Thursday, 15 February 2018

RCO: Antara Kebutuhan, Kewajiban, dan Bisik Kemalasan

| |



Awalnya, aku enggan diminta menjadi penanggung jawab RCO. Kau tahu kan, RCO? Reading Challenge ODOP. Program tantangan membaca yang diselenggarakan Komunitas One Day One Post. Bagaimana mungkin menjadi PJ, sementara pada program RCO sebelumnya saja aku tak sanggup menyelesaikan semua tantangan di setiap sesinya? Aku tidak lulus. Pantaskah menjadi PJ RCO berikutnya?


Berat, sungguh berat!

Membiasakan diri untuk membaca ternyata tak benar-benar sederhana. Mungkin, awalnya kita berniat sangat kuat untuk rajin membaca. Namun seiring waktu, semangat itu kian memudar dan perlahan menghilang. Itulah yang sering terjadi padaku. Meski di sisi lain aku juga sadar, inilah sebenarnya fungsi komunitas. Agar ada teman yang mengingatkan, memberi semangat, bahkan “memberi sanksi” ketika rasa malas datang menghampiri.

Berbekal tekad dan semangat yang hampir mati, kuterima tugas berat ini. Menjadi penanggung jawab berarti menjadi penguasa kelas #ketawaJahat. Itu artinya, harus merekap, menjaga anggota  mematuhi peraturan yang disampaikan sebelumnya, menyusun dan mereaisasikan program, dan yang pasti, harus meluangkan waktu untuk membaca!

Capek, ngantuk, malas, campur jadi satu. Apalagi ketika di dunia nyata tugas dan pekerjaan sedang menumpuk. Rasanya ingin menyerah saja. Seperti hari ini, mulai jam 05.15 pagi aku sudah pergi ke pasar, belanja, pulang setrika, tak lama kemudian siap-siap ke toko. Baru mau dhuha, sudah ditelpon agar segera ke toko. Agak siang, ditelepon untuk pulang hari ini. Padahal jarak dari sini ke rumah sekitar 70 menit naik motor, berarti pulang-pergi perjalanan saja sekitar 1 jam setengah. Itu berarti semakin banyak yang harus diselesaikan sebelum pulang. Bayar pajak, cek pengiriman ke kantor pos, bayar telepon, ahh!

Belum lagi urusan sales di toko. Mereka suka sekali menyita perhatian. Menghabiskan banyak sekali waktu karena selain meneirma barang, kami harus cek harga dan input ke system computer.

Capek!

Ingin sekali menyerah. Tapi apa rela besok saat terakhir tak ada nama sendiri di daftar peserta yang lulus? Oh, jadi karena sertifikat? Oh, please! bukan! kalau mau, sertifikan bisa dibuat sendiri,kan? #eh. Aku hanya malu dengan peserta yang lain. Bukankah mereka juga sibuk? Lalu jika mereka mampu bertahan, alasan apa yang bisa membuat aku tak sanggup bertahan?

Padahal sesungguhnya, membaca adalah kewajiban pribadi. Aku suka. Selalu suka membaca. Tapi kenapa jadi berat sekali ketika hobi itu bertabrakan dengan kepentingan lain? Duh, ini Namanya alasan ya? Faidzaa ‘azamta fatawakkal ‘alallah….

Tak ada yang gratis untuk menikmati semua kesuksesan dan manis dalam hidup. Tak ada! Kita harus membayarnya, terkadang dengan sangat mahal: pengorbanan waktu dan tenaga tanpa ukuran. Jangan lupa, bahwa kunci kemudahan dalam hidup salahs atunya adalah karena ilmu. Sedangkan ilmu, kita dapat salah satu caranya dengan rajin membaca.

Ingatlah, ketika membaca biografi orang-orang hebat. Ada Amien Rais, BJ Habibie, Ir. Soekarno, dan banyak lagi orang hebat lain di negeri ini, juga di luar negeri, salah satu kunci sukses mereka adalah banyak membaca. Mereka tak segan merelakan sebagian besar tabungan bukan untuk kesenangan  akan makanan, pakaian atau tren teknologi, tapi untuk satu benda bernama buku. Bahkan perintah yang pertama turun kepada Rasulullah SAW adalah: Bacalah! Atas nama Tuhanmu yang menciptakan. (Q.S. Al-Alaq: 1)

Kita tak punya alasan untuk tidak membaca, kalau ingin sukses dan terus menambah ilmu. Baca, baca, baca! Manfaatkan setiap peluang yang ada untuk menambah ilmu agar waktu tak berlalu sia-sia. RCO ini hanya salah satu upaya agar kita merasa kuat untuk menjadi terbiasa membaca. Mungkin bisa jadi sangat bermanfaat bagi siapapun yang bersungguh-sungguh mengikuti, sekaligus menjadi beban berat ketika prioritas untuk tetap membaca itu bergeser dengan kepentingan lain.


Meski berat, lelah, dan kadang terpaksa, bagiku RCO sangat membantu “mendisiplinkan diri” untuk tetap membaca ditengah berbagai kesibukan yang menyita tenaga. Terima kasih buat partner PJ, semua anggota dan Komunitas One Day One Post yang sudah menyelenggarakan program ini. Semoga proses pembiasaan membaca tak berhenti di sini. Dimanapun dan kapanpun, kita harus terbiasa untuk membaca. Mohon maaf atas segala kekurangan dan semoga RCO berikutnya bisa lebih baik lagi.

#RCO
#ODOP
#KesanRCO
#ReadingChallenge

7 comments:

Lisa Lestari said...

De Saki super sibuk yo, ngalahin aku. Makasih yaa sudah jadi pije RCO.

Wakhid Syamsudin said...

Mantap pije kita satu ini.

Ciani Limaran said...

Kerenlah kakak ini....

Alif Kiky Listiyati said...

Mbak Saki, makasih banyak ya sudah jadi pj RCO yg mantep. Apalagi sering kirim ebook. Makasih banyak mbak Saki. Semoga selalu diberikan kesehatan dan kemudahan urusan

raihana mahmud said...

Semangaaat...bener..saya ingat salah seorang penulis yang saya kenal, Pak Emcho, beliau menulis buku yg salah satu judulnya Sopo Ora Sibuk, siapa yang ngak sibuk. Jadi, itu bukan alasan yang tepat untuk mengkambinghitamkan rasa malas kita sendiri...

Wakhid Syamsudin said...

Keren nih.

Rusdi S.Pd said...

Jadi pengen rajin membaca juga, maklum saya bukan termasuk orang yang suka membaca buku.

Post a Comment

Popular Posts

Blogger templates

Blogroll

About

Search This Blog

Powered by Blogger.
 

Designed by: Compartidísimo
Images by: DeliciousScraps©