Perjalanan
hidup ini, kita tidak pernah merencanakan sebelumnya. Lahir ke duniapun tanpa
rencana. Siapa yang bisa memilih mau lahir dimana dan mendapat nama apa?
Termasuk mau jadi perempuan atau laki-laki, semua sudah ditetapkan begitu saja.
Masa kecil kita tumbuh begitu adanya. “Mengikuti tuntunan alam,” kata sebagian
dari orang tua.
Lalu kita
tumbuh, menyesuaikan diri dengan lingkungan dan orang-orang sekitar. Beranjak
remaja, lingkungan semakin berwarna. Kita dituntut lebih bijak dalam memilih
dan menentukan langkah. Semua tidak bisa lagi berjalan “tanpa rencana” sama
sekali. Mungkin sesuai dengan usia, ketika manusia dianggap layak untuk
menentukan pilihan, satu demi satu dan kemudian semakin kompleks hidup ini
penuh dengan pilihan. “Kita kemarin, hari ini, juga masa depan adalah
tergantung pada apa yang kita pilih,” kata seorang ustadz. Tepat, pilihan untuk
melakukan apa menentukan kita akan di mana, dengan siapa, dan harus bagaimana.
Adakalanya,
kita dihadapkan dengan orang-orang baik, yang begitu ringan tangan membantu,
menyisihkan waktu luang. Tidak jarang juga kita harus berhadapan dengan mereka
yang mengedepankan ego semata. Saat itulah, kita dituntut bersikap lebih
dewasa. Apa jadinya jika kita menuruti egonya? Ah, mungkin akan ada perang
dunia berikutnya.
Orang-orang
terbaik, adalah siapa saja yang pernah “masuk” kemudian “keluar” dari hidup
kita. Sebagian dari mereka datang kemudian pergi, sebagian tetap tinggal. Tidak
sedikit yang pergi dengan meninggalkan kesan baik, menambah daftar kenangan
yang tidak untuk dilupakan. Meski ada juga, mereka yang harus pergi menyisakan
sesal karena sesuatu yang mengakibatkan rasa tidak ingin mengingatnya lagi.
Percayalah, mereka adalah orang-orang terbaik.
Bagaimanapun,
sebaik atau seburuk apapun kehadiran mereka dalam hidup kita, selalu ada hikmah
dan pelajaran yang harus kita cerna. Mereka yang hadir hari ini, bisa jadi
harus pergi esok hari. Kita bisa memilih untuk menyikapinya seperti apa. Atau
mungkin, jika mereka tdak pergi dari hidup kita, sesungguhnya kita yang memilih
pergi dari kehidupan mereka?
Tentu saja,
semua adalah pilihan dengan segudang pertimbangan. Jangan pernah mengambil
keputusan tanpa pertimbangan. Karena jika demikian, akan sangat rawan
menimbulkan penyesalan. Hidup ini, dimulai dengan kelahiran dan diakhiri dengan
kematian. Dalam bahasa inggris, kita mengenal kata “birth” yang berarti lahir. Kemudian ada kata “die” yang berarti mati. Jika
disingkat, antara B dan D, ada C= choise.
Pilihan, yang mebuat kita bisa bertemu siapa dan bagaimana menyikapinya.
Satu yang
pasti, siapapun yang pernah “mampir” dalam kehidupan kita, adalah orang-orang
terbaik yang baik dengan atau tanpa rencana membantu kita untuk sampai di masa
depan. Mungkin ada banyak pelajaran, sekaligus tumpukan penyesalan terhadap
orang-orang tersebut. Tentu saja, kita tidak bisa mengubah masa lalu untuk itu.
Tapi setidaknya, dengan menyadari bahwa siapapun mereka tetap bisa menjadi yang
terbaik untuk melengkapi perjalanan hidup kita, langkah-langkah yang kita ambil
bisa jadi lebih ringan dan menyenangkan. Menciptakan bahagia tak terkira dan
selalu mampu membuat kita bersikap baik kepada siapa saja.
Yakin saja,
setiap sikap baik kita akan menghasilkan kebaikan di masa depan. Siapa yang
menanam, dia akan menuai. Jadi, mari kita tanam kebaikan di mana saja, kepada
siapa saja. Supaya hidup kita selalu dipenuhi dengan kebaikan. Dengan begitu,
bukankah rasa bahagia menjadi begitu sederhana untuk siapa saja?
4 comments:
Yuuuuuuukkk!!! 🌧🍊🌧🍊🌧🍊 ^ ~^)9
Yuk kemana kak? ^_^
Dengan begitu, bukankah rasa bahagia menjadi begitu sederhana untuk siapa saja?
Benar sekali
Dengan begitu, bukankah rasa bahagia menjadi begitu sederhana untuk siapa saja?
Benar sekali
Post a Comment