Tuesday, 4 April 2017

Dr. Zakir Naik Visit Yogyakarta 2017 (finish)

| |


 Demi Janji




Ya, karena kemarin sudah berjanji untuk melanjutkan liputan selama mengikuti public lecture Dr. Zakir Naik, hari ini akan kutunaikan janjiku. Mengulas kembali sesi tanya jawab, adalah membahas tentang konsekwensi sebuah janji.


Dalam sesi tanya jawab ini, ada puluhan orang mengacungkan tangan hendak bertanya. Namun Dr. Zakir Naik memprioritaskan saudara kita non muslim untuk bertanya. Beliau bilang, untuk mereka tidak perlu mendaftar online atau minta persetujuan panitia, langsung saja datang jika ada yang ingin didiskusikan dengan beliau. Pasti dengan senang hati akan ditanggapi. Jadi, sesi tanya jawab ini akhirnya dapat menampung lima penanya yang semuanya non muslim. Sedangkan untuk semua penanya yang jelas muslim, tidak ada kesempatan karena dhuhur sudah lama berlalu saat beliau selesai dengan lima penanya non muslim.

Masih penasaran?

Baik, kelima penanya ini ada seorang lelaki dan empat wanita. Kita mulai dari yang pertama. Beliau seorang wanita kristiani yang mengakui kedamaian dalam islam. Beliau masih belum siap menyatakan diri masuk islam, bertanya tentang apa konsekwensi setelah masuk islam, apakah boleh menyembunyikan diri dari orang-orang dekatnya setelah masuk islam?

Kedua, adalah seorang lelaki yang lingkungannya banyak orang muslim, namun dia merasa bahwa dirinya atheis. Pertanyaannya adalah yang pertama, kenapa seorang muslim tidak boleh memilih pemimpin non islam dan mengapa setelah manusia mendapat banyak ujian di dunia, Tuhan tetap menghukumnya masuk neraka? Bukankah ini tidak adil? Jika demikian adanya, maka tidak perlu bersusah payah berbua baik di dunia, toh akhirnya akan masuk neraka juga?

Ketiga, adalah seorang wanita yang sudah menikah, punya anak dan sudah dua bulan ini melakukan shalat. Namun belum mendeklarasikan syahadatnya, beliau butuh waktu yang tepat untuk menyatakan keislamannya di depan orang-orang dekat.  Apakah dibenarkan sikap demikian?

Penanya keempat, kembali seorang wanita yang memiliki kakak perempuan muallaf. Orang tua mereka marah dengan keislaman kakaknya. Namun dia mulai tertarik dengan kebenaran Islam dan ingin meyakininya. Masalahnya adalah, dia tidak ingin menyakiti orang tuanya dan mencari waktu yang tepat untuk masuk Islam. Dia bertanya apakah dalam Islam memperbolehkan pengikutnya untuk menjauhi orang tua yang non Islam? Atau bagaimana seharusnya seorang muslim bersikap terhadap orang tua yang beda keyakinan?

Penanya kelima, adalah seorang seorang muslimah muallaf yang memeluk islam diam-diam. Orang tuanya kristiani yang taat. Dia bisa menutup aurat, melakukan ibadah, semuanya di dalam rumah tanpa sepengetahuan orang tuanya. Namun jika hari minggu tiba, mau tak mau dia harus ikut orang tuanya ke gereja. Mengikuti perjamuan kudus di sana, dan sebagainya. Pertanyaannya, bolehkah ia bersikap seperti itu sebagai seorang muslim?

Keenam, kembali seorang wanita keturunan pernikahan beda agama, berasal dari Poso. Beliau menggunakan hijab karena sadar sebagai seorang wanita, harus melindungi dirinya sendiri. Hijab membuatnya berasa aman dan nyaman. Namun untuk masuk Islam, masih ada keraguan tentang konsep trinitas dan kebenaran Nabi Muhammad dalam bibel.

Penjelasan dari semua pertanyaan tersebut cukup panjang. Namun semoga ringkasan berikut akan cukup memberi penjelasan tanpa mengurangi esensi materi.

Menjadi muslim, adalah urusan seorang hamba langsung dengan Allah, bukan dengan yang lain. Selama seseorang meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan, percaya bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusanNya, dan Jesus/Isa juga merupakan utusanNya (bukan Tuhan), maka dia dalah seorang muslim. Tidak peduli apa yang orang lain katakan.

Ketika sudah menjadi seorang muslim, sesungguhnya keislaman itu tidak harus dideklarasikan dihadapan semua orang. Namun seorang muslim adalah agen bagi saudara, orang tua, dan orang-orang di sekitarnya. Maka setelah beberapa hari, beberapa bulan atau bahkan beberapa tahun, mau tidak mau orang-orang di sekitarnya akan tahu perihal keyakinan tersebut. Jika saat itu tiba, seorang muslim harus siap bertahan dengan keimannanya. Agar orang-orang disekitarnya turut merasakan kedamaian dan kebenaran dalam Islam.

Dalam bibel, disebutkan bahwa Yesus mengabarkan tentang kedatangan Nabi lain untuk umatnya. Siapakah sebenarnya Nabi yang akan datang ini? Dialah Muhammad SAW, yang seharusnya diimani oleh umat kristiani jika percaya apa yang dikatakan oleh Yesus ini benar. Jadi, kedatangan Islam melalui Muhammad SAW sudah dikabarkan oleh Yesus bertahun-tahun sebelumnya. Wajar jika seorang kristiani yang taat menyadari hal ini, mengalami kebingungan. Proses untuk menyadari kebenaran memang kadang membingungkan. Seorang kristiani mungkin tidak harus menyadarinya sekarang. Tapi semoga dengan mengetahui kebenaran ini, terbuka pintu hidayah untuk mengantarnya masuk Islam di saat yang tepat.

Pertanyaan tentang mengapa seorang muslim dilarang memilih pemimpin non Islam, adalah karena Allah sang pencipta manusia lengkap dengan segala sistemnya telah menetapkan demikian. Maka tidak ada alasan bagi seorang muslim untuk membantah. Jika seseorang percaya tentang kebenaran, Al Qur’an, maka ia wajib mengikuti. Namun jika tidak, maka jelas, dia tidak percaya kepada Al Qur’an, apalagi kepada Islam. Jadi, muslim yang percaya Al Qur’an tdak boleh memilih pemimpin non Islam. Selama masih ada calon pemimpin muslim yang diketahui jelas keislamannya dan baik pekertinya, dialah yang harus diprioritaskan oleh setiap muslim untuk emnjadi pemimpin. Namun jika ada muslim yang lebih memilih non muslim sebagai pemimpin, maka jelas bahwa dia tidak percaya pada kebenaran Al Qur’an.

Sungguh, setiap manusia sebelum lahir ke dunia sudah diambil sumpahnya, untuk hanya menuhankan Allah, tidak yang lain. Hal ini disebutkan dalam Q.S. Al A’raaf ayat 172: “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",

Namun dalam perkembangannya, manusia banyak mengacuhkan janjinya sendiri. Begitu banyak manusia yang lupa bahwa kewajibannya di dunia adalah taat pada Allah, yang sudah menciptakan dan menjadi Tuhan dari alam semesta.

Tentang hukuman yang harus diterima manusia di dunia dan juga di akhirat nanti, Dr. Zakir menyebutkan data bahwa mayoritas orang yang pernah berbuat jahat kemudian dibebaskan, maka mereka akan cenderung melakukan kesalahan yang sama. Allah jauh lebih tahu mengapa orang mencuri harus dihukum potong tangan. Mengapa orang membunuh harus membayarnya dengan nyawa juga. Orang yang memperkosa harus dihukum cambuk, diasingkan, dan sebagainya. Allah tidak salah menentukan hukum yang harusnya berlaku di dunia. Namun kenyataannya? Manusia membuat hukum sendiri, inilah yang membuat Allah menyediakan alternatif hukuman di akhirat nanti.

Ketika manusia tidak bisa berbuat adil dan menegakkan hukum Allah, sungguh itu bukan masalah bagi Allah. Karena Allah bisa menegakkan keadilanNya dengan cara yang lain. Sedangkan untuk ksesalahan dan dosa manusia yang sudah diampuni olehNya, tidak akan bisa membawa manusia ke neraka. Masalahnya adalah, kita tidak tahu apakah dosa-dosa yang kita perbuat selama hidup ini sudah diampuni semuanya atau belum? Itulah kenapa kita harus selalu berusaha berbuat baik, menghindari kesalahan selama hidup. Keadilan akhirat adalah “reward and punishment” sebagai konsekwensi amal perbuatan manusia di dunia.

Ketika sudah memeluk Islam, maka yang paling utama keyakinan adalah urusan seorang hamba dengan Tuhannya. Meski tanpa diumumkan dan tanpa seorangpun yang tahu, seseorang bisa menjadi muslim. Namun dalam kehidupan selanjutnya, fitrah manusia sebagai makhluk sosial akan ettap menuntut untuk bersosialisasi, melakukan konsekwensi-konsekwensi iman. Lalu dengan sendirinya, kehidupan sosial beragama bisa terwujud.

Tidak seorangpun tahu kapan hidup ini akan berakhir dalam kematian. Lalu bagaimana jika ketika kematian datang, belum memeluk Islam? Belum mengakui bahwa Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang patut disembah? Kesadaran akan hal inilah yang akhirnya mengantar seorang wanita menyatakan diri masuk Islam. Tidak ada kesempaan untuk menunda. Dr. Zakir Naik melontarkan pertanyaan-pertanyaan tajam, tentang konsekwensi dari keyakinan yang memang sudah diam-diam bersemayam dalam hatinya. Soal anggapan orang lain dan bagaimana menyikapi, bisa dipikir nanti. Yang terpenting sekarang adalah menepati  janji yang dibuat jauh sebelum hadir ke dunia ini. Seisi ruang langsung terhanyut dalam haru.

Orang tua, terutama ibu adalah orang yang harus paling diutamakan diantara seluruh manusia yang ada di dunia, hal ini tidak bisa dibantah karena begitulah perintah Allah dan RasulNya. Namun keutamaan seorang ibu, tetap tidak bisa mengalahkan keutamaan Allah dan RasulNya. Jika harus memilih antara ibu dengan Allah dan RasulNYa, maka seorang muslim haruus lebih mengutamakan Allah yang maha segalanya. Urusan sikap, anggapan, bahkan kepercayaan seorang ibu akhirnya biarlah menjadi urusan Allah. Seorang muslim masih punya kewajiban berbuat baik kepada orang tua meskipun orang tuanya memiliki keyakinan yang berbeda. Namun itu sebatas kewajiban untuk berbuat baik, bukan menaatinya dalam hal yang berhubungan dengan keyakinan.

Tentang bagaimana bersikap sebagai seorang muslim di tengah lingkungan keluarga kristen, seorang muslim memang tidak dilarang berkunjung ke gereja selama tidak berniat melakukan ibadah disana. Namun tetap harus mencegah diri dari perbuatan yang dilarang seperti minum alkohol, makan daging babi, dan sebagainya. Bagaimanapun juga, pada akhirnya keluarga harus tahu tentang keyakinan yang sudah dipeluk anaknya. Sebisa mungkin untuk membuat mereka menerima, dengan pendekatan yang baik dan terus memohon kepada Allah agar mudahkan prosesnya, insya Allah tidak ada yang tidak mungkin. Akan lebih baik jika Allah berkenan membuka pintu hidayah untuk orang tua, ikut memeluk Islam bersama anaknya.

Tentang trinitas, sesungguhnya tidak satupun bibel membahas tentang hal ini. Sejarah membuktikan bahwa trinitas merupakan doktrin gereja, bukan ajaran bibel yang dianggap sebagai kitab suci. Sedangkan dalam Al Qur’an, jelas disebutkan bahwa trinitas adalah paham menyesatkan. Begitu juga kehadiran Muhammad sebagai nabi terakhir. Dr. Zakir Naik menyebut sejumlah surah dan ayat dalam bibel yang membahas tentang hal ini.

Sayang, bahasa masih menjadi kendala dalam public lecture DZN di Indonesia. Betapa banyak saudara kita non muslim yang mulai menyadari kebenaran Islam dan tertarik mempelajarinya. Namun belum banyak agen muslim yang bisa memfasilitasi mereka dengan baik. Kehadiran DZN ke Indonesia merupakan salah satu kesempatan besar bagi mereka untuk menerima hidayah dengan tangan dan hati terbuka. Keberadaan translator juga kurang maksimal ketika apa yang disampaikan DZN tidak di translate dengan tepat oleh translator, sehingga DZN sempat kecewa dengan kinerjanya. Beruntung, Pak Bukhori dari Muallaf Center kemudian datang dan mengambil alih peran penerjemah di akhir sesi. Beliau membantu DZN menerjemahkan maksud pertanyaan kepada audiens yang masih ragu dengan kebenaran Islam. Hingga akhirnya, satu muslimah baru menjadi saudari kita dalam forum ini.

Takbir bergema berkali-kali. Membuat bulu kuduk berdiri. Masya Allah, sungguh kebenaran hanya akan mampu menghampiri orang-orang yang bersedia untuk menerima dengan sepenuh rela. Tidak ada yang bsia menghalangi seorangpun untuk menerima hidayah ketika Allah sudah berkehendak. Bahasa dan kekurangan lain yang mungkin muncul selama acara, terbukti bisa dilalui tanpa kendala berarti.

Selamat datang saudariku, dalam pelukan Islam. Kita berusaha mengikuti kebenaran bukan karena merasa paling benar, tapi kebenaran itulah yang akan mengantarkan kita dalam kehidupan yang memang harus kita tempuh sebagai fase ujian, sebagai wujud usaha kita menunaikan n=janji untuk hanya mentaari Allah yang Esa, sebelum kita menapak kehidupan masa depan yang abadi.


Sampai jumpa lain kesempatan, Dr. Zakir Naik. Semoga Allah selalu melimpahkan berkah dalam setiap langkah. 

4 comments:

Dewie dean said...

Aamiin semoga istikomah

MS Wijaya said...

Subhanalah, syukron kak saki liputannya. Semoga bisa istikomah di jalan Allah.

Suparto Parto said...

Reportase mb Kifa luar biasa. Salut tenan aku...

Suparto Parto said...

Reportase mb Kifa luar biasa. Salut tenan aku...

Post a Comment

Popular Posts

Blogger templates

Blogroll

About

Search This Blog

Powered by Blogger.
 

Designed by: Compartidísimo
Images by: DeliciousScraps©