Awalnya, aku
tidak begitu berminat menulis tentang ini. Cukuplah jadi daftar mimpi pribadi,
yang seandainya tidak tercapai tidak perlu malu dengan diri sendiri. Tapi berhubung
ada tantangan nulis resoles, eh resolusi? Ya mau ngga mau ditulis juga. Siapa
tahu kan, semakin banyak yang membaca semakin banyak pula yang mendoakan, lalu
jadi kenyataan. Kan, kan, asik kan?
Hehe ...
Aku punya
mimpi, biar tetap hidup. Karena kata Andrea Hirata dalam Sang Pemimpi atau
Laskar Pelangi ya? Aku lupa, yang jelas dalam salah satu tetralogi itulah
beliau menulis: “tanpa mimpi, orang-orang seperti kita ini akan mati.”
Aku setuju,
mimpi bisa menghidupkan semangat dan upaya-upaya untuk menjadikannya pasti.
Tanpa mimpi, seolah manusia biasa seperti kita (atau hanya aku dan kamu?) tidak
akan memiliki semangat untukmenarik nafas lagi. Mimpi ibarat nyawa yang melekat
salam setiap detak nadi.
Ah udah ah
ngomongin si mimpi, nanti dia ngga bisa tidur diomongin terus. Mending sekarang
ngomongin mimpi (loh?) eh resolusi yang jadi bagian dari mimpi. Di tahun 2017
ini, ada dua hal yang paling kuinginkan jadi kenyataan, yang dengan kedua hal
ini aku berharap pintu bagi mimpi-mimpi yang lain terbuka lebar menjadi
ikenyataan.
Pertama, adalah
keinginan untuk terus menulis. Apa saja, kapan saja dan dimana saja, aku ingin
lebih banyak menulis daripada tahun kemarin. Itu artinya, untuk bisa terus
menulis aku juga harus rajin membaca, bukan? Termasuk mengaplikasikan ilmu
kepenulisan yang sudah didapat. Tidak boleh ada satupun yang sia-sia. Kalau
bisa, setiap ide yang terlintas harus ditulis untuk dirangkai dengan ide lain
dan membentuk sebuah tulisan yang utuh. Ketika sudah terbiasa seperti ini, aku
berharap kemudian ada tulisanku yang layak terbit baik melalui media online
maupun offline. Ah, bermimpi, boleh dong? Apalagi kalau tulisannya dilirik para
pemegang modal yang baik hati dan mencintai literasi. Tulisanku bisa jadi
sumber uang saku nanti. Hihi
Yang kedua
adalah lulus dan wisuda. Syaratnnya tentu saja menyelesaikan tesis (yang itu
berarti harus berhubungan baik dengan tulisan-lagi-), lalu ujian. Kalau sudah
lulus semuanya, baru deh boleh ikut wisuda. Jadi, intinya ya itu tadi, nulis
dan belajar!
Terus, kalau
sudah lulus mau ngapain lagi? kan masih ada sisa waktu tahun ini? Yap, lebih
cepat lulus lebih baik. Dengan segera lulus, itu berarti agenda lain menanti.
Seperti? Menikah, salah satunya. Eh? Soal ini ngga harus nunggu wisuda
sebenarnya. Cuma pengen aja nikah kalau sudah selesai urusan akademik, terutama
tesis dan ujiannya itu. Kan lebih lega rasanya kalau nikah sudah ngga punya
tanggungan kewajiban ke kampus. Kalau sudah selesai tesis dan ujian, paling
tinggal ngurus wisuda yang ngga seberapa ribet kan? Itu juga kalau calonnya
sudah terbit di ufuk timur, tersenyum menyambutku dan siap menikah. Ahahaha,
doakan saja yang terbaik, okey?
Lagi pula,
kalau cepat lulus kan jadi lebih banyak waktu buat mikirin yang lain. Mikirin
naskah buku, mau tinggal dimana, mau sibuk apa saja, termasuk mikir mau
jalan-jalan ke mana lagi. Masih banyak tempat yang ingin kujelajahi di negeri
ini. Tapi ya itu, yang penting kewajiban akademik selesai dulu.
Ah, semoga saja
mimpiku, mimpimu dan mimpi kita semua terwujud tahun ini, ya?
#OneDayOnePost
5 comments:
Aamiin ya Allah... Semoga terkabul di tahun ini
Aamiin ...
Semoga semua mimpi kakak terkabul Aamiin Allahumma Aamiin
Aamiin... terutama yang sakinah berasamamu... :D
Amiin dik Saki
Post a Comment