Anda mungkin
sudah sangat familiar dengan rengginang. Ya, sejenis kerupuk bulat (atau tak
berbentuk) yang terbuat dari beras ketan berbagai rasa itu sudah me-nasional,
bahkan men-dunia melalui duta warga Indonesia yang tersebar di seluruh dunia.
Rasanyapun beragam, ada yang manis khas gula jawa, asin dengan cita rasa
original, aroma terasi, atau sedikit pedas manis dengan aroma jahe. Panganan ringan
yang banyak diproduksi orang Madura dan sekitarnya ini menjadi hidangan khas
desa yang masih banyak dicari orang kota. Namun, kali ini kita tidak akan
membahas terlalu jauh tentang rengginang.
Adalah pathilo,
makanan ringan yang bentuknya sekilas mirip dengan rengginang. Memiliki cita
rasa gurih dan sangat renyah. Bahkan seringkali karena renyahnya, sangat mudah
patah ketika sudah matang. Oleh karena itu, pathilo dijual dalam kemasan mentah
dan siap goreng, belum pernah ada penjual yang menjual pathilo matang. Pathilo adalah
makanan khas Gunungkidul. Terbuat dari ketela pohon yang menjadi salah satu
komoditas utama daerah ini.
Pathilo adalah
akronim dari kata “pathi” atau sari dan “telo” yang berarti ketela pohon. Dengan
demikian, pathilo dibuat dari ketela pohon yang sudah diambil sarinya kemudian
dicampur sedikit air dan tepung tapioka. Bumbu yang dicampur bisa sesuai
selera. Misalnya garam dengan bawang, atau penyedap rasa. Setelah itu, sari
ketela tersebut dicampur. Jika sudah siap, sehingga berbentuk seperti thiwul
mentah sebelum dikukus, adonan tersebut dibentuk diatas kemarang atau tempat
yang tahan panas sekaligus berongga.
Adonan diletakkan
di atas kemarang tersebut dan dibentuk sesuai selera. Setah tertata rapi, adonan dikukus. Lama
pengukusan hanya sekitar 5-10 menit, adonan tersebut kemudian dilepas dari
kemarang dan dijemur di bawah terik matahari.
Rasanya? Pathilo
tidak bisa dimakan segera setelah kering dari proses penjemuran. Karena anda
harus menggorengnya terlebih dahulu dengan api sedang dan cukup minyak. Proses penggorengan
pathilo sangat cepat, mudah dan hemat. Beberapa menit setelah digoreng, pathilo
bisa dinikmati sebagai teman ngobrol atau minum teh.yang mengandung serat
tinggi membuat perut terasa kenyang saat
Berdasarkan pengalaman
pribadi, saya tidak bisa berhenti makan ketika pathilo sudah tersaji. Satu toples
lenyap dalam beberapa menit saja. Apalagi dimakan dalam cuaca dingin ditemani
rintik hujan, juga sangat membantu meredakan kelaparan. Pathilo cocok disajikan
untuk siapa saja. Mulai dari anak-anak hingga orang tua tanpa gigi karena
renyah dan enak.
2 comments:
rengginangggg *Matalope
Tempatku namanya rengginang ubi hihi
Post a Comment