, aku akan senang membacanya.

Sampaikan salamku untuk teman-teman yang lain ya, salam sayang dan kangen. Salam semangat dan teruslah belajar. Salam rindu dari langit kota Jogja yang terharu dengan prestasimu.

Yogyakarta, 22 November 2016

Sakifah

#OneDayOnePost

4 comments:

Ciani Limaran said...

Ahh kak, aku membacanya semacam ikut dinasehati... Calon ibu yg baik (y)

Lisa Lestari said...

hebat ya merta...

Dewie dean said...

Surat terbuka untuk Merta dari Ustadzah Sakifah

Unknown said...

Hai, salam kenal Merta... (suatu saat nanti pasti baca ini)

Post a Comment

Popular Posts

Blogger templates

Blogroll

About

Search This Blog

Powered by Blogger.
 

Designed by: Compartidísimo
Images by: DeliciousScraps©