Monday, 30 April 2018

Resensi Novel: Bidadari Untuk Dewa

| |



Judul     : Bidadari Untuk Dewa
Penulis : Asma Nadia
Penerbit              : KMO Publishing
Dimensi                : 14 CM X 20.5 CM
ISBN      : 978 602 50441 06
Tahun   : 2017


Jenis Buku

Novel Bidadari Untuk Dewa termasuk dalam jenis buku fiksi, yaitu buku yang menceritakan baik sebagian atau seluruhnya berasal dari unsur imajinasi. Teknik penulisan novel berbeda dengan teknik penulisan biografi. Namun bagi penggemar fiksi, tentu lebih menyenangkan membaca kisah hidup seseorang dari novel ketimbang membaca tulisan non fiksi yang penuh bahasa baku dan kaku. Dunia fiksi mampu membawa angan dan imajinasi pembaca terbang tinggi, menyuguhkan dunia yang berbeda di dalam kepala, sesuai dengan deskripsi cerita.

Sinopsis

Novel Bidadari Untuk Dewa berkisah tentang kehidupan seorang marketer, entrepreneur, penulis, trainer, sekaligus  salah satu developer property syari’ah di Indonesia: Dewa Eka Prayoga. Kisah hidupnya yang epic, penuh drama nyata dan lengkap dengan kisah duka derita. Kisah hidup yang dibugkus rapi dengan beberapa konflik yang kompleks mampu membawa pembaca terlibat secara emosi.

Saya pribadi merasa gemas ketika Dewa jatuh cinta namun mampu menjaga perasaannya sedemikian rupa hingga keduanya halal. Padahal setiap hari Dewa bertemu dengan gadis pujaannya, terlibat dalam pekerjaan, bahkan sampai menjadi partner bisnis yang saling mendukung. Perkenalan yang tidak singkat itu mampu meyakinkan dewa untuk memilih Haura sebagai istri. Penolakan sang ibu berusaha diredamnya hingga pernikahan itu banr-benar terlaksana.

Sesungguhnya, tak ada cinta yang sempurna karena dilingkupi bahagia sepanjang masa. Justru, semakin kuat cinta, semakin besar ujian yang harus dihadapi keduanya. Dewa dan Haura tahu, pernikahan buka akhir dari perjalanan cinta mereka, melainkan awal dari kehidupan yang sangat panjang, perjalanan yang tak jelas ujungnya dimana dan kapan akan berhenti.

Kisah hidup Dewa memang layak diabadikan, supaya semakin banyak orang membaca, semakin besar pula kesempatan eksis di dunia literasi. Karena kisah Dewa, adalah kisah seorang penulis! Maka mau tak mau, membac anovel ini seperti disajikan virus: Ayo, nulis! Yang tak bisa ditolak oleh tubuh.

Unsur Intrinsik Novel

Alur
Novel ini disusun dengan alur maju-mundur. Beberapa saat menceritakan peristiwa sesuai dengan waktu berjalannya cerita, sesaat kemudian menceritakan kilas balik peristiwa di masa lalu, sehingga tersusun cerita yang lengkap. Novel ini mampu membawa pembac amembayangkan kehidupan utuh seorang Dewa.

Latar      :  Latar tempat yang digunakan dalam novel ini adalah Jawa barat, daerang bandung-Sukabumi-Sumedang-Bogor dan sekitarnya. Tempat Dewa tumbuh, mengadu hidup dengan segudang mimpi dan rencananya, hingga terpuruk hampir meregang nyawa.

Suasana               : Bahagia, tegang, terharu, geregetan, sedih.

Tokoh   : Dewa, Haura, Rizal, Mirza, Ibu, mertua, Nabila, Gadis Apel, para investor, dan peserta seminar sebagai tokoh tambahan

POV       : Kisah ini diceritakan dari sudut pandang orang ketiga yang mampu melihat setiap sudut cerita sekaligus menceritakan detail kekuatan masing-masing tokoh


Amanat : Kesuksesan besar harus diperjuangkan dengan cara yang besar pula. Tak peduli sebesar apapun ujian, harus dihadapi. Karena Tuhan menguji sesuai batas kemampuan hamba, tidak lebih dan tidak kurang sedikitpun.  Keteguhan hati Haura untuk tetap mendampingi Dewa dalam keadaan apapun menunjukkan bahwa setiap wanita yang sanggup bertanggung jawab terhadap pilihannya, mampu dan mau menerima apapun keadaan pasangan, memang pantas dijuluki sebagai bidadari.


0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Blogger templates

Blogroll

About

Search This Blog

Powered by Blogger.
 

Designed by: Compartidísimo
Images by: DeliciousScraps©