“Ma, apakah bekerja membuat orang jadi
kaya?” Reno membaca koran sambil bertanya kepada mamanya yang sedang asik
menyiapkan sarapan.
Minggu pagi seperti ini sering
dimanfaatkan Reno untuk membaca koran setelah jogging keliling kompleks, pelajar
kelas 10 itu memang remaja yang baik. Selain berprestasi, Reno juga selalu
bersikap baik kepada orang tuanya.
“Apa No?” Mama minta Reno mengulang
pertanyaannya karena tadi suara Reno kalah dengan suara mesin blender. Mama
membuat jus jambu pagi ini.
Reno mendekati mama, bersandar di pintu
dapur sambil memperhatikan wanita hampir separuh baya itu asik sendiri.
Berjalan kesana kemari, mengambil ini dan itu, menata makanan dalam piring
saji, memastikan rasa masakannya pas di lidah, lalu tersenyum puas ketika
hasilnya sesuai harapan, atau berkerut sebentar lalu menambahkan sesuatu. Semua
harus terasa “pas” di lidah dan mata mama. Reno seperti melihat artis di
panggung yang sedang performance
menguasai dapur. Penuh penghayatan dan perhitungan, semaksimal kemampuan.
Begitulah mamanya ketika memasak, selalu berbumbu “cinta”, menambah cita rasa
istimewa dari setiap masakan buatannya.
“Reno bantu ya ma?” Ujarnya setelah
puas memperhatikan mama. Ia mengambil beberapa piring saji dan membawanya ke
meja makan, menata rapi semua seperti biasa. Setelah piring terakhir berpindah
ke meja, Reno bermaksud kembali ke dapur untuk bilang, “Ma, Reno mandi bentar
ya...” Tapi sang mama mencegahnya. “Kamu tadi mau nanya apa?”, namun Reno
mengernyit tak paham, mungkin sudah lupa. “Setelah baca koran tadi? Apa? Kaya
dan bekerja?” Mama menjelaskan pertanyaannya, Reno tersenyum lebar. “Eh iya,
emang orang bekerja bisa bikin kaya?” mama lalu menarik lengan Reno dan
mengajaknya duduk di kursi dapur. Semua sudah beres dan rapi, sehingga mama
bisa bersantai.
“Banyak orang yang bekerja, tapi tidak
kaya harta, Reno” Ujar mama bijak.
“Nah, itu maksud Reno. Tapi kenapa
orang yang sudah kayapun rela korupsi agar tidak banyak bekerja? Dan orang yang
bekerja keras tidak kunjung kaya? Itu kan kelihatan tidak adil, Ma?” Reno pasti baca berita soal banyaknya
korupsi di negeri ini, batin mama.
“Nak, di dunia ini memang ada kaidah
kausalitas, hukum sebab akibat. Siapa yang bekerja ya bisa dapat upah dari
kerjanya. Siapa menanam benih pasti menuai hasilnya. tapi tidak ada yang bisa
menjamin secara materi, bahwa 10 benih akan menghasilkan 10 buah di kemudian
hari. Ada yang mendapatkan 5, 10, bahkan 100 dari 10 benih yang ditanam tadi.”
Mama tersenyum menjelaskan, berharap putranya paham.
“Lalu hubungannya sama kaya dan
bekerja, Ma?” Reno belum puas rupanya.
“Orang yang bekerja keras secara fisik,
bisa jadi mendapat upah rendah. Sedangkan yang bekerja sekedarnya bisa mendapat
upah tinggi, lebih berpotensi kaya. Menurut manusia, seperti itu bisa jadi dianggap
tidak adil. Tapi kau jangan lupa nak, bahwa kaidah kausalitas tidak hanya
bekerja menurut hukum manusia. Ia lebih tunduk kepada ketentuan Tuhannya,
pemilik alam semesta ini. Kau lihat, orang yang gajinya tidak seberapa bisa
jadi lebih bahagia daripada orang yang bekerja di gedongan sana. Kuli bangunan
bisa jadi lebih merasa tenang hidupnya daripada seorang presiden.”
“Jadi, standar kausalitas hidup kita
sebenarnya apa, Ma?” Reno mulai paham penjelasan mamanya.
“Kepercayaanmu pada Tuhan, membuat
setiap hal terasa sempurna nak”
Mereka tersenyum. Di luar rumah, beberapa burung pipit mencicit riuh.
#OneDayOnePost
#Latepost
0 comments:
Post a Comment