![]() | |
Satu sel yang terbelah dua kemudian terpisah sejak hadir ke dunia ^_^ |
Entah, ini permintaan atau
perintah, untuk menulis tentang seseorang yang hampir setahun ini banyak memberi warna
hari-hari.
Dewie DeAn, aku mengenalnya
lewat komunitas One Day One Post. Di chat room, dia selalu ramai. Tidak peduli
pagi, siang, sore, bahkan tengah malam. Awalnya aku berfikir, makhluk apakah
dia yang hampir tidak pernah kelihatan offline? Always on. No matter where or when. Atau jangan-jangan, dia makhluk
tak kasat mata? Hahaha...
Tidak mungkin. Kebiasaannya
upload foto sehari beberapa kali (terutama ketika sedang eksis jalan-jalan atau
demo masak) cukup menunjukkan bahwa dia bukan makhluk astral. Dewie, dia nyata.
Apalagi setelah mbak Hiday, salah satu anggota ODOP berhasil menemuinya di
Kuala Lumpur. Ini adalah salah satu bukti bahwa Dewie bukan makhluk hoax.
Beberapa bulan setelah
gabung ODOP, hampir setahun yang lalu. Group whatssapp ini semakin ramai.
Kecepatan mengetik anggota yang aktif luar biasa, beberapa menit ditinggal saja
sudah ratusan chat. Apalagi kalau offline beberapa hari, pernah mencapai ribuan
chat baru masuk seteleh online. Luar biasa, kan? Yang lebih luar biasa adalah,
jika diperhatikan baik-baik setiap hari, tiada hari tanpa chat dari Dewie di
group ini.
Yah, keramaian yang bukan
tanpa alasan. Sering ada bagi-bagi ebook, tips menulis, koreksi tulisan, sampai
bercanda dan saling menjodohkan. #ops
Tentu saja, dalam group ini
kami bukan hanya saling menemukan teman tapi juga saudara yang sudah seperti
keluarga dunia maya. Namun bukan berarti semua berjalan baik-baik saja. Group
ini pernah berduka, beberapa kali bahkan. Yaitu ketika ada anggota yang harus
mengundurkan diri sebagai bagian dari konsekwensi. Ya, kan ketentuannya jika
tidak posting beberapa kali harus mengeliminasi diri dari group, keluar dengan
kesadaran sendiri, begitu. Jadi ya mereka yang bertanggung jawab terhadap
konsekwensi, dengan berat hati harus meninggalkan group ini. Sedangkan mereka
yang tidak juga *sadar diri* meskipun berpuluh hari tidak setor link, masih
saja bertahan. Termasuk aku, hehehe. Semua memang tergantung niat, sih. Ngga
perlu dibahas lebih lanjut soal ini. Karena inti tulisan ini adalah membahas
tentang Dewie DeAn.
Berawal dari “keberisikan”
dalam group inilah, kami menjadi semakin akrab. Kupikir dia lebih senior dan
dewasa dariku, setelah beberapa bulan berbincang. Sampai suatu hari dia kirim
email dan kubalas dengan sapaan “kakak” atau “mbak”, eh dia ngamuk
protes. Kemudian memaksa untuk membalik panggilan itu padaku. Oh, setelah
sekian perdebatan, aku mengalah. Ya, bukan untuk benar-benar merasa kalah.
Hanya saja, tidak ingin memperpanjang masalah.
Kemudian entah bagaimana
awalnya, chatroom kami pindah ke
saluran pribadi, lalu telepon sering datang tanpa jadwal pasti. Ada saja yang ingin dibagi. Mulai dari cerita yang sama sekali
tidak penting, sampai hal-hal yang sifatnya pribadi. Perlahan tapi pasti, kami
seperti satu sel yang membelah jadi dua, berpisah ratusan mil sejak lahir ke
dunia, kemudian dipertemukan kembali di dunia maya. Ya, tanpa rencana kami
menjadi saudara di dunia tak kasat mata, yang semoga persaudaraan ini berlanjut
dan bertahan selamanya di dunia nyata. Dan kini, dia memintaku untuk menulis
tentang dirinya, biar kuuraikan dengan singkat. Karena selebihnya, adalah
rahasia yang hanya bisa benar-benar engkau rasakan saat bersamanya.
Dewie DeAn, gadis asal Medan
yang sedang merantau di negeri jiran. Sebentar lagi menyandang gelar Sarjana
Ekonomi, dan siap disunting seorang pangeran pemuda menjadi istri. Entah
siapa yang beruntung nanti. Aku tidak ingin membatasi dia akhirnya harus
memilih siapa, karena memang itu hak dia sepenuhnya. Yang aku harap, pilihannya
adalah yang terbaik untuk menjadi penyempurna fase hidup berikutnya.
Apakah kamu mengira bahwa
setiap gadis itu selalu indah dan mewangi ketika mekar setelah menahan kuncup
sekian lama, kemudian layu setelah ia berhasil menepis ragu? Biar kutegaskan
padamu bahwa sebaiknya engkau berhenti berpikir begitu. Tidak, sama sekali tidak. Tidak semua gadis
bisa diibaratkan sebagai bunga. Kau tidak akan menemukan keindahan bak bunga pada
diri Dewie DeAn. Kenapa?
Dia tidak perlu menguncup
lalu menunggu saat yang tepat untuk berbuat. Dia, adalah gadis penuh tekad. Tak
perlu menunggu atau ditunggu, dia hanya berbuat ketika kemauannya sudah bulat.
Kalau kau mencoba untuk tidak percaya, terserah saja. Tapi boleh kau tanyakan
padanya atau orang-orang yang mengenalnya, bagaimana ia menjalani masa remaja.
Dia tidak perlu mekar,
menebar wangi, atau menyapa penuh pesona siapapun yang melintas di hidupnya.
Dia selalu memilih dan tahu pesona itu layak untuk siapa. Meski selama apapun
harus menanti, ia bisa begitu setia menahan rasa agar sesuai dengan asa yang
diimpikannya. Dia adalah gadis dengan selera luar biasa, baik dalam makanan,
penampilah, sampai tentu saja, rencana masa depan.
Dan kau tahu, dia juga tak
perlu layu ketika lelah menunggu. Dia bukan bunga, tapi permata. Kilaunya
berasal dari tempaan ujian dan masa yang begitu panjang, kilau yang akan
bertahan selamanya. Tidak akan pudar walau digoda, tidak akan tenggelam meski
mengikuti arus zaman.
#OneDayOnePost
#ODOPChallenge
#DewieDeAn
14 comments:
Terharu *mata berkaca2 keculek sendok. 😂
Noted kakak terimakasih sudah mau mengenalku. Pesannya Awie save 😍😍😘😘
Aku amnesia...siapa tuh Dewi dean
Permata yg terdampar.
Isinya bagus bagus Mba. ada jeleknya napa hahaha
Isinya bagus bagus Mba. ada jeleknya napa hahaha
Uuunngg, tulisan kak Kifa manis banget kaya selai bluberry~ jadi pengen bikin roti bakaaarrr...
Wah,aku gimana nih mau nulis tantangan nya? Udah dikupas semua Iki... Hehehe
Siip Mb Kifa. Dewi Oke.
Siip Mb Kifa. Dewi Oke.
Awie jadi artis...
Hhaa... Kak Kifa paling puanjaaaang klo bahas kak wie...
Awie adalah keindahan yang tersembunyi #eh apasih? :D
Woow,,daibak mba Awie ya,,jd pngn masuk chat room grup ODOP lagi
Jadi terharuuuuu sama komen2nya hihi
Post a Comment