Saturday, 19 August 2017

Sosok yang Membagi Inspirasi dari Hati

| |



Tugas kelas non fiksi ODOP kali ini menuntut setiap anggota menuliskan sosok yang menginspirasi. Sungguh, tidak sulit sebenarnya menemukan orang-orang yang telah banyak memberi saya inspirasi, baik dari kalangan orang terkenal, ulama, penulis, akademis, orang-orang yang saya jumpai sehari-hari di lingkungan keluarga, kampus, teman, bahkan orang-orang yang “tanpa rencana” bertemu dalam perjalanan dan kemudian menjadi perantara hikmah kehidupan.


Namun, tugas ini tak sesederhana itu. Pemateri Dewie DeAn memberi batasan cukup ekstrim untuk menulis sosok yang dimaksud: hanya dari anggota ODOP aktif. Mereka yang sudah pasif dan meninggalkan group tidak termasuk dalam kategori ini. Sayang, padahal kalau boleh menulis tentang “mantan” anggota ODOP, ada banyak juga yang inspiratif, lho!

Setelah merenung tujuh jam tujuh malam, sampailah saya pada beberapa pilihan untuk menulis sosok anggota ODOP. Beberapa teman sudah ada yang menyelesaikan tugas ini. Aduh, pilihan semakin sedikit. Iya kan, masa menulis sosok yang sama dengan yang lain? Padahal yang lain juga keren, meski memilih satu diantara mereka sejujurnya sedikit sulit.

Akhirnya, saya memilih menulis tentang sosok yang suka sekali membagi inspirasi dari hati. Dia menulis bukan untuk mengejar materi, bukan pula untuk menabung dan membeli sapi. #loh

Sosok satu ini, menulis karena ingin berbagi. Ya, berbagi banyak hal yang dia ketahui. Karena bisa jadi, apa yang kita tahu, orang lain belum tahu, kemudian suatu saat membutuhkan informasi dari apa yang kita tahu. Dengan berbagi meski hanya lewat tulisan, dia yakin bahwa akan selalu ada orang-orang yang membaca dan berharap tulisan itu bermanfaat bagi siapapun yang ditakdirkan “menemui” tulisannya.

Nomaden Sejak Kecil

Sosok inspiratif kita ini adalah pria kelahiran Jakarta. Kemudian saat kelas 3 SD, harus pindah dan tinggal di Kudus hingga selesai sekolah jenjang SMA. Tinggal jauh dari orang tua menuntutnya menjadi pribadi yang mandiri sejak dini. Memang benar, tanah rantau banyak mengajarkan hal-hal yang mungkin tidak bisa diperoleh dalam kasih sayang orang tua.

Setelah lulus SMA, dia kembali ke Bekasi. Sekarang tinggal di Jakarta-Bogor. Yah, bolak balik gitu mirip setrikaan. Mumpung masih “sendiri” mungkin ya, jadi belum banyak tanggungan. Tidak masalah mau tinggal dimanapun. Yang penting dia bisa melakukan semua aktivitas yang memang dipilihnya dengan bahagia.

Menjaga Pola Hidup Sehat di Tengah Kesibukan yang Padat

Kesibukannya sehari-hari adalah menjadi bagian dari tim developer property syari’ah. Hampir satu tahun ini dia dan timnya harus bekerja tanpa mengenal waktu. Tak jarang harus pergi pagi pulang malam, kadang harus survey lapangan, mengerjakan berbagai proyek, sampai kegiatan marketing yang menyita banyak waktu dan tenaga.

Akhir pekan atau hari libur tak pernah dia isi dengan bermalas-malasan tanpa alasan. Selalu ada saja yang dikerjakan. Entah bersepeda, mengunjungi Sentul, pegunungan, gemericik air sungai, atau sekedar menikmati udara pedesaan. Dalam kesempatan lain, dia bisa menikmati jogging di antara keramaian kota. Memilih taman atau lahan hijau terbuka sebagai “wilayah”nya, atau berenang untuk menyegarkan jiwa dan raga.
Untuk makanan, dia paling suka makan buah. Susu dan daging atau ikan bukan makanan favoritnya, tapi dia tahu harus tetap makan untuk menjaga kesehatan dan menjaga gizi tetap seimbang.

Dia sadar benar, bahwa raga manusia memiliki batas kemampuan. Tidak ada tenaga seorangpun di dunia ini yang bisa diforsir sedemikian rupa tanpa mengenal rasa lelah atau bosan. Namun itu tidak menghalanginya untuk tetap sibuk dengan banyak aktivitas. “Ada mimpi yang harus direalisasikan.” Begitu tekadnya. Niat yang kuat memang bisa memicu semangat luar biasa. Untuk menjaga tubuhnya agar tetap sehat, dia selalu berusaha menjaga keseimbangan antara waktu istirahat, kewajiban yang harus diselesaikan, pola makan, juga kebiasaa nsehari-hari mulai dari hal yang sepele. Seperti makan sambil duduk dan menggunakan tangan kanan, misalnya. Dia juga aktif mengisi jiwanya dengan menghadiri kajian ilmu agama. Berusaha shalat tepat waktu dan menghadiri jamaah di masjid, terutama saat shubuh.

Dia yakin, pola hidup yang sehat akan sangat bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Pekerjaan dan kesibukan yang banyak tidak akan bisa diselesaikan jika kita tidak menjaga kesehatan, bukan?

Sayang Kucing Lebih dari Status “Teman”

“Kucing adalah satu-satunya makhluk yang menemaniku sejak kecil.” Katanya. Jauh dari orang tua sejak kecil tentu tidak mudah dilalui. Sebaik apapun saudara atau sanak keluarga, pasti berbeda dengan perlakuan orang tua kepada anaknya.

Kucing adalah binatang yang lucu, menggemaskan, juga terkesan sangat pengertian. Jika sudah ada semacam “chemistry” antara si kucing dengan tuannya, si manis ini bisa saja menurut dan mengerti perasaan sang empunya, menghibur dan mengajak bercanda saat yang punya sedih. Saat ini, ada Chito yang menemani hari-harinya.

Prinsip Hidup

Khoirunnaas anfa'uhum linnaas
Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya. (Al Hadits)

Sabda Rasulullah inilah yang menjadi motto hidupnya. Menggerakkan semangat untuk selalu berbagi kebaikan lewat tulisan dan tindakan. Pria kelahiran 25 Desember ini selalu tampak sibuk, namun tetap rajin menulis dan dipublikasi melalui blognya. Jika ingin mengenanya lewat tulisan, bisa di cek ke inspirasidihati.blogspot.co.id

Baginya, belajar adalah sebuah aktivitas kehidupan yang tidak mungkin ditinggalkan dimanapun posisinya. Blog ini berisi berbagai informasi yang sangat bermanfaat. Sesuai judulnya, “inspirasi di hati” atau “Inspirasi Seorang Pembelajar”, ada banyak hikmah yang bisa kita petik dari setiap tulisannya. Mulai dari tips tentang dunia teknologi, inspirasi yang diperoleh melalui kejadian sehari-hari, hingga cerita tentang Chito yang selalu manis dan anggun.

 Alasan Menulis

Apa yang menjadi motivasinya untuk selalu menulis? Dia bilang, “Sejujurnya saya belum siap menjadi penulis.” Ya, untuk menjadi seorang penulis memang membutuhkan persiapan mental dan ilmu. 

Proses sebuah tulisan untuk diterima oleh pembaca tidak selalu mudah. Ada penulis yang hanya butuh waktu satu tahun untuk menulis buku pertama, ada juga yang butuh bertahun-tahun sehingga merasa “mantap” untuk menerbitkan sebuah tulisan. Tapi saya salut, di tengah ketidaksiapannya menjadi seorang penulis, dia tetap lebih sering menulis di blog daripada saya. "Untuk membagi manfaat seluas-luasnya," itulah alasannya tetap menulis.

Mungkin nanti, bisa jadi dia akan menerbitkan buku lebih cepat dari yang lain. Ya, siapa tahu? Kebiasaannya menulis dan menggali inspirasi dari kejadian sehari-hari akan memicunya menulis lebih banyak lagi dan lagi, sehingga jadilah sebuah buku.


Sudah tahu sosok inspiratif yang saya maksud? Ya!

Dia biasa dipanggil: Ran.

4 comments:

Na said...

Manis banget ulasannya. Benar-benar menginspirasi.

Lisa Lestari said...

Mas tamvan jadi inspirasi tuuuh... Si push ikut ngetrend juga

Dewie dean said...

Cieeee.aku uda nebak pasti kakak ini karena gk boleh nulis tentang kakak yg itu haha

Eh emang mnginspirasi ini kakak

Jazilula said...

Tentang dia

Post a Comment

Popular Posts

Blogger templates

Blogroll

About

Search This Blog

Powered by Blogger.
 

Designed by: Compartidísimo
Images by: DeliciousScraps©