Sunday, 2 July 2017

Sombonglah

| |





Sombonglah, jika jabatan bisa megubah statusmu di rumah, tak lagi sebagai seorang anak yang harus menghormati orang tua. Tak perlu melayani kebutuhan orang tua, bahkan merawat dan membersihkan kotoran saat rumah penuh dengan debu. Ya, mungkin kau bisa membayar pembantu. Kau boleh sombong, jika bisa mengubah kenyataan bahwa fitrahmu adalah diciptakan dari tetes mani yang hina.


Sombonglah, ketika pangkat yang kau dapat mampu menjunjung tinggi kedudukanmu hingga tak perlu lagi menapak bumi. Kau tak perlu bersusah payah mengambil minum, mengambil makan untuk diri sendiri, pergi ke toilet saat panggilan alam berbunyi, sehingga tak perlu bersentuhan dengan kotoran yang keluar dari tubuhmu sendiri.

Sombonglah, ketika harta yang kau punya mampu membeli nyawa orang-orang yang kau puja hidupnya. Mungkin kau bisa membeli mobil mewah, tiket konser artis terkenal, atau membeli sebutir berlian dengan harga ratusan juta. Kau boleh sombog, memamerkan segala kekayaan yang kau punya jika hartamu itu mampu membeli harga diri seorang buruh yang enggan menyuap demi mendapat pekerjaan. Kau boleh sombong, jika harta yang kau punya mampu mengusir penyakit yang tiba-tiba datang atau mengundang hujan saat kemarau panjang.

Sombonglah, jika pasangan yang kau punya patut dipuja dunia karena fisiknya. Lalu pantas kau pamerkan pada acara reuni, undangan pernikahan, bahkan acara-acara resmi tempatmu menghabiskan waktu. Sombonglah, jika kau berhasil lupa bahwa pada setiap makhluk bernyawa membawa kotoran yang menjijikkan di dalam tubuhnya dimanapun ia berada.

Sombonglah, jika kau bisa menghapus peringatan penguasa semesta, Tuhan yang Maha Semurna:

“Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung” (Al Isra’: 37)

“Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang dilarang mereka mengerjakannya, Kami katakan kepadanya: "Jadilah kamu kera yang hina[581].} (Q.S Al A’raaf: 166)

[581] Sebagian ahli tafsir memandang bahwa ini sebagai suatu perumpamaan , artinya hati mereka menyerupai hati kera, karena sama-sama tidak menerima nasehat dan peringatan. Pendapat jumhur mufassir ialah mereka betul-betul menjadi kera, hanya tidak beranak, tidak makan dan minum, dan hidup tidak lebih dari tiga hari.

Maka sombonglah, jika siap berubah menjadi kera yang hina.

#OneDayOnePost

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Blogger templates

Blogroll

About

Search This Blog

Powered by Blogger.
 

Designed by: Compartidísimo
Images by: DeliciousScraps©