Tuesday, 30 October 2018

Dari PJ Untuk Seluruh Penduduk ODOP Batch 6

| |




Jika diibaratkan asrama, kami bukanlah musyrif atau musyrifah, para Pembina asrama yang lebih dewasa, luas ilmunya, juga lebih mengenal dunia literasi dibanding anak-anak asrama.

Jika dibandingkan dengan sekolah, kami juga bukan guru yang siap membimbing, memberi segenap materi lengkap sebagai bahan ujian. Kami juga bukan pamong yang tugasnya menjaga ketertiban warga. Bukan, kami bahkan tidak menyediakan bangku dan kursi untuk teman-teman belajar di ruang ini. Sebuah ruang besar yang kami sebut sebagai “rumah”, kadang kami menyebutnya sebagai “rumah kos”, tempat berkumpulnya para perantau atau pembelajar dengan hobi yang sama: menulis.

Ya, ODOP bagi kami tak lebih dari sebuah rumah besar. Dimana penghuninya saling mengenal dan saling terhubung sehingga terasa sebagai “keluarga” meski terpaut jarak dan usia. Ada berbagai karakter berkumpul disini. Ada yang keras, ramah, sibuk, perhatian, cuek, ada penulis puisi, cerpen, peneliti, penulis status, penulis konten, ada juga penulis twit yang membiarkan blog-nya menjadi sarang laba-laba entah berapa lama. Ada yang suka keramaian, ada juga yag hobi menyendiri.

Ah, dunia kecil itu terangkum dalam sebuah rumah besar bernama ODOP. Kawan, ini hanyalah sebuah komunitas menulis online, tidak lebih. Jangan terlalu bangga karena sudah lulus program dua bulan menulis Bersama ODOP, pun jangan terlalu kehilangan jika akhirnya harus merelakan perjuangan karena ada hal-hal yang membuat kami tak dapat memberi sertifikat kelulusan. Kami para PJ, hanyalah kepanjangan tangan, penerus dari pendiri komunitas ini, yang ingin berbagi dan menambah teman untuk bersama melangkah, meramaikan dunia literasi.

Komunitas ODOP tentu bukan dan tak akan menjadi ukuran mutlak keberhasilan penghuninya di dunia literasi negeri ini. Tak seorangpun dari kami mampu menjamin teman-teman untuk menjadi blogger professional, penulis novel, atau buku literatur best seller setelah bergabung dalam komunitas ini. Tidak, keberhasilan setiap penghuni ODOP memiliki jalannya sendiri. Tergantung kita bagaimana menapaki dan kapan akan sampai.

Dalam komunitas ini, kami berbagi banyak hal. Mulai dari waktu, kepercayaan, senda gurau, ilmu kepenulisan, persaudaraan, hingga kadang materi yang entah bagaimana bisa direlakan begitu saja. Semua itu tidak tumbuh tiba-tiba, tidak terbangun dalam satu kedipan mata. Kami saling berbagi kata, hingga timbul rasa saling percaya. Dari sanalah pertemuan demi pertemuan bermula, meluaskan rencana, hingga ada yang melanjutkannya dalam kehidupan rumah tangga. Adakah yang berencana menyusul jejak mereka?

Akhirnya, kita semua harus tahu. Bahwa komunitas ini ada bukan untuk menjadi segalanya di dunia imajinasi yang meraja. Komunitas ODOP hadir sebagai “rumah”, agar penghuninya bisa saling berbagi ilmu dan memberi motivasi, menjadi bagian besar perjalanan literasi negeri ini. Bukan untuk memupuk rasa iri, bukan ula untuk memupuk prasangka lalu ingin pergi begitu saja tanpa sepatah kata yang tersisa.

Perjalanan komunitas ini hari demi hari, bukan pula tanpa masalah yang berarti. Tak sedikit friksi yang pernah terjadi, tak sepele masalah yang harus kami hadapi, hingga beberapa diantara kami akhirnya lebih memilih pergi. Hidup selalu penuh dengan pilihan, bukan? Maka setelah pilihan itu diambil, setiap orang harus belajar saling menghormati. Lalu menganggap selesai setiap luka yang telah diobati.

Baik, perjalanan ODOP 6 sudah sampai di titik ini. Titik yang menentukan sebagian boleh bertahan, lalu sebagian yang lain harus mengalihkan jalur perjalanan. Tak ada menang atau kalah dalam perjalanan ini. Tak ada pula senioritas atau mayoritas dalam komunitas ini. Yang ada, kita saling mengenal dan berbagi motivasi, kita saling percaya, bersama memperbaiki diri dan terus berkarya lebih baik lagi.

Komunitas ini akan terus melangkah bersama kalian, un bisa berhenti jika tak ada lagi yang ingin bertahan. Komunitas ini bisa mencapai visi dan misi yang direncanakannya, bisa juga kandas di tengah jalan tanpa harapan. Semua tergantung pada setiap penghuninya. Kita tidak bisa saling bergantung dan menunggu pergerakan, sementara yang lain juga berbuat demikian. Kita semua, memiliki tugas dan kepentingan yang sama untuk terus membuat pergerakan.

Selamat untuk semuanya, kalian luar biasa. Baik yang berhasil hingga lulus maupun yang harus mengubah alur perjalanan, perkenalan kita tak terhenti disini, bukan?


15 comments:

MS Wijaya said...

😒😒

ummuarrahma@gmail.com said...

Terharu sekali 😭😭 semoga kelak semua menjadi bintang meski melalui jalan yang berbeda-beda. Terimakasih untuk kebersamaan yg indah dari selurus PJ juga seluruh peserta.😍😍

CelotehAkoe said...

😭😞🀝🀝🌷🌷 Maasyaa Allah ini rumah yang berkesan dan Apapun hasilnya mamak makasih banyak but kesemoatan Mengenal seluruh penghuni rumah besar yg nyaman ini. 🀝🌷🌷Best n love

Rohmah Park said...

Kak Saki 😭😭😭😭😭😭😭

Lia Anelia said...

πŸ€—πŸ€—πŸ€—πŸ€—

Isnaini Annisa said...

Kupun ikut terharu membacanya 😒

Isnaini Annisa said...

Kupun ikut terharu membacanya 😒

Yolanda Putri said...

ODOP, seperti keluarga bagi Oland. Siapa nih yang ngiris bawang sembarangan? Kan jadi nangis, huhuhu😒

Yuliani Djaya said...

Mba Kifaaaaaa 😒

Akmala Maulida said...

MasyaAllah... Kaa Sakifaa... Terharu bgt.

Naila Zulfa said...

Mbak Kifaaaa, sedih bacanya, mengharu biru...

Nining Purwanti said...

Kak Kifa sayang. Terima kasih untuk kesabaranmu mendampingiku. Bagiku, ODOP rumah ternyaman yang ingin selalu kutinggali. 😭😘

Hardiani Rahmania said...

😒😒😒

Hardiani Rahmania said...

😒😒😒

Wira Satya Nagara said...

Waktu terasa semakin berlalu tinggalkan cerita tentang kita, akan tiba masa yang indah di saat kita bersama_ lupa-lupa ingat lirik peterpan 😭

Post a Comment

Popular Posts

Blogger templates

Blogroll

About

Search This Blog

Powered by Blogger.
 

Designed by: CompartidΓ­simo
Images by: DeliciousScraps©