Judul :
Sebelas Patriot
Penulis :
Andrea Hirata
Penerbit : Bentang
Tahun : 2011
Tebal :
112 Halaman
ISBN :
978-602-8811-52-1
Novel ini tidak
bercerita detail tentang perjuangan sebelas patriot seperti yang saya bayangkan
sebelumnya. Tidak juga menjelaskan rinci siapa sebelas patriot yang dimaksud
dan latar belakang cerita kehidupan mereka. Kisah tentang sebelas patriot
adalah kisah tentang: Ayah.
Apa bedanya
dengan novel Ayah? Novel Ayah bercerita tentang kisah Sabari dan Zorro, dua
anak manusia yang ditakdirkan hidup bersama dan menyandang status bapak-anak,
namun sesungguhnya Sabari bukanlah bapak kandung Zorro. Status bapak dan Anak
tersebut diperoleh karena pernikahan Sabari dengan Marlena yang merupakan ibu kandung
Zorro. Bagaimanapun, kisah ini adalah tentang pegorbanan dan kasih sayang
seorang ayah kepada anaknya, meski tak sedarah. Sebuah kehidupan dramatis yang
dialami oleh “orang lain” bagi Andrea Hirata.
Lain halnya
dengan “Sebelas Patriot” yang berkisah tentang Ayah, langsung bagi penulisnya,
Andrea Hirata. Kesan biasa yang didapat dari seorang ayah hingga Ikal remaja
tiba-tiba berbalik 180 derajat menjadi kekaguman, takzim, sekaligus bangga tak
terhingga setelah melihat selembar foto usang. Tampak dalam foto itu seorang
lelaki yang dengan bangga memamerkan sebuah piala. Tatapannya seolah
berlapis-lapis, antara rasa bangga, bahagia, sekaligus sedih tak terkira.
Perasaan Ikal
membuncah ketika tahu bahwa sosok yang ada dalam foto usang itu adalah ayahnya.
Satu dari sebelas patriot pribumi, bungsu dari tiga bersaudara yang palig
berpengaruh diantara mereka, sekaligus pemain sayap kiri terbaik di zamannya.
Foto itu kemudian menjadi penyemangat Ikal untuk melanjutkan mimpi ayahnya:
menjadi pemain PSSI.
Meski mimpi itu
tak teraih, Ikal berhasil menggantikannya dengan membeli kaos bertanda tangan
Figo, pemain Real Madrid di kandangnya. Sepak bola di dunia ini bersaing ketat
dengan cinta, karena sama-sama sanggup membuat gila manusia tanpa rencana.
Kelebihan Buku
Novel ini
ringan, jauh lebih tipis dibanding tetralogi laskar pelangi atau novel “Ayah”.
Gaya Bahasa yang digunakan penulis masih khas, seperti yang sudah dipublikasi
pada novel-novel sebelumnya. Gaya Andrea bercerita kaya diksi sekaligus renyah
layaknya menyimak cerita langsung dari sang pelaku. Sulit rasanya membedakan
apakah ini murni fiksi atau fakta yang diceritakan kembali.
Setiap orang
mungkin punya penilaian berbeda. Namun sejak awal membaca, kesan “Sebelas
Patriot” tidak begitu terasa menjiwai keseluruhan isi cerita. Kecuali pada
bagian puisi pengantar kaos bertanda tangan Figo yang dikirim Ikal dari Eropa
untuk ayahnya, kesan haru, sedih dan bahagia hanya biasa terasa jika
benar-benar membacanya langsung. Nvel ini adalah kesan Ikal tentang ayahnya
yang ternyata merupakan sosok luar biasa dibalik kesederhanaannya yang
bersahaja. Sedetail apapun saya berusaha menceritakannya dalam ulasan singkat
ini, tentu tak akan bisa menggantikan kesan yang tersisa dari proses membaca
langsung.
Jadi, selamat
membaca.
0 comments:
Post a Comment