Tuesday, 12 December 2017

Titah Langit

| |


 
Pagi dari atas jembatan jalan menuju Pare
Aku menggigil. Wajar sih, musim hujan begini, semalam suntuk langit menurunkan buliran air, kuyup di luar, mengalirkan udara yang menusuk tulang hingga ke dalam rumah. Kamarku yang terletak di lantai atas tentu saja tak luput dari semilirnya. Meski hanya lewat kisi-kisi di atas jendela, udara dingin itu cukup mengusik tidurku yang lupa berselimut.


Baik, aku harus bergegas. Mandi pagi memang bukan inginku kali ini. Tapi agenda sudah memaksa. Mau bagaimana lagi?

Kelas dimulai satu jam lagi. Ya, aku harus pergi ke Pare hari ini. Mengikuti serangkaian program belajar Bahasa Inggris yang baru sedikit sekali kupahami. Setelah bersiap, kupastikan tidak ada yang tertinggal. Kutarik tuas setir sekuat mungkin, menyesuaikan kondisi jalanan. Kadang bisa kucapai kecepaan diatas 60 KM/jam, hingga speedometer melewati angka 80, kadang harus kukurangi laju kendaraan hingga menyentuh angka 40 saja. Jalan pagi-pagi ternyata asik sekali, bisa menikmati udara segar dan indahnya pemandangan pagi seperti pada foto di atas.

Terlambat. Rupanya sekitar 10 menit yang lalu kelas sudah dimulai. Syukurlah, aku masih bis amasuk dan memasang tampang tak bersalah. Ini hari pertama. Wajar kan, masih masa perkenalan?

“Ya, silakan masuk.” Miss Silvy mempersilakan dengan ramah. Kemudian melanjutkan penjelasan tentang peraturan kelas.

Baik, ini kelas pertama Bahasa Inggris yang benar-benar kuikuti. Sebelumnya, aku hanya belajar otodidak dan nekat mengikuti real test TOEFL ITP. Hasilnya? Skor 477 setelah sebulan sebelumnya membaca materi, mengerjakan soal dan melatih pendengaran melalui film berbahasa Inggris.

Kenapa baru sekarang?

Entahlah, rasanya ini titah dari langit. Awalnya ada teman yang bilang pengen kursus English ke Pare. Kampung Inggris Pare memang sudah terkenal, tidak terlalu jauh, tapi aku belum pernah sekalipun ke sana. Parah ya? Setelah aku pertimbangkan, sebaiknya kau juga mengambil kursus kelas TOEFL, lumayan buat peningkatan dan mengisi waktu luang.

Eh, ternyata setelah aku selesai daftar via online, temanku itu malah batal daftar. Yas udah, akhirnya aku sendiri berangkat. Toh di sana nanti bakal ketemu teman baru dan ngga bakal sendiri lagi, kan?

Jadi, selama sebulan kedepan, setiap hari senin-jum’at aku pergi ke Pare. Perjalanan dari Ngoro ke Pare sekitar setengah jam, melalui jalanan yang cukup lengang jika dibanding dengan jalanan kota metropolitan.

Di Kampung Inggris, aku memilih ELFAST sebagai tempat kursus terpercaya. Awalnya aku tak tahu soal Lembaga ini. Ketika mencari informasi via web, Lembaga ini menawarkan harga kursus yang terjangkau sekaligus tampak terpercaya.

Ternyata benar, tempatnya asik. Lembaga ini sudah kredibel sejak 2002. Lokasinya memang masuk gang. Tidak di tepi jalan provinsi seperti beberapa Lembaga Kurusu Bahas Inggris yang lain. Tapi masya Allah, aura belajar benar-benar terasa di sini. Bangunannya mirip kos-kosan mewah dengan dua lantai dan kelas-kelas yang berjajar rapi dari utara ke Selatan. Saat masuk gerbang, pemandangan yang terpampang adalah siswa siswi hilir mudik, keluar masuk “kampus”, sepeda onthel  berjajar rapid an banyak sekali, juga keluar masuk tanpa henti. Sementara motor juga ada beberapa. Begitu juga parkir mobil, selalu tampak terisi oleh mobil pengantar atau penjemput siswa yang mengkuti program belajar.


Aku segera menyesuaikan ritme belajar. Kuikuti kelas demi kelas dengan senang hati. Rupanya begini, mengikuti titah dari langit untuk setiap aktivitas, bisa menimbulkan perasaan senang dan tanpa beban meski sesungguhnya melelahkan.

#Sampai jumpa di kisah berikutnya. Mungkin akan kuceritakan tentang salah satu guru yang mengajar kelas kami. Orangnya luar biasa, cantik, enerjik, optimis dan tegas dengan peraturan. Keren deh.

#Tantangan Fiksi
#OneDayOnePost

8 comments:

Dyah Yuukita said...

Wahhh, mau ikutan belajar wkwkwk

Dwi Septiyana said...

pengen mungkin hrsnya italic ya, "selatan" juga s-nya kapital dan KM/jam adl km/jam (maklum sy pengajar sains, heee)

oke, tulisan pengalamanny asyik :)

Ilmi Tamami said...

semangat kakak...., hehe semoga segera menyusul

Bari said...

Jadi pingin belajar di kampung inggris

Wakhid Syamsudin said...

Keren.

Alfianosekai said...

gatau kenapa gak ngerti bahasa linggis -_-
tapi lebih ngerti bahasa jepun

Wiwid Nurwidayati said...

Kampung inggris ya, pengin sesekali bisa belajar ke sana

Wiwid Nurwidayati said...

Kampung inggris ya, pengin sesekali bisa belajar ke sana

Post a Comment

Popular Posts

Blogger templates

Blogroll

About

Search This Blog

Powered by Blogger.
 

Designed by: Compartidísimo
Images by: DeliciousScraps©