Thursday, 13 April 2017

Satanic Finance (3)

| |



1.    
The Green Evil

Money, money money.

"l believe that banking institutions are more dangerons to our liberties than standing
armies. The issuing power (of money) should be taken away from the banks and restored to the people to whom it properly belongs."
Thomas Jefferson

Fiat money berwujud uang kertas hingga saat ini menjadi alat transaksi yang sah. Mudah dibawa, aman, dan legal sebagai simbol kekayaan. Meskipun hakikatnya, nilai lembar-lembar kertas itu jauh lebih rendah dari angka yang tertera. Manusia mulai dari rakyat jelata, pejabat, konglomerat hingga aristokrat menjadikan uang sebagai simbol kemapanan sosial, kekuatan pengaruh, dan sarana eksistensi diri.

ILUSI!

Inilah penyebab utama ketidakseimbangan sektor moneter (keuangan) dengan sektor riil. Uang yang tertera dalam catatan lembaga keuangan dan seluruh ang beredar di masyarakat, jumlahnya jauh lebih besar dari barang yang ada. Mengingat bentuk uang yang mudah diciptakan tanpa back up, jangan kaget bahwa secara sederhana, satu buah jeruk bisa sebanding dengan uang sebesar Rp. 20.000 (ini bukan hasil penelitian, hanya perumpamaan, faktanya bisa jadi kuran, atau bahkan lebih dari itu). Dalam fakta yang lebih sederhana, harga satu ekor kambing kualitas super lima tahun lalu sekitar 1,5 juta. Saat ini harganya bisa jadi 2,5 juta. Kenapa ada peningkatan sebsar 1 juta selama lima tahun? 

Padahal jika dihargai dengan emas, nilainya tetap, sekitar 1 dinar emas (4,25 gr/ dinar).

Maklum, masyarakat kita sudah terlanjur menganggap wajar fenomena demikian. Dianggap wajar jika nilai suatu barang terus mengalami penurunan (depresiasi), padahal faktanya, itu semua adalah ulah uang fiat (fiat money).

Mata uang yang paling menguasai perdagangan dunia saat ini tetaplah dollar Amerika. Meskipun sedikit tersaingi dengan kehadiran Euro, dollar masih memimpin lebih dari 65% hingga tahun 2006 pengaruh di semua benua. Mata uang ini tidak hanya digunakan dalam negeri, tapi juga menuntut siapapun yang berhubungan secara ekonomi dengan mereka, ikut menggunakan dollar sebagai nilai tukar.

Tingkat kepercayaan masyarakat dunia terhadap dollar membuatnya semakin mempesona. Orang tidak merasa perlu khawatir nilai tukar dollar akan turun, justru menganggap bahwa dollar sama berharganya seperti emas. Pengaruhnya semakin kuat ketika dollar disepakati sebagai alat pembayaran resmi minyak. Hal ini membuat negara lain perlu menyimpan dollar sebagai cadangan devisa.

Tahukah anda, siapa pencetak dollar?

Ialah The Federal Reserve System atau dikenal sebagai Federal Reserve, secara singkat juga dikenal sebagai The Fed. Sebuah lembaga swasta yang memiliki kewenangan untuk mencetak dollar. Jadi, dollar dicetak bukan oleh lembaga resmi pemerintah! Mereka berhak mencetak berapapun yang dibutuhkan, sesuai permintaan!. Disinilah monopoli itu dimulai.

Louis T. McFadden  Chairman of the Committee on Banking and Currency, pada tanggal 10 Juni 1932 mengungkapkannya kepada publik: “"Some people think the Federal Reserve Banks are the United States govemment’s institutions. They are not government institutions. They are private credit monopolies which prey upon the people of the United States for the benefit of themselves and their foreign swindlers."

(Sebagian orang mengira The Fed adalah institusi Pemerintah AS. Mereka bukan institusi Pemerintah. Mereka hanyalah swasta yang memegang monopoli kredit yang menerkam rakyat Amerika untuk keuntungan diri mereka sendiri dan penipu yang menjadi rekanan mereka).[1]

Lembar-lembar dollar itulah yang kemudian digunakan sebagai alat eksploitasi, memerangi yang lemah, menyuburkan kekacauan dan mendukung perang. Sampai akhirnya pada tahun 60-an, dollar mengalami depresiasi terhadap mata uang asing. Inflasi tidak bisa dihindari. Terjadi defisit perdagangan, inilah yang disebut dollar over hang, kondisinya semakin buruk beberapa tahun setelahnya. Rush atau penarikan besar-besaran terjadi, banyak negara yang meminta dollarnya ditukar dengan emas. Amerika kelabakan karena stok emas fisik semakin tipis sementara nominal dollar sudah membanjir di luar. Bahkan Presiden Prancis, Charles de Gaulle secara terbuka mengapalkan dollar AS kembali ke Amerika untuk minta diganti dengan emas.Spanyol mengikuti strategi ini, membuat dollar semakin terpuruk.

Hingga pada bulan Agustus 1971, konvertibilitas dollar dicabut sebagai pertanda berakhirnya sistem bretton woods (sistem yang diratifikasi oleh 44 negara tahun 1944, menyatakan bahwa dollar berperan sentral dalam sistem moneter dunia dan bisa dijadikan sebagai cadangan devisa. Dengan nilai tukar 35 dolar AS = 1 ons emas).
 
Hal ini berarti, setelah bretton woods dicabut, dollar tidak lagi di back up dengan emas. Ia adalah kertar-kertas tipis yang nilainya diserahkan kepada pasar, kemudian menjelma menjadi monster karena hanya AS (The Fed) yang berhak mencetak dollar, sedangkan masyarakat dunia hanya boleh menyediakan barang dan jasa yang bisa ditukar dengan dollar.
 
To be continou

[1] Satanic Finance, hlm. 93

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Blogger templates

Blogroll

About

Search This Blog

Powered by Blogger.
 

Designed by: Compartidísimo
Images by: DeliciousScraps©