Jika diibaratkan
asrama, kami bukanlah musyrif atau musyrifah, para Pembina asrama yang lebih
dewasa, luas ilmunya, juga lebih mengenal dunia literasi dibanding anak-anak
asrama.
Jika dibandingkan
dengan sekolah, kami juga bukan guru yang siap membimbing, memberi segenap
materi lengkap sebagai bahan ujian. Kami juga bukan pamong yang tugasnya
menjaga ketertiban warga. Bukan, kami bahkan tidak menyediakan bangku dan kursi
untuk teman-teman belajar di ruang ini. Sebuah ruang besar yang kami sebut sebagai
“rumah”, kadang kami menyebutnya sebagai “rumah kos”, tempat berkumpulnya para
perantau atau pembelajar dengan hobi yang sama: menulis.
Ya, ODOP bagi
kami tak lebih dari sebuah rumah besar. Dimana penghuninya saling mengenal dan saling
terhubung sehingga terasa sebagai “keluarga” meski terpaut jarak dan usia. Ada berbagai
karakter berkumpul disini. Ada yang keras, ramah, sibuk, perhatian, cuek, ada penulis
puisi, cerpen, peneliti, penulis status, penulis konten, ada juga penulis twit
yang membiarkan blog-nya menjadi sarang laba-laba entah berapa lama. Ada yang
suka keramaian, ada juga yag hobi menyendiri.
Ah, dunia kecil
itu terangkum dalam sebuah rumah besar bernama ODOP. Kawan, ini hanyalah sebuah
komunitas menulis online, tidak lebih. Jangan terlalu bangga karena sudah lulus
program dua bulan menulis Bersama ODOP, pun jangan terlalu kehilangan jika
akhirnya harus merelakan perjuangan karena ada hal-hal yang membuat kami tak
dapat memberi sertifikat kelulusan. Kami para PJ, hanyalah kepanjangan tangan,
penerus dari pendiri komunitas ini, yang ingin berbagi dan menambah teman untuk
bersama melangkah, meramaikan dunia literasi.
Komunitas ODOP
tentu bukan dan tak akan menjadi ukuran mutlak keberhasilan penghuninya di dunia
literasi negeri ini. Tak seorangpun dari kami mampu menjamin teman-teman untuk
menjadi blogger professional, penulis novel, atau buku literatur best seller
setelah bergabung dalam komunitas ini. Tidak, keberhasilan setiap penghuni ODOP
memiliki jalannya sendiri. Tergantung kita bagaimana menapaki dan kapan akan
sampai.
Dalam komunitas
ini, kami berbagi banyak hal. Mulai dari waktu, kepercayaan, senda gurau, ilmu kepenulisan,
persaudaraan, hingga kadang materi yang entah bagaimana bisa direlakan begitu
saja. Semua itu tidak tumbuh tiba-tiba, tidak terbangun dalam satu kedipan mata.
Kami saling berbagi kata, hingga timbul rasa saling percaya. Dari sanalah
pertemuan demi pertemuan bermula, meluaskan rencana, hingga ada yang melanjutkannya
dalam kehidupan rumah tangga. Adakah yang berencana menyusul jejak mereka?
Akhirnya, kita
semua harus tahu. Bahwa komunitas ini ada bukan untuk menjadi segalanya di
dunia imajinasi yang meraja. Komunitas ODOP hadir sebagai “rumah”, agar penghuninya
bisa saling berbagi ilmu dan memberi motivasi, menjadi bagian besar perjalanan
literasi negeri ini. Bukan untuk memupuk rasa iri, bukan ula untuk memupuk
prasangka lalu ingin pergi begitu saja tanpa sepatah kata yang tersisa.
Perjalanan komunitas
ini hari demi hari, bukan pula tanpa masalah yang berarti. Tak sedikit friksi yang
pernah terjadi, tak sepele masalah yang harus kami hadapi, hingga beberapa
diantara kami akhirnya lebih memilih pergi. Hidup selalu penuh dengan pilihan,
bukan? Maka setelah pilihan itu diambil, setiap orang harus belajar saling menghormati.
Lalu menganggap selesai setiap luka yang telah diobati.
Baik, perjalanan
ODOP 6 sudah sampai di titik ini. Titik yang menentukan sebagian boleh
bertahan, lalu sebagian yang lain harus mengalihkan jalur perjalanan. Tak ada
menang atau kalah dalam perjalanan ini. Tak ada pula senioritas atau mayoritas
dalam komunitas ini. Yang ada, kita saling mengenal dan berbagi motivasi, kita
saling percaya, bersama memperbaiki diri dan terus berkarya lebih baik lagi.
Komunitas ini
akan terus melangkah bersama kalian, un bisa berhenti jika tak ada lagi yang ingin
bertahan. Komunitas ini bisa mencapai visi dan misi yang direncanakannya, bisa
juga kandas di tengah jalan tanpa harapan. Semua tergantung pada setiap penghuninya.
Kita tidak bisa saling bergantung dan menunggu pergerakan, sementara yang lain
juga berbuat demikian. Kita semua, memiliki tugas dan kepentingan yang sama
untuk terus membuat pergerakan.
Selamat untuk
semuanya, kalian luar biasa. Baik yang berhasil hingga lulus maupun yang harus
mengubah alur perjalanan, perkenalan kita tak terhenti disini, bukan?
15 comments:
π’π’
Terharu sekali ππ semoga kelak semua menjadi bintang meski melalui jalan yang berbeda-beda. Terimakasih untuk kebersamaan yg indah dari selurus PJ juga seluruh peserta.ππ
πππ€π€π·π· Maasyaa Allah ini rumah yang berkesan dan Apapun hasilnya mamak makasih banyak but kesemoatan Mengenal seluruh penghuni rumah besar yg nyaman ini. π€π·π·Best n love
Kak Saki πππππππ
π€π€π€π€
Kupun ikut terharu membacanya π’
Kupun ikut terharu membacanya π’
ODOP, seperti keluarga bagi Oland. Siapa nih yang ngiris bawang sembarangan? Kan jadi nangis, huhuhuπ’
Mba Kifaaaaaa π’
MasyaAllah... Kaa Sakifaa... Terharu bgt.
Mbak Kifaaaa, sedih bacanya, mengharu biru...
Kak Kifa sayang. Terima kasih untuk kesabaranmu mendampingiku. Bagiku, ODOP rumah ternyaman yang ingin selalu kutinggali. ππ
π’π’π’
π’π’π’
Waktu terasa semakin berlalu tinggalkan cerita tentang kita, akan tiba masa yang indah di saat kita bersama_ lupa-lupa ingat lirik peterpan π
Post a Comment